#24

63 14 0
                                    

Junhoe's POV

Aku tersenyum puas mendengar ucapannya. Aku tidak salah mengandalkan seseorang.

"Kau memang pantas diandalkan. Gomawo."

"Ne, tapi kau jangan lupa dengan janjimu, oppa." gerutunya.

"Hahaha arasseo. Setelah kembali ke Korea, aku pasti menepatinya."

"Nuguya?? Kenapa bisa sesenang itu?? Minra??" Hanbin hyung memberondongku dengan pertanyaannya ketika aku memutuskan telepon Hyemi.

Aku menggeleng pelan dan tersenyum padanya. "Ani, tapi seseorang yang bisa membantuku mendapatkan takdirku," jawabku kemudian meninggalkannya begitu saja.

Hanya lima hari lagi, Ra~ya. Setelah itu tak ada kesempatan kedua untukmu melepaskan takdirmu.

*****
Minra's POV

"Gomawo, sudah menemaniku," ucap Dino ketika buku yang dicarinya berada di genggamannya saat ini. Yah sesuai dengan ucapanku tadi malam, sepulang kuliah aku pergi menemaninya, setelah bersusah payah menghindari Hyemi. Akhir-akhir ini gadis itu benar-benar aneh.

"Ingin minum? Tunggulah di sini, aku membeli minuman sebentar," ucapnya lagi yang kujawab dengan anggukkan kepala.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitarku. Mall cukup ramai saat ini, tapi Dino berani-beraninya ke tempat ini tanpa penyamaran sama sekali. Hanya menggunakan kaca mata hitam yang menutupi matanya. Melihatnya saat ini, mengingatkanku pada saat Junhoe ke kampusku. Membuatku terkekeh pelan ketika melihat ekspresinya yang shock waktu itu karena ulahku.

Astaga adik dan kakak sama saja. Atau karena mereka sadar, dengan penyamaran apa pun mereka itu tetap saja terlalu mencolok?? Tapi apa mereka tak memikirkan nasibku?? Nasibku akan mengenaskan jika ada orang yang mengenali wajahku sedang berjalan dengan idola mereka.

"Minuman dingin, tak apa??" ucap Dino yang tiba-tiba sudah berada di sampingku sembari menyodorkan sekaleng minuman.

Aku mengangguk pelan. "Gomawo."

"Bagaimana rasanya menjadi tunangan Junhoe hyung??"

Aku langsung tersentak mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba. Aku menolehkan kepalaku cepat ke arahnya.

"Rasa??" ucapku dan terkekeh pelan, kemudian menyesap minumanku untuk mengendalikan ekspresiku.

"Apa akan sama jika bertunangan denganku??"

Byurrr... minuman yang sedang berada di mulutku, muncrat begitu saja ketika mendengarnya. Dengannya?? Astaga...

Aku membersihkan sekitar mulutku yang basah dengan tanganku.

"Akhir-akhir ini, kau terlalu banyak bercanda," elakku, tak tau harus menjawab apa.

Aku melangkahkan kakiku kembali dan diikuti olehnya yang berjalan di sampingku.

"Ne, aku hanya bercanda," jawabnya dengan santai.

Apa akan sama jika bertunangan dengannya? Pasti sangat berbeda. Tapi sekarang aku tak tau mana yang lebih baik.

Love ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang