#35

65 16 0
                                    

Untuk part ini dan part part selanjutnya, author saranin bacanya sambil meluk bantal ya wkwkw kalo meluk bias kejauhan :v


*****
Junhoe's POV

"June, bagaimana pendapatmu?"

"Ne?" sahutku terkejut. Sudah lebih dari satu jam sejak makan malam tadi aku bersama member yang lain dan juga menager hyung berada di ruangan ini, tapi tak satu detik pun pikiranku bersama mereka. Bahkan aku tak mendengarkan satu kata pun yang keluar dari mulut mereka. Konsep album baru bahkan tak bisa menyita perhatianku saat ini. Yang ada di otakku saat ini hanya tempat-tempat yang mungkin dikunjunginya. Seharian penuh kuhabiskan waktuku untuk mengelilingi Seoul, mencari keberadaan dirinya tapi hasilnya nihil.

Aku mulai melihat mata Hanbin hyung berkilat marah ke arahku. Tapi bagaimana bisa otakku bekerja secara bersamaan untuk dua hal yang berbeda.

"Kemana fokusmu? Apa kau bertengkar lagi dengan calon istrimu itu?" geramnya dan kepalaku hanya tertunduk mendengar amukannya. "Tak bisakah kau mengabaikan urusan pribadimu untuk sesaat saja?"

Sontak seperti api yang tersiram oleh bensin, emosiku tersulut hingga ke ubun-ubun. Aku langsung berdiri dengan kasar, menimbulkan suara decitan kaki kursi yang tergesek oleh lantai.

"Mengabaikannya?" desisku. Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya sementara pernikahanku terancam gagal?? Lima belas tahun aku menunggu berada di posisi ini. Lima tahun hatiku tersiksa karena merasa bersalah. Dan satu tahun hari-hariku kubuang percuma hanya untuk terus memastikan bahwa dia tetap berada di dalam jarak pandangku. Mengikutinya seperti orang bodoh, hanya memastikan dia selalu aman dan tidak pergi ke tempat yang tidak bisa kukunjungi. Seperti penguntit yang siap memangsa korbannya kapan pun.

"Kalian tidak tau, aku berusaha mati-matian menahan diriku agar tidak menyeretnya kemudian mengurungnya di dalam kamarku ketika melihatnya satu tahun yang lalu. Kalian tidak tau, aku hampir gila karena melihat ayahnya yang tiba-tiba datang ke rumahku sebagai rekan bisnis appaku. Semuanya tidak mudah, Hyung. Tidak seperti kau membalikkan telapak tanganmu dan parahnya sekarang aku tidak tau dia berada dimana."

Dadaku naik-turun mengatur napasku yang mulai tersengal, sedangkan sorot mata shock terpancar dari tatapan mereka ke retina mataku.

"Ga-gagal? Maksudmu pernikahan kalian.."

Ucapan Hanbin hyung terhenti begitu saja ketika ponselku berdering nyaring dari saku jacketku. Tanpa membuang waktu, kurogoh saku jacketku dan mengeluarkan ponselku dari sana. Napasku langsung memburu ketika melihat nama yang memanggil-manggil dari layar ponselku.

"Yeoboseyo..."

Aku mendengarkan dengan seksama sahutan orang di ujung sana. Bahkan aku lupa untuk menarik napasku.

"Jangan meminta maaf padaku, Hyemi~ya. Katakan dimana dirinya?"

*****

Author's POV

Flashback

"Aku harus pulang sekarang, Ra~ya."

Gadis kecil yang dipanggil itu pun tetap memunggungi sang pria. Menutupi wajahnya yang mulai dilelehi oleh air mata.

Love ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang