"Jelaskan semuanya padaku sekarang juga," geram Hyemi.
Tak kuhiraukan ucapannya dan tetap berjalan sembari membawa nampan yang berisi pesanan pelanggan. Sepanjang hari Hyemi terus menggerutu dan mengumpat diriku karena kehadiran Junhoe di kampus tadi siang.
"Selamat menikmati," ucapku ramah ketika selesai menghidangkan pesanan pelanggan itu di atas meja.
Jujur saja rasanya bibirku kaku sekali hari ini. Bagaimana tidak, sepanjang hari aku harus tersenyum manis pada setiap pengunjung restoran yang datang. Sungguh membosankan.
Aku berjalan mendekati Hyemi dan langsung menyodorkan nampan kosong itu padanya, tapi Hyemi malah menarik tanganku hingga ke dapur dan menyudutkan diriku di belakang pintu.
"Jika kau masih ingin hidup, jelaskan padaku sekarang!!" ancamnya.
"Hyemi-ya, kita sedang bekerja. Apa kau ingin aku atau parahnya kita berdua di pecat??"
"Cepat katakan!!" balasnya tanpa menghiraukan ucapanku.
Aku mendengus pelan mendengarnya. Aissss kenapa aku bisa bertemu dengan orang yang sangat keras kepala seperti dirinya.
"Apa yang ingin kau tau??" akhirnya aku menyerah.
"Semuanya. Apa maksudmu, calon suamimu itu adalah Junhoe??" tanyanya antusias dan dengan sekali anggukan kepala kurasa sudah cukup menjawabnya. "Jinjja?? Jadi, yang kau bilang sebagai malaikatmu itu adalah Dino??"
"Ne," jawabku singkat. Tapi tadi dia mengatakan apa?? Dino? Dino!?
"Bagaimana kau bisa mengenal Dino??"
"Aigooo sebenarnya kau ini hidup di dunia apa Shin Min Ra?? Tentu saja aku tau, bahkan semua orang juga sedang membicarakannya karena dua hari lagi dia juga akan debut sebagai penyanyi di Pledis Ent. Lusa adalah penampilan pertamanya."
"Jinjja?? Dino juga akan menjadi seorang penyanyi??"
"Ya!!!" teriak seseorang dan sukses membuatku dan Hyemi menoleh ke arah sumber suara itu.
Aisss sangat menyebalkan melihat wajah koki tua ini. Sejak pertama melihatnya aku sudah tidak menyukainya. Dia suka sekali mengintimidasiku dengan tatapan garangnya yang seolah-olah ingin menelanku hidup-hidup. Akhir-akhir ini aku banyak bertemu dengan orang-orang aneh.
"Apa kalian pikir kalian di bayar hanya untuk bergosip?? Semua orang sedang sibuk sedangkan kalian malah asyik mengobrol. Cepat keluar dari dapurku!!" gertaknya.
"Ne, Sunbae."
"Shin Min Ra!!" panggilnya lagi. "Jika kau tak ingin ditendang oleh manajer dari sini sebelum mendapatkan gaji pertamamu, bekerjalah dengan baik. Jika kau hanya mengandalkan Fisikmu saja, tak akan bisa membuatmu bertahan di sini," lanjutnya lagi dengan tajam.
Fisik?? Aiss jinjja apa maksudnya?? Apa ingin mengatakan aku tak punya kemampuan?? Jika saja Hyemi tidak menahan bahuku, mungkin saat ini aku sudah berdiri di depannya dan melemparkan semua bahan makanan itu ke wajah keriputnya. Dasar wanita tua tak punya hati. Ahhh setidaknya dia mengakui keunggulan fisikku.
Kuangkat kepalaku dan balas menatapnya. "Tentu saja," jawabku angkuh dan berlalu dari hadapannya.
*****
Aku langsung berjalan terburu-buru ketika melihat salah seorang tamu yang baru memasuki restoran. Orang itu memilih meja yang ada di sudut ruangan. Ya seleranya sama denganku. Sejak memasuki restoran ini, mataku juga langsung tertuju pada tempat itu. Sepertinya sangat nyaman. Selain itu juga bisa memanjakan mata untuk melihat taman yang ada di samping restoran ini."Silahkan," ucapku sembari menyodorkan buku menu pada pria itu tapi seketika itu juga mataku langsung melotot ketika dia mendongak dan melepas masker yang menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Challenge
Fanfiction[COMPLETED] Hanya satu nama yang kuinginkan di dunia ini. Hanya namamu. Aku tidak peduli apakah kau menginginkanku atau tidak. Aku adalah takdirmu. Suka atau tidak, terima atau tidak, sekuat apapun kau berusaha menolakku, kupastikan kau tak akan...