5 Tahun Kemudian...Seorang Perempuan menatap kosong gundukan tanah di depannya. Ia sama sekali tidak perduli dengan Air hujan yang membasahi tubuhnya. Bahkan bibirnya yang merah kini berganti warna pucat. Air mata yang tak tampak karena tercampur dengan air hujan terus saja meluncur dari kedua matanya. Ia menjatuhkan tubuhnya dan bersimpuh sambil memeluk batu nisan yang bertuliskan DEVI KINAL PUTRI. Perempuan itu semakin terisak dan mengeratkan pelukannya seolah tak mau jauh dari makam Kinal.
"Mami" Seorang anak kecil menghampiri perempuan itu. Tangan mungilnya mengusap pundak sang perempuan.
Mau tak mau perempuan itu pun menoleh pada sang anak kecil.
"Citra ngapain disini?" Tanya perempuan itu lembut "Citra pulang yah, Nanti Citra sakit" lanjutnya.
Anak kecil yang bernama Citra itu menggeleng "Citra mau pulang kalau mami juga ikut pulang bareng Citra"
Perempuan itu tersenyum manis "Mami masih ada urusan sayang, Citra kesini sama siapa?"
"Mami pulang ya Citra ga mau Mami Sakit.. Citra kesini di anterin sama Papa" Citra menunjuk seorang Pria yang menghampiri mereka berdua.
Perempuan itu langsung berdiri menatap tajam pada Pria di depannya.
"Apa kamu sudah gila Bara, keadaan hujan seperti ini kenapa kamu membawa Citra kemari, dia bisa sakit" Marah perempuan itu pada Pria yang bernama Bara.
"Dia hanya ingin menemui Maminya,Ve." Ucap Bara.
Ve menghela nafas "Tapi tidak bisakah kamu menunggu Ku di rumah tanpa mengajaknya kemari" Kesal Ve pada Bara. Citra masih kecil dahan daya tubuhnya juga tak se kebal orang dewasa, dia sangat mudah sakit. Apalagi terkena air hujan seperti saat ini, bisa di pastikan Citra akan terserang demam.
"Mau sampai kapan Ve? Dia sudah pergi da tak akan kembali. Kamu harus menerima semua itu" Ve tersenyum kecut. Ia tak memperdulikan Ucapan Bara, ia lebih memilih menangani Citra yang sedang kedinginan.
"Citra kedinginan. Ayo kita pulang!" Ve menggendong tubuh mungil Citra lalu pergi tanpa memperdulikan Bara yang masih berdiri di tempat.
Mata Bara menatap Gundukan yang bertaburan bunga, Makam Kinal tak pernah kotor karena setiap hari Ve selalu membersihkannya dan memberi bunga ataupun mendoa'akannya.
"Semoga tenang disana Nal, meskipun Aku tidak terlalu mengenalmu. Namun Aku yakin Kau orang yang baik. Kau sangat beruntung seorang Veranda jatuh hati kepadamu.. Bahkan dia sangat mencitaimu. Kau beruntung" Ucap Bara. Beberapa Menit kemudian ia pergi dari makam Kinal menyusul Veranda yang sudah lebih dulu pulamg bersama Citra.
***
Veranda datang di sambut oleh Jeje, Beby, Shania, dan Viny.
"Ya ampun Ve. Kenapa kalian basah-basahan begini?" Pekik Jeje kaget. Ve hanya menanggapi mereka dengan senyuman tipis.
Shania beralih ke arah Citra yang sedang menggigil kedinginan.
"Ya Ampun, Citra sayang kamu kedinginan. Sini biar Aunty mengganti pakainMu"
"Shan, Biar gue aja yang urus Citra.." Sela Jeje. Shania menggeleng "Biar gue aja. Lebih baik kalian berdua urusin Veranda, Citra ikut Aunty yuk?" Ucap Shania membawa Citra dalam gendongannya.
"Ve.." Ucap Beby terpotong karena Ve sudah lebih dulu masuk kedalam kamarnya.
"Hei apa-apaan dia.."bentak Jeje tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME
FanfictionKetika Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi dan memilih orang lain? Dan ketika gue udah ingin ngelupain lo, kenapa lo balik lagi dan hancurin hidup gue. Sekarang hidup gue udah hancur, tapi kenapa lo tiba-tiba datang seolah lo itu malaikat, yang seben...