“Kau terlihat lesu sekali. Kenapa?” Remi bertanya sambil menunggu Zee selesai merangkai beberapa peony biru yang disematkan dengan stock berwarna putih. Dilihat dari sisi manapun, bunga yang dipesan oleh Remi ini terdengar sangat romantis. Peony itu dilambangkan sebagai bunga cinta kasih dan kebahagiaan. Zee pribadi, lebih suka peony yang berwarna merah muda atau ungu. Tapi sangat disayangkan, stok bunga itu tidak tersedia hari ini. Yang ada hanya peony putih dan biru. Ah, dan beberapa tangkai peony kuning yang tersisa.
Sedangkan bunga stock sendiri sangat tepat diberikan jika seseorang ingin menyampaikan perasaan kasih sayang mereka. Berbeda dengan peony, hari ini Zee punya banyak tangkai bunga stock. Mulai dari yang berwarna putih, kuning, merah, hingga ungu. Remi juga ingin beberapa lavender di belakang bunga-bunga yang dipilihnya.
Sebelum membeli bunga hari ini, Remi terlebih dahulu menanyai Zee tentang makna bunga yang mengisyaratkan keromantisan. Bukan urusan Zee tentang kemana bunga itu akan Remi berikan, bisa saja ibunya, neneknya lagi, atau tantenya, adiknya mungkin, kakak juga bisa, atau pacar. Siapapun itu, Zee selalu mendoakan yang terbaik untuk semua pelanggan di toko bunganya.
Remi segera membayar karangan bunga yang Zee buat begitu buket itu selesai dirangkai. Sesuai yang diharapkan oleh Remi, Zee selalu saja bisa merangkai bunga apapun itu menjadi buket yang menawan. Pun dengan Jeff, karena anak itu merangkai juga dari arahan ataupun contoh yang Zee katakan. “Oh!” Sebelum benar-benar pergi, Remi segera merogoh sesuatu dari kantong coat-nya. “Ini tip untukmu,” ujarnya seraya memberikan sebatang coklat kepada Zee.
Zee tidak tahu harus berkata apa. Ini pertama kalinya seorang pria memberikannya sebatang coklat. “Seseorang yang kukenal baru saja kembali dari Rusia, dia memberikanku beberapa batang coklat seperti itu. Kupikir yang dia bawa itu terlalu banyak, tidak masalah jika aku membaginya sebatang untukmu. Anggap saja sebagai kompensasi karena waktu itu sudah mengganggumu di malam hari. Ok Zee? I gotta go. See you.”
Remi segera meninggalkan toko bunga milik Zee. Ditatapnya coklat yang ada di tangannya itu. Terlihat begitu menggiurkan. Baru saja Zee ingin membuka bungkus coklat itu, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam toko miliknya. Di sanalah ia melihat Ash sedang susah payah menarik sesuatu. Tidak lama, kepala Jeff mulai kelihatan. Tidak jauh berbeda dengan Ash, dia juga terlihat sibuk menarik sesuatu. Zee penasaran, apa yang ditarik anak-anaknya sehingga mereka terlihat begitu susah payah. Ia segera keluar dari konter miliknya dan berjalan menuju pintu.
Di sanalah dia.
Seseorang yang sangat dirindukannya.
Sedang berusaha menutup mukanya dengan satu tangannya yang bebas.
Pria bertubuh besar itu seharusnya bisa sangat mudah jika dia ingin melepaskan cengkaman Jeff dan Ash di tangannya. Jikapun dia harus melakukannya, itu pasti bisa menyakiti Jeff dan Ash, makanya dia pasti tidak bisa melakukannya. Jadilah drama picisan di pintu tokonya terputar kali ini. Zee tidak habis pikir apa yang dipikirkan oleh pria itu sehingga dirinya menghindar seperti anak-anak. Ketua mafia itu tidak tahu betapa Zee sangat merindukannya. Ace, kau memang bodoh.
“Dom?” panggilan Zee sukses membuat Ace tersentak. Pria itu terlihat... berantakan. Baru beberapa hari ia tidak melihatnya. Siapa sangka jika kurun waktu beberapa hari itu bisa membuat seorang Dominique Thurman berantakan. Rambutnya tidak seklimis dulu. Janggutnya sudah mulai tumbuh di bagian pipi, dagu, hingga leher bagian atas. Matanya sedikit memerah. Zee membayangkan apakah pria yang dirindukannya itu mendapatkan tidur yang cukup beberapa hari ini? “Masuklah.”
Ace terduduk seperti orang linglung di kursinya. Ini sangat aneh di mata Zee. Biasanya, Ace akan duduk angkuh di kursinya. Tapi, manusia satu ini kenapa bisa berubah sesignifikan ini hanya dalam beberapa hari? Jeff segera meletakkan pudding yang diambilnya di dalam kulkas di meja. Tidak ada teh, hari ini dirinya hanya mampu menyediakan air putih biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Claw
RomanceSebuah kisah yang menceritakan seorang mafia berdarah dingin, Dominique Thurman (35), yang menjalin sebuah hubungan terlarang dengan tukang kebun barunya, Zuriel Portman(17). Jadi, bagaimana kisah kelanjutan Dom dan Zee? Saturday, January 21/2017 09...