"Dari mana saja Kamu?" Suara itu menghentikan pergerakan tangan Ku.
Aku menghentikan kursi roda ini, tanpa melihat kearahnya Aku sudah tau kalau dia akan marah kepada Ku.
"Bukan urusan lo!" Ucap Ku dingin.
Dia berjalan kearah Ku, tepat di depan Ku dia menampakan wajah kecewa. Aku enggan menatapnya. jadi, Aku memalingkan wajah Ku ke arah lain. Biarlah dia tau betapa Aku sakit karena perbuatannya.
"Sampai kapan Nal?" Tanyanya, tidak untuk pertama kalinya. dia bertanya seperti itu kepada Ku sudah berulang kali hingga tak terhitung lagi jumlahnya. Meskipun Berapa kali ia berusaha, berapa kali ia bertanya, Aku tetap pada pendirian Ku.
"Sampai gue mati" Ucap Ku tanpa dosa. Seketika mata yang indah itu melotot sempurna.
"Jaga bicara Kinal! Kenapa setiap Aku bertanya jawaban Mu selalu tak masuk akal" Protesnya.
Aku hanya tersenyum getir, mengingat semua yang telah dia berikan kepada Ku, sungguh berhasil membuat hati Ku hancur, bahkan lebih hancur
"Bahkan pertanyan lo juga ga masuk akal. Jangan salahin jawaban gue"
"Aku sudah lelah Nal, Sudah Enam bulan Aku mencoba meminta maaf kepada Mu, Bahkan Aku sudah membuang waktu Ku hanya untuk mendapat perhatian Mu. Tapi kurasa semua itu sia-sia"
Aku lebih lelah lagi menerima semua luka yang ia berikan kepada Ku.
"Pergi saja, gue ga akan cegah lo. Lo bebas!" Ucap Ku mencoba menahan perih dalam hati Ku.
"Apa itu yang kamu mau?"
"Kalau itu bikin lo bahagia, kenapa tidak. Gue udah terlalu sakit karena ulah lo. Lo itu hanya pengganggu dalam hidup gue" Tentu saja itu tak terlontar dari mulut Ku, sebenci apapun diri Ku kepadanya. Aku tidak bisa berucap seperti itu.
"Iya" Jawab Ku singkat. Wajahnya berubah menjadi sendu.
"Apa Kamu yakin?" Tanya nya lagi.
"Iya" Hanya itu yang mampu Ku ucapkan. Argh, kenapa mulut dan hati Ku tak bisa berkompromi. Semoga saja ini yang terbaik.
"Kamu pikir Aku akan begitu saja melepaskan Mu Nal? Tidak!! Meskipun Aku sudah mulai lelah tapi Aku tak akan pernah melepaskan Mu. Aku mencintaimu Nal" Aku mengerinyitkan dahi Ku. Aku pikir dia sudah benar-benar lelah. Ternyata Aku salah. Apa maksudnya? Kenapa dia seperti ini. Apa dia belum puas menyakiti Ku, Apa dia akan puas saat melihat Ku benar-benar Hancur. Atau mungkin dia mencoba membunuh Ku secara perlahan. Jika itu benar, Aku akan sangat berterimakasih kepada nya. Kalau perlu Aku akan menyuruhnya segera membunuhKu saja.
Sialnya..!!
Jantung sialan ini.. Kenapa seketika jantung Ku serasa meledak saat dia mengucapkan itu. Apa Aku masih mencintainya. Tidak setelah semua yang ia berikan kepada Ku.
Aku tak menggubris ucapannya itu, Aku lajukan kursi roda ini menuju kamar Ku, tanpa Ku duga dia mengikuti Ku dari belakang.
Selama enam bulan ini Aku masih belum terlepas dari Kursi roda sialan ini. Tuhan mungkin sangat membenci Ku hingga ia tak memperbolehkan Ku barjalan dengan dua Kaki yang ia berikan kepada Ku.
"Lo sudah bebas, pergilah" Usir Ku.
Apa Aku ikhlas melihatnya pergi?
"Tidak, Aku ingin disini bersamaMu"
Aku membelakanginya, Aku tak mau melihat matanya itu. Karena Aku tak akan kuat untuk menahan gejolak aneh di dalam hati Ku.
"Jangan mempermainkan Gue, Lo keluar sendiri atau gue suruh orang buat nyeret lo dari sini"
"Coba saja, Aku ga takut" Tantangnya membuat Ku geram. Keras kepala sekali gadis ini.
"Jangan buat gue marah. Gue lagi males debat atau marah sama lo. Mending lo pergi sebelum gue ngelakuin sesuatu sama lo" Ancam Ku kali ini benar-benar serius.
"Memangnya kamu berani berbuat apa kepada Ku?"
Seketika Aku mati Kutu. Hei kenapa dengan diriKu, Ini bukan Aku! Kemana Kinal yang Kejam dan tidak punya perasaan itu. Ck, kenapa sekarang Aku mudah main perasaan.
"VE!!" Bentak Ku menggelegar dalam kamar ini. Aku yakin pasti Ve kaget mendengarnya.
"Baiklah Nal, tapi Aku masih belum menyerah" Ucapnya.
"Terserah, dan selamat untuk pertunangannya" Ucap Ku.
Saat mengucapkan itu hati Ku benar-benar sakit. Bagaikan tersayat beribu belati lalu tersiram Air garam. Pasti kalian tau bagaimana rasanya, atau sekedar membayangkan saja. .
"Maksud Kamu?" Tanya Ve sok polos.
"Pertunangan lo sama Marcel" Ucap Ku dingin.
"Ka-kam Mu,." Ucapnya terpotong, kenapa dia terlihat gugup? Seperti maling yang tertangkap basah saat mencuri.
"Iyah gue tau," Ucap Ku memotong ucapannya, seakan menjawab pertanyaan yang belun selesai ia tanyakan.
"Kamu tau dari mana? Dan bagaimana bisa?"
"Itu ga penting, sekarang cepat lo keluar dari sini"
"Nggak! sebelum kamu cerita sama Aku, dari mana Kamu tau"
Tanpa memperdulikan ucapannya, Aku menekan tombol huruf 'J' yang berada di samping tempat tidur Ku, tombol itu bisa terhubung langsung pada kamar Jeje. Setelah beberapa menit Jeje datang ke kamar Ku.
"Ada apa Nal?" tanyanya, posisi Ku masih sama. Memunggungi Ve maupun Jeje.
"Gue mau dia keluar dari kamar gue, kalau bisa dari apartemen gue" Ucap Ku ketus. Aku tau Jeje bisa di handalkan.
"Apa lo denger kata Kinal Ve? Sebelum gue pakai kekerasan mending lo keluar" Ucap Jeje pada Veranda.
"Gue masih ada urusan sama Kinal" Ucap Ve tak mau kalah.
"Oke terpaksa gue pakai kekerasan" Ucap Jeje.
"Awh, sakit", rintih Ve. Entah apa yang Jeje lakukan Ve sehingga membuat dia merintih kesakitan. Setelah rintihan itu, gesekan kaki terdengar. Jeje benar-benar memaksa Ve.
Lama-lama, dan dengan sendirinya Suara gesekan kaki Ve dan Jeje menghilang. Saat Aku membalikan badan, tidak ada seseorang pun. Ve dan Jeje, mereka sudah keluar.
Terimakasih Je, kamu sudah membantu aku. Aku ga akan bisa lama-lama membendung air mata ini. Aku tak mau cengeng dan lemah di hadapannya. Walaupun dialah sumber kelemahan Ku.
Semoga dia bahagia dengan Pria yang bernama Marcel itu, walaupun Aku disini Aku harus Hancur berkeping-keping.
Kalian pikir ini tidak sakit? Kalian salah, ini sangatlah Sakit. Walau Aku membencinya, walau Aku sering mencaci dan menghina dirinya, tidak bisa di pungkiri kalau Aku masih mencintainya.
Bodoh, itu lah diri Ku.
Aku tetap mencintainya walau Aku tau, Cinta ini akan sama. Sama-sama terasa sakit.
***
SORRY Cuma bisa Next ini, soalnya lagi sibuk kerja, Semoga masih suka aja deh sama Ff abal2 gw 😀😊

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME
FanfictionKetika Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi dan memilih orang lain? Dan ketika gue udah ingin ngelupain lo, kenapa lo balik lagi dan hancurin hidup gue. Sekarang hidup gue udah hancur, tapi kenapa lo tiba-tiba datang seolah lo itu malaikat, yang seben...