Devi Kinal Putri
Disinilah Aku sekarang, di dalam jeruji penjara. Aku berhasil di tangkap dan di hajar oleh warga hanya gara-gara satu buah dompet. Badanku terasa remuk semua, kalo tau gini keadaannya, kenapa aku tidak mati saja tadi. Hari ini Aku melihatnya, dia kembali. Jessica Veranda, gadis yang membuatku melayang tinggi kelangit dan dengan kejam pula dia menghempaskanku ke bumi.
Aku merindukan wajah itu, ah.. Ah tidak Kinal. Jangan Kau jatuh ke dalam lubang yang sama. Ingat! Kau bukanlah Kinal yang dulu. Kinal yang dulu sudah Mati. Jadi lebih baik Kau lupakan saja Dia. Aku harus menentang hatiku dan harus Melupakannya, bagaimanapun caranya.
"Nona Kinal, anda sekarang di bebaskan"
Petugas keopolisian mengagetkanku saja, aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepadanya.
Ini pasti Jeje dan Bebby yang membayar orang untuk membebaskanku. Masalah seperti ini memang sangat mudah bagi mereka. Tidak perlu menunggu waktu 24 jam semua sudah beres.
Aku mengekor Polisi menuju ruang depan, Aku sudah di sambut dengan senyuman oleh Jeje dan Bebby.
"Huft" Aku merasa sedih karena bukan Papalah yang mengurusku, kalau kalian mengira aku membenci Papa, itu Salah besar. Aku sangat menyayanginya karena hanya dia orang tua yang kupunya saat ini. Soal perilaku Ku kepada beliau, itu memang aku sengaja. Agar Papa sadar bahwa masih ada Aku yang lebih penting di bandingkan Harta dan Wanita-Wanitanya, tapi sepertinya Hati Papa sudah di buta kan oleh semua itu.
Jeje dan Bebby berlari untuk memelukku..
"Aishh," desisku tertahan. Tubuhku terasa peri semua. Mereka berdua yang menyadari aku kesakitan, tanpa disuruh mereka melepaskan pelukannya.
"Eh.. Sorry Nal. Kita ga tau,"
Aku hanya tersenyum sambil menahan sakit dan perih di sekujur tubuhku.
"Ya tuhan Kinal, badan lo. Kita harus ke rumah sakit sekarang"
Jeje menarik tanganku tapi dengan cepat Ku tahan. Ia berhenti, mengerti apa yang aku maksud. Aku paling tidak suka yang namanya Rumah Sakit, walaupun Rumah sakit itu bagus dan mewah.
"Tapi Nal, Luka lo ga bisa di biarin begitu aja.."
"Aku ga butuh rumah sakit, yang ku butuhkan hanya kalian berdua"
Jeje mendengus kesal, mereka tidak lagi memaksaku karena Aku sangat tidak suka di paksa.
"Dasar keras kepala," Jeje mencibir, aku hanya tersenyum menanggapinya, Maafkan Aku Je.
"Sudah, sampai kapan disini terus, ayo masuk ke mobil"
Kami bertiga masuk kedalam mobil tak lupa kami tadi mengucapkan terimakasih kepada polisi dan orang suruhan Jeje yang sudah membantuku.
"Kemana kita?" Tanya Bebby. Karena dia yang menyetir mobilnya.
"Jangan ke Apartemen, di sana ada Vinny. Ntar gue kena omel sama dia,"
Aku mengingatkan Bebby supaya tidak pulang ke apartemen kita, karena disana ada Vinny. Dia sangat overprotektif apa lagi jika mengetahui keadaanku yang seperti ini.
"Ke apartemen gue aja." Usulku.
Aku mempunyai apartemenku sendiri. Aku jarang menempatinya, karena aku lebih sering tinggal di apartemen yang di tempati Vinny sekarang.
Mereka mengangguk, segera kita meluncurkan mobilnya ke apartemen.
Aku menyenderkan tubuhku, ini hari yang sangat melelahkan. Bayangan tentang Veranda terus menghantuiku. Dan sesak yang ku rasakan sekarang.
Aku muak dengannya, aku tidak ingin lagi melihat wajahnya. Tapi kenapa Tuhan tidak mendengarkan doaku. Tuhan, engkau tidak tuli dan engkau maha segalanya. Apa engkau tidak bisa mengabulkan keinginanku untuk yang ini saja. Ya Tuhan.. Kau benar-benar menyiksa diriku.
"Gue tidur dulu, ntar kalo udah nyampek bangunin gue"
Aku merapatkan mataku, aku butuh istirahat untuk meringankan pikiranku. Aku benar-benar lelah, aku sangat butuh tidur.
Mataku terpejam tak butuh waktu lama aku sudah terlelap.------
"Nal woi bangun, udah sampek""Nal woi.. Etdah nih bocah. Tidur apa tewas sih"
"Ya tuhan jaga tuh Lisan Beb, sama aja lo doain Kinal Mati"
"Ye sorry Je, Khilap"
"Eung.." Aku melengu saat mendengar keributan. Perlahan aku mengerjapkan mataku.
"Nah, tuh bocah akhirnya bangun juga."
"Udah sampek yah? Sorry badan gue pegel banget. Saking enaknya di alam mimpi sampek lupa ada kalian di dunia nyata." Aku nyangir Kuda.
"Iyah, udah nyampek cepetan turun. Gue juga mau istirahat."
Kami turun dari mobil berjalan ke apartemen milikku.. Pasti berantakan soalnya ga pernah aku rawat, hehe.
Cklekk..
Loh kok pintunya ga ke kunci sih. Seinget aku nih pintu udah aku kunci deh.
"Nal, kok ga ke kunci pintunya?"
"Gue juga ga tau!"
Apa mungkin yah Aku lupa menguncinya? Gak! Aku yakin kalau udah aku kunci kok.
Kami sudah berada di dalam apartemen dan Astaga!.. Ruangannya bersih. Ini aneh, siapa yang masuk ke dalam apartemenku. Pencuri kah? Tidak mungkin. Pencuri itu ngeberantakin benda, lah ini kok rapi.
"Kayaknya rumah gue di masukin orang deh guys"
Mereka berdua menatapku secara bersamaan.
"Maling?" Tanya mereka serentak.
"Bukan. Gue kemarin ga sempet beresin apartemen ini.. Lah sekarang udah tertata rapi, mana mungkin ada maling macam begitu"
Mereka mengangguk-anggukkan kepala.
"Mungkin aja maling 2016. Profesi ganda. Maling+pembantu."
"Ck,.. Mana ada kayak gitu."
Kini kami saling memikirkan siapa yang masuk ke apartemenku ini..
"Kinal.."
Suara perempuan lembut mengagetkanku dan juga yang lainnya. Aku memutar kepalaku, melihat siapa yang memanggil namaku.
Glekk..
Aku susah payah menelan ludah, setelah tau siapa yang saat ini berada di depanku.
Tubuhku seketika mematung, nadiku berhenti berdenyut. Aku melihat Jeje dan Bebby sama juga seperti diriku, mereka berdua sampai tak berkedip..
"Habislah riwayatku"
Ingin rasanya aku berlari meninggalkan tempat ini, Argh.. Tapi kenapa tubuh ini sulit sekali di ajak kompromi. Dia menatap kami dengan tatapan tajam, tatapan membunuh.
-------
Maaf kalau banyak Typo..
Maaf Juga kalau pendek ceritanya..Semoga FF ini ga ngebosenin kalian yah,
Yaudah Author mau kabur dulu.. Hehe
Vote+comen
#Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME
Fiksi PenggemarKetika Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi dan memilih orang lain? Dan ketika gue udah ingin ngelupain lo, kenapa lo balik lagi dan hancurin hidup gue. Sekarang hidup gue udah hancur, tapi kenapa lo tiba-tiba datang seolah lo itu malaikat, yang seben...