Laura memandang rumah berlantai dua dengan tiang besar di bagian depan dengan terpaku. Rumah berlantai dua yang berwarna putih gading itu mempunyai halaman yang cukup luas. Beberapa tanaman juga berjejer rapi membuat suana terlihat nyaman. Wanita itu tak hentinya berdecak kagum.
"Rumah siapa ini?" Tanyanya pada sang suami.
Raka memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, "Tentu saja rumah kita. Mulai sekarang kita akan tinggal disini."
Dua mata Laura mengerjap tak menyangka dengan jawaban yang Raka berikan, "Benarkah? Kamu lagi gak bercanda kan?"
"Iya sayang, aku serius." Sahut Raka sambil tersenyum lembut.
Seketika itu juga Laura memeluk sang suami sebagai ungkapan kebahagiaannya, "Makasih Raka, rumahnya bagus banget. Aku suka."
Satu tangan Raka mengelus rambut Laura, "Syukurlah kalau kamu suka. Tadinya aku takut kamu tidak akan menyukainya."
"Tentu saja aku suka. Rumahnya bagus."
"Kalau begitu ayo kita masuk kedalam." Raka mengurai pelukan mereka, menggandeng tangan Laura ke depan pintu.
Setelah pintu terbuka, suara riuh menyambut mereka.
"Selamat datang dirumah sayang."
Salma, Anna, Farah juga Fabian menyambut kedatangan mereka dengan tersenyum lebar.
Laura menganga melihat sambutan itu, "Mama..."
"Gimana bulan madunya sayang? Apa menyenangkan?" Salma berujar sambil memeluk Laura.
"Iya ma, sangat menyenangkan."
Kali ini giliran Anna yang memeluk Laura, "Mama kangen sama kamu." Anna mulai membiasakan dirinya menyebut mama.
"Aku juga kangen sama mama."
"Ciee...yang habis bulan madu, auranya beda." Celetuk Fabian membuat Raka mendengus kecil.
"Fabian, jangan menggoda Raka." Farah memelototi anaknya. Sedangkan Fabian hanya menyengir lebar.
"Papa gak ikut ma?" Raka yang tak melihat keberadaan sang papa bertanya pada Anna.
"Enggak sayang, dia lagi ada urusan penting. Mungkin besok dia akan mengunjungi kalian."
"Oh begitu."
Sedangkan Laura sedari tadi mengamati seluruh ruangan yang sudah tertata rapi, tak lupa dengan foto pernikahan mereka yang terpajang diruang tamu.
Hatinya bertambah bahagia melihat foto itu. Foto dimana ia dan Raka terlihat sangat bahagia.
"Oh ya, aku masih punya satu lagi kejutan buat kamu."
Laura menoleh dengan satu alis terangkat, "Apa itu?"
"Ikut aku." Raka membawa Laura ke samping rumah.
Disana Laura dibuat terkagum dengan taman yang terdapat berbagai macam bunga, sudah tertata dengan cantik. Disudut taman itu juga ada sebuah gazebo kecil.
"Raka, ini bagus sekali." Laura menutup mulutnya tak menyangka dengan kejutan yang Raka berikan.
"Aku tau kalau kamu sangat menyukai bunga. Jadi aku fikir dengan adanya taman dirumah kita, kamu gak akan merasa bosan."
Dua manik mata Laura sudah berkaca-kaca, suaranya seakan tercekat. Sepertinya Raka sangat ingin membuat rumah ini terasa nyaman untuknya. Hatinya begitu membuncah sekarang.
"Aku gak tau lagi harus bilang apa. Intinya aku sangat bahagia." Dua bulir air mata membasahi pipinya.
Tangan Raka terangkat menghapus air mata sang istri dengan ibu jarinya, "Kamu tau, bagiku saat ini yang terpenting adalah bagaimana caranya bisa membuat kamu tersenyum bahagia seperti saat ini. Dan aku harap setelah ini air mata yang kamu keluarkan adalah air mata bahagia, bukan air mata kesedihan seperti dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
RomanceLaura Adelia wanita berparas cantik yang harus rela dijadikan alat oleh sang ibu untuk mencapai tujuannya. Dia dijodohkan dengan Raka Aldrick Gunawan pewaris dari Gunawan Grup. Namun siapa sangka saat Laura pertama kali bertemu dengan Raka disaat it...