Junhoe's POV
Aku membuka mataku perlahan, dan saat itu juga senyumku melebar ketika mendapati wajah gadis yang berdiri tidak jauh dari tempatku. Matanya masih terpejam, namun senyumnya terukir manis di wajah sempurnanya. Pertama kalinya aku melihat senyum indahnya untuk diriku. Kenapa Tuhan bisa menciptakan gadis sesempurna ini??
Tiba-tiba saja matanya terbuka. Dengan cepat kuperbaiki ekspresi wajahku dan saat matanya memandang wajahku, dia langsung menegakkan tubuhnya dengan benar dan sedikit terkejut. Matanya melebar dan membuatku semakin terpesona. Dia memalingkan wajahnya dari tatapanku. Dengan jarak seperti ini pun aku bisa melihat jelas dia sedang berusaha menutupi rona merah yang bersemu di pipinya.
Aku bangkit dari dudukku dan berjalan begitu saja menuju ruang makan keluargaku tanpa menggubrisnya, seolah-olah tak peduli dengan apa yang baru saja terjadi.
Bagaimana?? Apa kau mulai menyadari suara indahku??
Mulai saat ini, aku akan membuat kau hanya mendengar suaraku. Kau hanya boleh mendengar nyanyianku, Ra~ya.
*****
Minra's POV
Aku membungkukkan badanku memberi salam pada Koo ahjumma dan ahjusshi kemudian mendudukkan tubuhku di atas kursi makan yang sudah kududuki selama satu minggu ini. Aku duduk tepat di depannya dan saat ini aku hanya menundukkan wajahku menahan malu.
Aigooo bodohnya diriku, bagaimana mungkin aku bisa menatapnya seperti itu tadi??
"Minra~ya, kenapa kau tidak memakan sarapanmu??"
"Ah ne," jawabku sembari tersenyum kaku pada Koo ahjumma.
Kuteguk susu yang berada di hadapanku. Tenanglah Minra, memangnya kenapa jika dia tahu bahwa kau mendengarkannya menyanyi?? Bukankah itu hal biasa baginya??? Dia kan seorang penyanyi, jadi wajar saja jika ada orang yang mendengarkannya menyanyi, dan itu termasuk dirimu.
Aku terus menyeruput susuku sembari mengedarkan pandanganku ke segala arah, berusaha menghindari bertemu pandang dengan dirinya. Hatiku sedikit hangat ketika melihat Dino yang menyantap sarapannya dengan tenang dan tentu saja selalu terlihat tampan, bahkan hanya dengan kaus rumah berwarna putih yang dikenakannya saat ini.
"Bagaimana jika June dan Minra segera bertunangan???"
Sontak aku mencengkeram meja makan dengan kuat. Kutatap wajah Koo Ahjumma dan kudapati raut wajah serius yang ditunjukkannya padaku. Koo Ahjumma mengerjap-ngerjapkan matanya, menunggu jawaban dari siapa pun.
Aku benar-benar seperti kehilangan oksigenku saat ini.
"Kurasa itu lebih baik!!"
Aku langsung menolehkan kepalaku ke arahnya dengan cepat. Hal bodoh apa yang baru di ucapkannya??? Tapi lagi-lagi dia tidak menggubrisku dan terus berfokus pada wajah eomma dan appanya. Dan ekspresi apa itu??
Astaga lelucon apa lagi ini?? Kenapa hidupku penuh dengan lelucon saat ini??
*****
Junhoe's POVAku tersenyum puas sembari menatap bintang yang bertaburan di langit dari taman belakang rumahku. Ingin sekali tertawa melihat mata besarnya yang hampir saja keluar ketika eomma mengatakan masalah pertunangan kami tadi. Hah tidak sia-sia aku mengeluarkan jurus lidah tajamku pada eomma tadi siang. Aku sengaja memanfaatkan sifat eomma yang sangat tidak suka jika ada orang lain yang berpandangan buruk terhadap keluarga kami, dan hal ini yang kugunakan untuk membuat iblis betina itu tidak bisa lepas dari tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Challenge
Fanfiction[COMPLETED] Hanya satu nama yang kuinginkan di dunia ini. Hanya namamu. Aku tidak peduli apakah kau menginginkanku atau tidak. Aku adalah takdirmu. Suka atau tidak, terima atau tidak, sekuat apapun kau berusaha menolakku, kupastikan kau tak akan...