Part 19

7.6K 411 26
                                    

Fabian berjalan mondar-mondir dengan mengapit ponsel ditelinga kanannya, saat ini Fabian dan Laura sudah sampai di apartement Raka, mereka sudah sampai sekitar sepuluh menit yang lalu. Namun sepertinya Raka sedang tidak ada. Sedari tadi Fabian sudah mencoba menghubunginya tapi belum ada jawaban.

"Akhirnya diangkat juga, kemana aja lo? Gue lagi ada di depan apartement lo nih."

"Ngapain lo ke apartement gue?"

"Nganterin Laura nyemperin lo, udah deh gak usah banyak tanyak mending sekarang lo cepet pulang."

"Apa? Laura lagi ada disitu?"

"Iya ini lagi sama gue, makanya lo cepet pulang."

"Bi, mending lo bawa Laura pulang deh, gue lagi nganter Aira sekarang. Gue gak mau ditanya macem-macem sama Laura."

"Apa? Astaga Raka, terus gue harus bilang apa?"

"Terserah lo lah, ya udah gue lagi nyetir nih gue matiin ya."

Raka mematikan sambungan telfonnya membuat Fabian berdecak kesal. Apa yang harus dikatakannya pada Laura? Kenapa Raka masih saja berhubungan dengan Aira, padahal dia sudah mempunyai tunangan secantik Laura. Dasar Raka !! Fabian melirik Laura, kasian sekali wanita itu.

Fabian berjalan mendekati Laura.
"Laura, kita sebaiknya pulang saja ya. Raka sedang ada urusan gak ada gunanya kita nunggu disini."

Laura menggigit bibir bawahnya, dia ingin sekali bertanya urusan apa yang membuat Raka tidak bisa pulang sekarang? Namun ia urungkan.
"Ya sudah, gak papa kok."

Fabian tersenyum lembut, sungguh dia tidak tega mendengar nada kecewa Laura. Awas saja nanti kalau dia bertemu Raka.
"Emh...bagaimana kalau kita kerumahku saja, daripada kamu langsung pulang."

Laura berfikir sesaat, menimbang usul Fabian.
"Iya deh, apa kak Bara lagi ada dirumah?" Mungkin dengan bertemu Bara rasa kesal Laura hari ini akan hilang.

Sebelah alis Fabian terangkat naik. Kenapa Laura malah menanyakan Bara?
"Mungkin ada." Jawab Fabian sekenanya, dia memang tidak tau Bara sudah pulang atau belum.

Sesampainya dirumah Fabian, Laura disambut Farah dengan senyum hangat.
"Loh ada Laura, ayo nak masuk." Farah menggiring Laura memasuki kediamannya.

Mereka bertiga duduk diruang tamu.
"Kok Fabian bisa sama Laura?" Tanya Farah.

"Tadi aku nganterin Laura ke apartement Raka ma, berhubung Rakanya lagi gak ada aku bawa aja Laura kesini."

"Oh gitu, tante senang kamu mau bertamu ke rumah tante. Ini pertama kalinya kan kamu kesini?"

Laura tersenyum manis, dia sangat menyukai sikap Farah yang sangat lembut sama seperti Anna, "Iya tan, maaf Laura baru bisa berkunjung hari ini."

"Gak papa kok nak, tante ngerti."

"Oh iya ma, kak Bara mana?" Tanya Fabian.

"Kak Bara belum pulang. Mungkin sebentar lagi."

Laura sedikit kecewa dengan jawaban Farah. Jadi, Bara belum pulang? Entah kenapa saat ini Laura sangat ingin bertemu Bara.

Salah satu pelayan dirumah Farah mengatakan kalau makan malam sudah siap. Farah memaksa Laura ikut makan malam bersama mereka.

Diruang makan juga sudah ada Adam, papa Fabian. Mereka berempat makan dengan diselingi canda tawa. Sampai malam semakin larut, membuat Laura harus segera pulang.

******

Laura sedang berada di balkon kamarnya dengan tersenyum senang, saat ini dia sedang menelfon Bara. Entah mendapat keberanian dari mana Laura memutuskan menghubungi Bara. Dia bosan dan ingin jalan-jalan. Untunglah hari ini Bara mau menemaninya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang