Minra's POV
Aku mengoleskan selai cokelat ke rotiku dengan malas. Sarapan sendirian benar-benar tidak menyenangkan. Dino belum keluar dari kamarnya sedangkan Junhoe, aku yakin dia lebih memilih mengurung diri di kamarnya dari pada sarapan bersamaku. Aku merindukan Koo ahjumma dan ahjusshi. Jika mereka ada di sini, suasana pasti akan terasa lebih baik.
Keluarga ini dengan perlahan mengubah kebiasaanku. Memberikan sesuatu yang tidak kudapati sejak kematian eomma.
Dulu aku terbiasa seperti ini, karena sangat jarang aku bisa sarapan satu meja dengan appa. Sejak eomma meninggal, appa lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Aku masih bisa terima, karena appa akan selalu ada untukku setiap saat jika aku membutuhkannya.
Tapi sekarang??? Sekali pun aku berlutut di kakinya, mungkin dia akan tetap membuangku.
"Agaesshi, ini minuman anda."
Aku tersenyum pada Yoon ahjumma dan langsung menyesap segelas susu itu hingga tak bersisa.
"Ahjumma, bisa tolong antarkan sarapan untuk Junhoe??"
Sejak malam dia tak memakan apa pun. Dia tidak boleh begitu terus hanya karena tidak mau melihat wajahku. Aku tidak mau bertanggung jawab jika tiba-tiba 'Junhoe iKON ditemukan tewas di kamarnya karena kelaparan' menjadi Headline News di berbagai surat kabar.
"Tuan muda?? Tuan muda sudah pergi sejak tadi agaesshi."
"Mwo??"
"Ne, dengan membawa koper dan ranselnya. Tuan muda bilang hari ini dia akan pergi ke China untuk sebuah acara, setelah itu mungkin akan tinggal beberapa hari di China karena kegiatan iKON."
Mwoya?? Beberapa hari?? Sampai kapan kau tak akan memaafkanku?? Bahkan tak memberikanku kesempatan untuk meminta maaf.
Aissss kenapa aku jadi emosi seperti ini. Kenapa aku merasa kesal ketika dia pergi begitu saja tanpa berpamitan padaku?? Kau membuatku seperti orang gila, Koo Junhoe. Membuatku tak mengerti perasaanku sendiri.
*****
Junhoe's POV
Aku memainkan ponselku dengan malas. Selama dua hari aku berada di sini, dan masih ada beberapa hari lagi yang membuatku tak bisa melihat wajahnya. Sedikit menyesal pergi dalam keadaan seperti ini, pergi tanpa melihat wajahnya. Aisss kenapa egoku mempermainkan diriku sendiri??
"Aisss aku telepon dia atau tidak??" desis seseorang.
Aku mengangkat kepalaku, mengalihkan tatapanku dari layar ponselku kepada seorang pria yang berjalan seperti setrikaan di hadapanku, sembari memutar-mutar ponselnya dengan gemas. Tak berbeda jauh dengan keadaanku saat ini, tapi setidaknya aku tidak mengusik mata orang lain dengan bertingkah seperti dirinya.
Dan beberapa hari yang lalu berani-beraninya dia memberikan bunga matahari pada seorang gadis saat Heroes of Remix China. Sensasi menjijikkan.
"Hyung, kau sedang apa??" tanyaku.
Dia menghentikan langkahnya, menolehkan kepalanya cepat ke arahku, dan ntah bagaimana tiba-tiba dia sudah duduk di sampingku. Menatapku dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Challenge
Fanfiction[COMPLETED] Hanya satu nama yang kuinginkan di dunia ini. Hanya namamu. Aku tidak peduli apakah kau menginginkanku atau tidak. Aku adalah takdirmu. Suka atau tidak, terima atau tidak, sekuat apapun kau berusaha menolakku, kupastikan kau tak akan...