Chapter 14: Diagon Alley

4.2K 343 19
                                    

Harry mengeluh, menggumamkan "Protego " dengan malas-malasan. Baru tadi dia berpikir dan menyatakan bahwa ini adalah kunjungan ke Diagon Alley nya yang paling menyenangkan. Mantra bius bercahaya merah yang dari tadi sudah dia melihat meluncur ke arahnya memantul tegak lurus, kembali ke si penembak. Orang yang melancarkannya sama sekali tak menyangka bahwa pantulan mantranya sendiri bisa secepat ini, tiga kali lebih cepat. Well , kalau dengan tongkat pinus Harry, apapun bisa dipercepat. Harry menghela nafas berat.

Para orang-orang yang belanja jelas tidak menyadari bahaya, karena tadi saat mantra bius meluncur, tidak ada seorang pun yang bergerak. Dan, sekarang, alih-alih berlindung, malah lebih banyak orang keluar ke jalanan, ingin tahu apa yang terjadi.

Dan di depan Gringotts, berdiri tegak sekitar (Harry menghitung dengan cepat) delapan belas orang, berjubah hitam, bertudung, dan bertopeng tengkorak. Harry mendengar bunyi
pop beruntun lagi, dan melihat ke gerbang masuk Diagon Alley. Di sana juga berdiri sekitar selusin pria berjubah hitam juga. Kilatan cahaya hijau memancar dari ujung tongkat para pria tersebut, bersamaan dengan dimulainya jeritan-jeritan pertama. Beberapa orang jatuh ke jalanan, tersungkur, tewas. Beberapa jeritan lagi, dan ledakan-ledakan terjadi.

Harry sudah akan bergerak maju, ketika dia mengingat Frank, Alice dan Hermione. Dia harus memastikan mereka aman terlebih dulu. Harry berlari merunduk, cahaya-cahaya hijau dan merah melintas silih-berganti di atas kepalanya. Di mana Toko Perhiasan tempat Frank tadi? Rasanya tidak begitu jauh. Ledakan-ledakan dan jeritan lagi. Harry terus berlari zig-zag. Dia dengan ngeri melihat beberapa mantra hijau meluncur ke arahnya, namun mengenai beberapa anak kecil di depannya. Para Pelahap Maut di gerbang Diagon Alley yang menembakkannya. Mereka mencegah orang kabur lewat gerbang.

Harry mengangkat tongkat holly nya, dan berseru keras, "CONFRINGO !"

Bola cahaya besar berwarna putih meluncur dari ujung tongkatnya. Terbiasa melihat mantra cepat dari tongkat pinusnya, Harry merasa bola cahaya tersebut bergerak dengan sangat lambat. Namun, ada bayarannya. Kekuatan penghancurnya luar biasa, dan para Pelahap Maut seketika ber-Apparate, beberapa ada yang terlambat, terkena hantaman mantra peledak Harry.
Ledakan besar, dan di tempat gerbang Diagon Alley dan jalanan rata tadi berada, kini terdapat kawah ukuran medium.

"PERGI! CEPAT!" seru Harry ke orang-orang sekelilingnya. Mereka mulai berlari.

Toko Perhiasan! Harry mencapainya, dan masuk ke dalamnya, tidak sadar bahwa dalam proses masuk dia tidak membuka pintunya, melainkan menjebolnya dengan paksa tanpa-tongkat. Dia masuk, dan melihat beberapa perempuan merunduk di sudut, penjual permata sudah tidak ada. Frank berjongkok di balik konter. Harry menghampirinya.

"Frank! FRANK!" seru Harry. Frank tampaknya baru sadar dari transnya. Dia terlonjak kaget. Harry menariknya berdiri.

"FRANK! DENGAR! Kamu pergi, kembali ke rumah, dan tetap di sana! Panggil Auror, kalau bisa! Cepat!" seru Harry.

Frank melihat seorang laki-laki terkena mantra hijau dan jatuh tersungkur di jendela di belakang Harry. Dia melongo ketakutan. Dia gemetaran. "Apa-apa yang terjadi?" tanyanya, ngeri.

"Menyedihkan, KAU!" seru Harry keras. Dia sudah sangat kesal sekarang. Dia menarik Frank dan membawanya ke depan perapian yang masih menyala hijau. Tampaknya si empunya toko jauh lebih cerdas dan sudah menggunakan api Floo untuk kabur.

Harry mendorong Frank masuk perapian, dan berteriak ke dalamnya, "LONGBOTTOM MANOR!"

Frank masih menganga, sebelum berpusing dan menghilang dalam api. Harry lega, satu orangtua sudah selamat. Tinggal satu lagi. Alice. Dia di mana? Hermione? Di mana mereka? Harry memandang berkeliling dengan frustasi, sebelum dia menyadari beberapa perempuan-empat, tepatnya-yang masih meringkuk di sudut, memandang Harry dengan mulut menganga.

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang