3. What Do You Mean

38.7K 3.7K 311
                                    

Zee sudah menyiapkan beberapa macam pastry untuk mereka makan di saat piknik nanti. Bahkan Ash sangat ingin membantu Zee dalam menyiapkan piknik pertama mereka bersama dengan Ace. Ash terlihat sangat tidak sabar dan antusias. Hal itu tidak ada bedanya dengan Jeff, ia sama seperti Ash. Jeff yang memilih karpet terbaik yang keluarga Thurman miliki, bahkan ia ikut membantu untuk memilih cangkir mana yang lebih bagus dan nyaman untuk digunakan.

“Zee, apa kau membutuhkan hal lainnya?” tanya Jeff sekembalinya ia dari menyimpan karpet piknik di bagasi mobil. Melihat hal itu, Zee membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Jeff. Awalnya ia sedang fokus manaburi gula halus di atas beberapa donat yang ia buat.

“Saya rasa sudah cukup, Tuan muda” balas Zee seadanya. Karena setelah diingat-ingat memang sudah tidak ada lagi yang mereka butuhkan. Semuanya telah masuk ke dalam bagasi mobil. Lagipula mereka hanya akan pergi untuk piknik, bukan pindah rumah. Jadi tidak perlu terlalu lengkap.

“Ya sudah kalau begitu, aku akan masuk ke kamar untuk bersiap-siap. Sepertinya Daddy akan segera keluar dari ruang kerjanya.”

“Baik, Tuan muda. Maaf karena telah merepotkan Anda.” Zee membungkuk dalam sebagai permintaan maafnya. Ia memang telah menyusahkan Tuan mudanya itu. Meskipun bukan Zee yang memintanya, tapi tetap saja itu adalah hal yang sangat tidak sopan.

“Santai saja, Zee. Kau cepatlah selesaikan itu dan bersiap-siap. Daddy bukanlah tipe orang yang suka menunggu.” Setelah mengucapkan itu, Jeff segera meninggalkan Zee sendirian yang saat ini masih berkutat dengan bubuk gulanya.

Tidak lama setelah ia menyelesaikan taburan gulanya di atas donat, Zee segara masuk ke kamarnya dan menyiapkan dirinya. Ia mandi dan memilih pakaian yang cocok untuk ia kenakan. Akan sangat tidak menyenangkan jika Ace dihujat hanya karena melihat pembantunya bertampang kucel dan tidak enak dipandang.

Setelahnya ia masuk ke kamar Ash, membangunkan putri bungsu Ace itu. Ia kecapekan karena seharian membantu Zee di dapur. Merasa terganggu, akhirnya Ash bangun juga. Ia melompat kecil di saat jam telah menunjukkan menjelang sore hari. Ia berlari ke arah kamar mandi, beberapa kali Zee memperingati Ash untuk tidak berlari karena itu sangat berbahaya. Zee membantu Ash mandi dan memilihkan pakaian yang sesuai dengan dirinya. Ash ingin terlihat match dengan Zee, entah apa maksud dari perilaku Ash itu. Bahkan Ash sendiri pun tidak tahu.

“Apa kalian sudah siap?” tanya Jeff yang membuka pintu kamar Ash tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Jeff tertegun di tempatnya melihat Zee dan Ash yang juga sama tertegunnya melihat Jeff. Pasalnya warna baju yang dipakai oleh Jeff hampir sama dengan warna baju yang digunakan oleh Zee dan Ash.

Jeff menggunakan kaos oblong polos berwarna abu-abu yang dipadukan dengan kemeja ungu motif kotak-kotak kecil warna abu-abu. Ia tidak mengancingkan keseluruhan kemejanya, membiarkan kaosnya terpampang jelas. Celana denim hitam membalut kaki jenjang Jeff, tidak lupa sepasang nike hitam dengan garis ungu yang dikenakan oleh Jeff membuatnya sangat tampan untuk remaja seumurannya.

Jangan lupakan Ash yang sangat cantik dengan gaun santai berwarna ungu corak putihnya. Zee juga menyiapkan topi bundar putih milik Ash. Sepasang sepatu ungu cantik tampak melengkapi penampilan Ash kali ini. Bahkan Zee mengepang satu rambut panjang Ash. Putri dari sang Ace itu terlihat sangat cantik dan menawan.

Terdengar pintu kamar yang diketuk perlahan oleh seseorang, mereka bertiga segera memusatkan perhatian mereka ke arah pintu. Berdirilah bibi Celia di sana, ia merupakan salah satu maid terpercaya yang ada di rumah ini. Dan bibi Celia adalah bibinya Zee, ia adalah adik kandung dari ibu Zee. Bibi Celia-lah yang membawa Zee untuk dipekerjakan di rumah ini. Seharusnya Zee sangat berterima kasih pada bibinya itu, ia sangat menyayangi bibinya.

Devil's ClawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang