Part 4

10.1K 484 9
                                    

Happy Reading

Sudah dua hari sejak acara pertunangan itu di langsungkan, namun selama itu Laura masih belum bertemu dengan Raka. Raka yang sedang sibuk dengan pekerjaannya membuat Laura tidak bisa menemuinya.

Sejak kejadiaan di taman waktu itu mereka berdua belum berbicara sama sekali. Laura juga masih sangat penasaran dengan apa yang di maksud Raka. Tapi dia juga tidak mau ambil pusing. Seperti yang Raka katakan, nantinya dia akan tau sendiri. Saat ini yang harus dia lakukan hanyalah berfikir positif.

Laura melirik ponselnya, tidak ada satupun notifikasi dari Raka. Kenapa laki-laki itu belum menghubunginya sama sekali? Sesibuk itukah Raka? Apa iya dia harus menghubungi Raka terlebih dahalu?

Laura menghembuskan nafas panjang. Ia memandang tangan kirinya yang terdapat cincin pertunangan mereka. Laura memutar cincin tersebut, memandangnya dengan tersenyum. Dia tidak menyangka saat ini dirinya sudah resmi menjadi tunangan Raka. Betapa bahagiaanya ia saat ini. Mamanya benar, Raka mampu memikat hatinya. Padahal selama ini dia tidak pernah tertarik dengan laki-laki sampai ia bertemu dengan Raka. Rasanya begitu berbeda, jantungnya berdetak dengan kencang saat berdekatan dengan Raka, ia juga selalu merasa gugup. Inikah rasanya jatuh cinta?

Tanpa terasa Laura tersenyum lebar membayangkan wajah tampan Raka. Namun senyumnya tiba-tiba terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Laura terperanjat kaget, ia mengambil ponselnya dengan bersemangat berharap yang menghubunginya saat ini adalah Raka. Namun harapannya sirna saat melihat id caller yang tertampang di ponselnya.

"Halo"

"Halo sayang"

"Ada apa tante?"

"Apa sekarang kamu sedang sibuk sayang?" Tanya suara lembut diseberang sana.

"Enggak kok, memangnya kenapa tan?"

"Kalau begitu Laura bisa dong hari ini ke rumah tante."

Laura tersenyum cerah. "Bisa tan."

"Kalau begitu tante tunggu ya sayang."

"Oke tante."

Setelah sambungan telfon terputus Laura segera bangkit dari tidurnya. Ia harus segera bersiap-siap, dia tidak ingin membuat mama Raka menunggu lama. Diba sungguh tidak bisa menutupi kebahagiaannya saat ini. Dengan dirinya pergi ke rumah Raka tidak menutup kemungkinan kalau dia akan bertemu Raka.

Setelah bersiap-siap Laura menyambar tas selempangnya, kemudian menyambar kunci mobilnya.

Di lantai bawah dia berpapasan dengan sang mama yang sepertinya sedang bersantai.

"Laura mau kemana kamu?" Tanya sang mama sambil memperhatikan penampilan Laura.

"Laura mau ke rumah tante Anna, tadi tante nelfon nyuruh Laura kesana."

"Oh ya sudah hati-hati di jalan. Sampaikan salam mama untuk Anna."
Laura mengangguk setelah itu ia bergegas pergi.

Untungnya saat ini jalanan tidak terlalu macet. Hanya butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai di rumah Raka.

Sesaimpainya di rumah Raka, Anna menyambut Laura dengan tersenyum lebar.

"Menantu kesayangan tante sudah sampai rupanya." Anna mencium kedua pipi Laura.

Laura tersenyum melihat Anna yang sangat terlihat antusias menyambut dirinya.
"Ada apa tante, tante kok nyuruh aku kesini?"

"Itu loh sayang, tante mau nyuruh kamu anterin makan siang buat Raka."

Laura mengkerutkan dahinya.
"Antar makan siang ke kantor Raka maksud tante?"

Anna mengangguk. "Iya sayang, Laura mau kan?"

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang