22

2.1K 208 21
                                    

Verenda Pov

Aku masih tidak percaya kalau ini nyata. Dia tersenyum sangat manis, senyum yang sudah lama tidak pernah Aku lihat, senyum yang sangat Aku rindukan.

Cantiknya tak pernah berkurang walaupun ia sedikit berubah, berubah menjadi perempuan yang lebih dewasa.

Masih kah Aku punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?

Apakah Aku boleh egois memiliki dia sepenuhnya, tidak ada yang boleh memilikinya termasuk Perempuan yang bernama Sinka itu.

Hhh.. Aku tak boleh egois. Kinal sudah bahagia bersama perempuan itu. Berbeda jika dengan Ku, Kinal akan merasa terus tersakiti.

Aku sudah tak pantas dengannya.

"Ve.." Aku tersentak dengan Kinal yang memanggil Ku.

"Iya" jawab Ku gugup, ternyata lama tidak bertemu membuat Ku canggung.

"Masih ingat tempat ini?" tanya nya.

Ingat. Tempat ini adalah tempat di mana Aku melakukan kesalahan yang fatal.

Sekarang kami berada di danau tempat pertama kali Kinal menyatakan cinta kepada ku, menginginkan Aku jadi pacarnya.

Aku ingat, sangat ingat.

Tempat kenangan buruk Kinal bersama Ku.

Aku merutuki kebodohan Ku telah berperilaku kasar kepada Kinal waktu itu, padahal Kinal hanya ingin mengutarakan apa yang ia rasakan. lalu apa respon Ku, Aku mencacinya, menamparnya bahkan meninggalkannya.

Jujur, Aku sangat merindukan Kinal. Apalagi berita itu, yah! Berita yang mengabarkan Kinal sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat menuju Korea.

Aku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi, setiap hari hanya kesunyian di hidup Ku. Aku pikir, Aku benar-benar kehilangannya. Namun entah bagaimana, orang yang sudah di beritakan meninggal itu tiba-tiba datang ke rumah.

Tidak bisa di gambarkan betapa bahagianya Aku, Aku sangat bahagia. Dari awal Aku sudah yakin bahwa Kinal masih hidup, karena hati ku lah yang mengatakannya.

Ternyata kebahagiaan Ku tak sepenuhnya utuh.

Hati Ku remuk dan hancur lebur saat Kinal mengenalkan Anaknya, dan juga istrinya.

Mungkinkah seperti ini yang di rasakan Kinal dulu, disaat Aku meninggalkannya dan tiba-tiba Aku kembali dalam kehidupannya bersama Marcel sebagai tunangan Ku.

Tuhan itu Adil.. Inilah hukuman untuk Ku. Dan Aku sekarang merasakan sakitnya Kinal dulu.

"Maaf." Ucapnya tulus. Jangan meminta maaf Kinal, karena aku lah yang salah.

"Maaf untuk apa? Kamu tidak berbuat salah." ujarKu jujur.

"Maaf untuk perilaku kasar gue dulu ke elo. Seharusnya dulu gue bisa berfikir dewasa, semua ini nggak akan terjadi." Aku memberanikan diri untuk menatapnya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, semua ini sudah rencana tuhan. Aku senang kamu sekarang sudah berubah menjadi lebih baik." Kinal memang cukup berubah sekarang, walaupun dia masih belom bisa mengontrol emosinya, tapi se enggaknya dia nggak seliar dulu, yang minum-minum dll.

Kinal terkekeh "Syukurlah." Kinal menghela nafasnya. "Ini juga berkat Sinka, gue nggak bisa bayangin kalo dulu nggak ketemu dia. waktu gue tau semua rahasia kalian tentang kaki gue, gue terguncang hebat, dan saat itu Sinka bagaikan malaikat yang dengan suka rela menolong gue."

Hati ku sesak mengingat semua kejadian itu. Walaupun semua sudah berakhir bahkan Kinal dudah bisa berjalan lagi, tapi tetap saja luka Kinal itu pasti sangat sulit di hilangkan.

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang