Junhoe's POV
Aku menekan remote TV ku dengan sembarangan tanpa memfokuskan perhatianku pada layar datar itu. Sesekali aku melirik jam dinding yang menunjukkan malam semakin larut. Aiss kemana gadis itu? Tidak biasanya dia pulang selarut ini.
"June, apa tidak sebaiknya mencari Min Ra? Ponselnya sejak tadi tidak bisa dihubungi."
Aku bisa mendengar nada cemas dari suara eomma yang bergetar. Ya, sama dengan apa yang kurasakan saat ini.
"Biar aku yang mencarinya."
Aku menolehkan kepalaku dan saat itu kudapati Dino yang keluar dari kamarnya sembari memakai jaket putihnya.
"Tidak perlu," ucapku dingin. Aku langsung berdiri dan kusambar kunci mobilku yang berada di atas meja dengan cepat. "Aku bisa mencari tunanganku sendiri."
Aku melangkahkan kakiku tanpa mempedulikan tatapan Dino yang tertuju padaku.
Kau harus belajar menerimanya, Dino~ya. Bagi Min Ra, kau memang seorang malaikat, tapi kau bukan malaikat yang dikirim Tuhan untuk melindungi gadisku.
*****
Aku mengetuk-ngetukkan jariku pada setir mobil dengan tidak sabar. Kutolehkan kepalaku ke kiri dan kanan, mencari sosok dirinya. Suasana sepi dan gelap yang terlihat dari luar restoran semakin membuatku frustasi. Restoran ini sudah tutup tapi kenapa dia belum pulang juga?
Kusambar ponselku dan menekan angka 4 yang langsung menyambungkanku dengan ponselnya. Aiss sialnya kenapa ponselnya tidak aktif? Sebenarnya kau kemana Ra~ya? Apa kau berusaha menghindar dari pernikahan itu?
Aku menghembuskan napasku berat kemudian kembali menjalankan mobilku dengan pelan. Mataku melebar ketika melihat sosok gadis yang kukenal tengah bersandar pada tiang penyanggah halte bus dengan memejamkan matanya. Ada rasa lega ketika melihat dirinya baik-baik saja.
Kutepikan mobilku dan langsung berjalan cepat atau bisa dikatakan setengah berlari, menghampiri dirinya.
"Yak! Kenapa kau masih berada di sini?" geramku.
Sedetik kemudian dia membuka matanya dan menatapku shock.
"Kau...??"
"Kau sadar sekarang jam berapa?" hardikku lagi, mengabaikan keterkejutannya.
"Yak, kau pikir aku senang hati menunggu bus malam-malam begini!!"
*****
Sesekali aku melirik dirinya yang duduk bersedekap di sebelahku. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya, hanya ada helaan-helaan napas lelah yang kudengar.
"Kenapa kau masih berada di halte semalam ini?" ucapku tanpa mengalihkan fokusku pada jalanan Seoul.
"Bukan urusanmu!"
Aku mendengus kesal mendengar jawabannya. Ketus sekali.
"Kenapa kau menjemputku? Bukankah sebaiknya kau menjemput Hyemi dan mengantarkannya ke rumah dengan selamat," sambungnya lagi, tak kalah ketusnya.
Aku menolehkan kepalaku ke arahnya. Tapi dia tetap saja tak mau melihat ke arahku.
Hyemi? Apa ini bisa kuartikan sebuah kecemburuan? Hah kau mulai menyadarinya Ra~ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Challenge
Fanfiction[COMPLETED] Hanya satu nama yang kuinginkan di dunia ini. Hanya namamu. Aku tidak peduli apakah kau menginginkanku atau tidak. Aku adalah takdirmu. Suka atau tidak, terima atau tidak, sekuat apapun kau berusaha menolakku, kupastikan kau tak akan...