12

2.3K 183 7
                                    

Veranda Pov

Tubuh Ku menggeliat di atas kasur, tidur Ku sama sekali tidak nyaman. Pikiran Ku masih saja teringat kejadian tadi, dimana Kinal di seret dan di gebukin warga.

Bodohnya Aku! Kenapa Aku tidak menyelamatkannya tadi, pasti Kinal sangat membutuhkan Ku saat itu. Sahabat macam apa aku ini, membiarkan sahabatnya menderita.

Aku menegak air putih untuk menenangkan pikiran ku. Secepat mungkin Aku harus menemui Kinal. Biarlah jika Dia membenci Ku, bukankah itu pantas Aku terima?

Lebih baik sekarang Aku tidur.

(...)

Pagi ini Marcel menjeput Ku, kami akan pergi ke sesuatu tempat. Kemana? Aku belum tau. Karena kata Marcel dia akan memberi Suprise kepada Ku. Marcel memang Pria yang romantis, dia selalu bisa membuat Ku bahagia, Aku tak salah memilihnya sebagai calon suami Ku.

Aku meruni anak tangga untuk menghampiri Marcel yang sudah menunggu Ku di bawah.

"Marcel, hei! Kenapa bengong?" Aku melambai-laimbaikan tangan di depan wajahnya seketika itu Marcel sadar dari lamunannya.

"Maaf. Apa saya salah masuk rumah? Apa benar ini rumah Jesica Veranda?" Tanyanya berhasil membuat Ku bingung.

"Apa Kamu bercanda Cel? Jelas-jelas ini rumah Ku dan Aku Veranda. Apa Kamu tidak mengenali Ku?"

"Anda berbohong, di depan saya bukan lah Veranda, tapi dia malaikat dari surga yang sudah merebut hati Ku"

Astaga! Ternyata Marcel hanya menghoda Ku, lihatlah akibat perbuatannya pipi Ku menjadi merah seperti tomat. Semoga saja dia tidak melihatnya.

"Awwhh, Kok di cubit sih sayang. Di cium dong" Rintihnya saat Aku berhasil mencubitnya di bagian perut.

"Enak aja minta cium, belum SAH tau, ga boleh"

"Kalau kayak gitu ayo kita SAH in, biar Aku bisa dapat ciuman dari bibir Kamu yang seksi itu" Marcel memgedipkan sebelah matanya.

"Dasar ganjen, katanya mau ngajak Aku ke sesuatu tempat. Ayo Marcel keburu malem ntar" Rengek Ku yang hanya mendapat tawaan darinya. Ck, apa itu lucu.

"Kenapa malah ketawa?"

"Habis Kamu lucu gitu sayang. Yaudah ayo deh, Aku ga mau bikin Malaikat hati Ku ngambek"

Kami menuju mobil dengan segera Marcel menancap gas menuju tempat yang akan kita kunjungi. Namanya juga jakarta kalau ga macet, ga afdol mungkin.

"Kamu hari ini cantik sayang" puji nya membuat ku tersipu malu.

"Berarti kemarin-kemarin Aku jelek dong"

"Bukan begitu, kamu selalu cantik Kok, tapi hari ini kamu lebih cantik"

"Apaan sih, Malu tau Aku" Aku menutup wajah Ku dengan tangan.

"Kenapa harus malu, sama pacar ini. Buka dong, cantiknya ke tutupan loh sayang"

Aku menggeleng tanpa melepaskan tangan Ku. Marcel berusaha menjauhkan tangan Ku dari wajah Ku yang sudah memerah, tapi dia tak berhasil.

"Ga mau ah Malu.. Udah kamu fokus nyetir aja"

"Yaudah deh, Kalo ga boleh"

Aku menjauhkan tangan Ku, sepertinya Marcel marah.

"Kamu marah?"

Diam.

"Marcel, maaf. Aku beneran malu. Kamu jangan marah dong" Bujuk Ku.

Ya ampun, Marcel benar-benar marah.

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang