Seorang perempuan berseragam SMA berjalan dengan malas memasuki rumah yang besar, bahkan itu tidak bisa di sebut dengan rumah melainkan Istana. Dia bernama Devi Kinal Putri Seorang anak Milioner, Jika ia meminta apapun walau itu sangat sulit dan harganya mahal dengan sejentik saja semua itu bisa ia dapatkan dengan mudah, Kecuali kasih sayang. Bunda kinal sudah meninggal saat Kinal berusia 12 tahun. Kini ia hanya tinggal bersama papanya
Walaupun begitu, ia masih tidak mendapatkan kasih sayang yang ia inginkan dari dulu, karena papanya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan para wanita simpanannya. Papanya sering bergonta ganti wanita, dan juga setiap wanita itu selalu di bawa pulang kerumah. Itu yang membuat kinal muak berada di rumahnya sendiri.
Seperti saat ini, kinal di suguhi pemandangan yang menjijikan. Seorang pasangan sedang bercinta dan bercumbu di ruang tamu.
'Apa tidak ada tempat lain selain di ruang tamu, Cih menjijikan' Batin Kinal. Ia terpaksa jalan meskipun sangat malas, ia tidak memperdulikan seorang yang sedang memadu kasih sehingga kedua pasangan itu kelagapan saat menyadari keberadaan kinal.
"Eh Sayang, udah pulang"
Pria parubaya itu kelagapan saat kepergok putrinya. ia adalah Devan Putra dewantara, Papa kandung dari Kinal.
Kinal tetap diam tidak merespon ucapan papanya.
"Oh yah! Kenalin sayang ini Tante Firda, Teman Papa" Devan memperkenalkan wanita yang di sebelahnya kepada Kinal.Wanita itu tersenyum manis pada Kinal sedangkan kinal hanya menatapnya dengan tatapan malas.
'Hah! Senyum palsu' batin Kinal.
"Firda" Firda mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan. Kinal menatap dingin wanita yang berada di depannya tanpa ada seulas senyum sedikitpun.
"Udah jadi wanita yang ke berapa lo?" Ucap kinal dingin, sedingin es yang berbentuk lancip lalu menusuk perasaan Firda begitupun Devan.
"KINAL!" Bentak Devan dengan nada tinggi, Kinal tetap posisi awal tidak ada rasa takut sedikitpun karena ini bukan kali pertamanya Devan membentaknya.
"Cepat minta Maaf sama tante Firda" Perintah Devan kepada Kinal hanya di anggap angin lewat saja karena sedari tadi Kinal masih tidak bergeming.
"Kinal! Apa kamu tidak mendengarkan Papa. Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk berkata kasar kepada orang" Geram Devan yang sudah sangat terpancing emosi. Kinal maju selangkah kedepan, menatap berani Devan.
"Iya, Papa memang tidak pernah mengajarkan Kinal berkata kasar kepada orang. Hah, Papa memang orang tua yang baik yah?" Kinal tersenyum namun senyum itu tidak tulus melainkan di paksakan oleh Kinal.
"Ups! Apa benar Aku berkata anda Papa yang baik? Kurasa aku harus meralat perkataanku deh, Papa baik ga mungkin ya bawa pelacur ke rumah dan.."
PLAAKKK...
Sebelum kinal menyelesaikan kalimatnya Devan sudah lebih dulu menampar dirinya. Kinal sudah terbiasa dengan hal ini, hidupnya memang penuh dengan kekerasan.
Kinal tersenyum kecut dan memegang pipi bekas tamparan dari ayahnya.
"Apa anda sudah puas tuan Devan Putra Dewantara? Jika tidak ada lagi, saya permisi." Tanpa menunggu jawaban dari Devan, Kinal sudal menyelonong menuju kamarnya meskipun sedari tadi Devan membentak dan Berteriak kepadanya.
Selang beberapa menit terlihat Kinal yang sudah mencopot seragamnya dan berganti memakai baju biasa keluar dari kamar. Ia melewati Devan dan Firda yang masih berada di ruang tamu.
"Kinal! Mau kemana kamu?" Devan yang masih dikuasai emosi tidak bisa mengontrol amarahnya begitupun juga Kinal.
"Bukan urusan anda" Kinal berjalan dan masuk ke dalam mobil ferari berwarna hitam tanpa memperdulikan amarah papanya, Kinal membanting pintu mobil dengan keras lalu menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME
ФанфикKetika Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi dan memilih orang lain? Dan ketika gue udah ingin ngelupain lo, kenapa lo balik lagi dan hancurin hidup gue. Sekarang hidup gue udah hancur, tapi kenapa lo tiba-tiba datang seolah lo itu malaikat, yang seben...