Happy Reading !
Laura masih berdiri mematung dengan berbagai pertanyaan yang menyeruak dalam benaknya. Apa hubungan Raka dan wanita itu? Kenapa Raka sampai repot-repot mengejar wanita itu jika tidak ada sesuatu diantara mereka berdua?
Dengan menghela nafas kasar, Laura berusaha meredam semua pertanyaan yang kini muncul di benaknya. Tepukan pelan di bahunya membuat Laura menoleh.
"Jangan pikirkan Raka, mungkin mereka sedang ada urusan." Ujar Fabian sambil tersenyum lembut.
Laura mengangguk kecil. "Aku harus pulang." Gumamnya.
"Mau aku antar?"
Laura menggeleng. "Aku bisa pulang sendiri kok."
Setelah itu Laura berbegas pergi. Ia melangkah dengan pelan, pikirannya saat ini sedang tidak fokus sampai Laura menabrak seorang karyawan membuat rantang makanan yang ia pegang terjatuh ke lantai.
"Maaf nona, saya tidak sengaja." ucap karyawan tersebut dengan raut wajah yang merasa bersalah.
"Tidak apa, aku yang salah." Sahut Laura dengan tersenyum tipis.
Karyawan tersebut membungkuk hormat, setelah itu Laura kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kantor Raka.
Selama perjalanan Laura masih terus memikirkan kejadian tadi, ia sudah memutuskan untuk mencari tau siapa wanita itu, ia tidak ingin rasa penasaran terus mendera dirinya.
Sesaimpainya di rumah Laura menghempaskan dirinya di sofa, memejamkan matanya untuk sesaat.
"Laura ada apa? Kenapa dari tadi mama liat wajahmu murung?" Tanya Salma yang sudah ada di hadapan Laura.
"Ma, apa benar Raka selama ini gak punya kekasih?" Tanya Laura dengan penasaran.
Salma mengangguk. "Iya setau mama begitu, memangnya kenapa?"
Laura menghembuskan nafas pelan. "Tadi ada seorang wanita yang dateng ke kantor Raka. Raka keliatan seneng banget. Ekspresinya juga udah kayak orang yang lama gak ketemu. Namanya Aira ma, dia mengaku sebagai teman Raka."
"Mungkin dia temen Raka yang udah lama gak ketemu."
"Tapi ekspresi Raka kayak yang keliatan seneng banget ma, gak mungkinlah kalau cuma temen." Kilah Laura.
"Bisa aja kan sayang, dari saking kangennya Raka sampek kesenengan."
Salma menepuk pelan pundak Laura. "Udahlah jangan terlalu di pikirin. Raka itu sekarang sudah jadi milik kamu. Dan tugas kamu sekarang adalah membuat Raka bisa bertekut lutuk sama kamu. Buat dia tergila-gila sama kamu Laura." Salma menatap Laura dengan pandangan serius. Sedang Lauara ia hanya diam mendengar ucapan sang mama.
Laura menghela nafas kasar.
"Gimana caranya ma, sejauh ini Laura liat Raka seperti gak tertarik sama Laura."Salma berdecak pelan. "Kamu gimana sih, bukannya selama ini kamu selalu di kejar para lelaki. Seharusnya kamu udah bisa dong memikat hati Raka dalam sekejap."
Laura menipiskan bibirnya. "Raka berbeda ma, dia sulit di dekati. Dia bahkan selalu bersikap dingin. Aku gak ngerti kenapa."
"Itu karna Raka belum terlalu mengenal kamu. Coba kamu lebih berusaha dekati dia."
"Iya ma, nanti Laura coba. Laura capek mau istirahat dulu."
Laura bangkit dari duduknya meninggalkan sang mama.
******
Raka membuka pintu rumahnya dengan malas, hari ini ia begitu lelah, badannya sudah sangat lengket. Sesampainya di ruang tengah ia berpapasan dengan sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
RomanceLaura Adelia wanita berparas cantik yang harus rela dijadikan alat oleh sang ibu untuk mencapai tujuannya. Dia dijodohkan dengan Raka Aldrick Gunawan pewaris dari Gunawan Grup. Namun siapa sangka saat Laura pertama kali bertemu dengan Raka disaat it...