#31

61 15 4
                                    

Untuk part ini dan part part selanjutnya, author saranin bacanya sambil meluk bantal ya wkwkw kalo meluk bias kejauhan :v


*****
Junhoe's POV

"Ya aku gila!!! Gila karena mati-matian mencintai seseorang yang bahkan tak pernah menyadari kehadiranku!! Gila karena begitu menginginkan seseorang yang bahkan selalu berusaha melarikan diri dari jarak pandangku!! Gila karena seseorang yang bahkan ingin menggeser posisiku dan memberikannya pada adikku sendiri!! Kau yang membuatku gila Shin Min Ra, Apa kau sadar itu?" teriakku.

Dia terperangah melihatku. Aku tidak peduli lagi, selama ini aku bersabar karena berusaha menepati janji memberikan kesempatan padamu, tapi sekarang kesempatanmu berakhir.

Kutarik tubuhnya yang membeku hingga berada tepat di hadapanku, kemudian kubalas tatapannya yang semula marah dan kini berubah menjadi kosong.

"Aku memang memberikan kesempatan padamu Minra~ya," ucapku pelan tapi tajam. "Tapi kesempatan itu sudah berakhir. Aku tidak peduli dengan perasaanmu dan Dino saat ini. Sekali pun kau dan Dino mengemis di kakiku, tak akan ada keajaiban apa pun yang akan membuatku melepaskanmu."

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Tapi sedetik kemudian matanya membalas tatapanku dengan berani. Senyum mengejeknya tersungging sempurna di bibirnya, membuatku seketika mengerutkan keningku, bingung akan perubahan ekspresinya.

Sekali sentakan, dia berhasil melepaskan cengkeramanku pada kedua lengannya, kemudian melipat kedua tangannya itu di depan dada.

"Kau sedang menyatakan cinta padaku? Begini caranya kau melamar seorang gadis?"

Sontak mataku terbelalak mendengar ucapannya. Nada bicaranya yang ringan justru membuat napasku tercekat. Gadis ini..

"Aigoo~ nasibku benar-benar malang. Bagaimana bisa aku akan menikah dengan pria yang tidak romantis sama sekali? Sepertinya aku memang harus mengubur keinginanku mendapatkan pangeran yang berhati malaikat, selalu bersikap baik padaku, karena pada kenyataannya calon suamiku sangat menyebalkan."

Tubuhku mematung. Darahku mengucur deras melihatnya tersenyum kemudian berlalu begitu saja menuju pintu kamarku, meninggalkan diriku yang masih terpaku di tempatku. Calon suami?

Aku langsung melangkahkan kakiku cepat dan menahan pintu kamarnya dengan tanganku sesaat sebelum dia menutup pintu itu. Tanpa seizinnya aku mendorong pintu itu hingga terbuka lebar dan kembali membantingnya hingga tertutup dengan dorongan kakiku.

Kutarik lengannya dan memaksanya membalas tatapanku yang menuntut.

"Apa maksud ucapanmu?" ucapku pelan.

"Aisss kau ini apa-apaan? Berkali-kali kau menyakiti lenganku karena cengkeramanmu. Kau memang benar-benar setan yang selalu menyusahkan dan menyebalkan."

"Aku tidak butuh protesmu, aku hanya butuh jawabanmu Shin Min Ra. Apa maksud ucapanmu tadi?" tuntutku mulai tak sabar, mengacuhkan semua ocehannya.

"Ucapan yang mana?" ucapnya gusar. "Aku tidak mengucapkan apa-apa dan sekarang keluarlah dari kamarku. Kau ingin eomma-mu memergoki kita berdua lagi di dalam kamar, membuatnya akan mempercepat pesta pernikahan itu menjadi besok?"

Love ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang