Part 10

9.9K 414 13
                                    

Happy Reading !

"Kenapa kamu memberitahu hubungan kita yang sebenarnya Raka? Kamu kan sudah janji sama aku? Kamu gak liat tadi Laura marah banget sama kamu." Aira berkata dengan frustasi, dia sungguh tidak mengerti dengan jalan fikiran Raka. Bisa-bisanya dia malah terus terang dihadapan Laura. Bagaimana kalau nanti Laura memberitahukannya pada orang tua Raka?

Aira mendesah frustasi sepertinya dia akan kembali menghadapi kemarahan Anna.

Raka memegang tangan Aira mencoba menenangkan sang kekasih. "Ini yang terbaik Aira. Laura memang harus tau, tidak ada gunanya lagi kita menyembunyikannya, Laura juga sudah semakin curiga."

Aira menggeleng tidak sependapat dengan sang kekasih. "Ini bukan waktu yang tepat, aku belum siap hubungan kita terbongkar. Bagaimana kalau sampai Laura memberitahukannya pada tante Anna? Orang tuamu pasti akan tambah membenciku Raka."

Raka menghela nafas sejenak, dia memang sudah memikirkan resiko yang akan dia terima nanti. Yang pasti kedua orang tuanya akan marah besar jika mereka mengetahui kalau dirinya masih berhubungan dengan Aira. Tapi itu urusan nanti, dia yakin pasti bisa mengatasinya.

"Sudahlah sayang, jangan khawatir aku pasti bisa mengatasi semuanya. Kamu percaya sama aku."

"Lalu bagaimana dengan Laura? Dia pasti marah sama kamu." Dan disaat seperti ini Aira masih memikirkan Laura, tidak bisa dia pungkiri kalau dirinya merasa kasihan melihat wajah terluka Laura. Bukan karna dia ingin terlihat baik dimata Raka, namun dirinya juga perempuan yang pasti juga bisa merasakan bagaimana kecewanya Laura saat ini. Dia pasti meresa dikhianati tapi apa daya Aira tidak bisa melakukan apapun.

"Sudahlah jangan pikirkan Laura, aku tidak peduli mau dia marah sekalipun itu bukan urusanku."

Tidak. Itu sama sekali tidak benar, perasaan bersalah kini mulai merayapi perasaan Raka melihat air mata Laura dan pandangan kecewanya membuat dadanya dilingkupi perasaan aneh. Namun sebisa mungkin ia menepis perasaan itu.

"Apa kamu tidak ingin menyusulnya? Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Laura?"

Raka menggeleng dengan tegas. "Enggak Aira, aku yakin temannnya pasti sudah menemukan keberadaan Laura. Dia pasti akan baik-baik saja. Lebih baik sekarang aku antar kamu pulang."

Aira mengalah dia memang sudah ingin cepat pulang dan beristirahat, melupakan hari ini.

Mereka berdua kemudian bergegas pergi. Raka mengantarkan Aira sampai depan rumahnya.

"Kamu gak mau mampir dulu?" Tanya Aira setelah mereka sampai.

Raka tersenyum sambil mengusap kepala Aira. "Lain kali aja ya..."

Aira mengangguk mengerti. "Ya udah kalau gitu." Aira melepas seatbelt nya.

Raka menahan tangan Aira. Mendongakkan kelapa sang kekasih. "Percaya sama aku, semua pasti baik-baik saja." Ujarnya sambil mengecup kening Aira.

Aira tersenyum. "Ya aku percaya Raka."

******

Laura mengambil ponselnya untuk menghubungi Sesil. Dia sudah memutuskan akan mencari tau dimana rumah dan tempat kerja Aira serta segala informasi yang berhubungan dengannya. Dia tidak ingin diam saja.

"Halo Sesil?"

"Ada apa Laura?"

"Kamu lagi sibuk ya?"

"Gak juga sih, memangnya ada apa?"

"Kamu bisa bantu aku?"

"Bantu apa?"

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang