"Aku mohon kembalilah padanya. Dia tidak bersalah sedikit pun."
"Katakan padanya, aku sudah terbiasa hidup tanpanya. Dan dia juga harus bisa menjalani hidup tanpa memikirkanku."
Setelah mengucapkan itu, dia kembali melanjutkan langkahnya. Wajahnya yang dari tadi diangkat tinggi, kini hanya bisa tertunduk dalam. Dia terus berjalan dengan keadaan seperti itu hingga matanya menangkap suatu bayangan. Ada seseorang yang berdiri di depan dan menghadang langkahnya.
"Katakan itu langsung padaku. Ulangi ucapan itu sambil menatap mataku."
Saat itu juga, seluruh keyakinan yang telah dibangunnya runtuh. Rasa sesak tiba-tiba memenuhi dadanya dan semua jadi terasa salah. Semua yang diucapkannya, tanpa terkecuali. Dia bisa merasakan dengan jelas desakan yang begitu kuat dalam dirinya. Bahkan dia hampir tidak bisa menahan diri untuk berlari mendekap orang yang berada di hadapannya ini.
Semua kesedihan yang ditutupinya membuncah seketika, membuatnya siap untuk meledak dan terisak kapanpun. Sadar kalau suaranya akan bergetar bila berbicara -sesedikit apapun itu-, dia memilih melangkah pergi. Melewati orang itu tanpa menoleh sedikit pun, walau hatinya memberontak dengan sangat keras. Dan di langkah kedua, saat orang itu menahan tangannya dan mengucapkan sesuatu, dia tahu kalau dirinya tidak akan pernah bisa melepaskan diri.
"Kalau kau pergi seperti ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tidak akan bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow of You
General Fiction"Tidak ada cara lain untuk membebaskan diri dari masa lalu selain menghadapinya." Akira Clamanty memutuskan hubungan dengan dunia luar selama dua tahun, semenjak tunangannya terbunuh di depan matanya. Dengan darah yang terus mengucur hingga kelamaan...