Tidak butuh banyak waktu untuk mengemas barang-barang Zee yang tidak seberapa. Bahkan Zee hanya membawa satu tas, dan isinya hanya baju-bajunya saja. Ia tidak memiliki barang lain yang ia bawa. Tapi ada sebuah kotak yang kemungkinan besar tidak bisa ia bawa. Karena tasnya sudah penuh dengan baju-bajunya. Jikapun ada celah, tidak ada lagi tempat yang muat untuk kotak itu.
Kotak itu berukuran tidak terlalu besar, tapi tidak terlalu kecil juga. Sebuah kotak dengan ukuran kira-kira 25cmx20cm. Kotak yang berwarna coklat agak rapuh itu adalah pemberian dari bibi Celia sebelum ia kembali ke desanya. Kotak yang dulunya diberikan kepada Zee dengan isi makanan kesukaan Zee yang dibuat oleh bibinya. Masakan yang sangat enak. Seharusnya kotak itu cukup berharga bagi Zee, karena itu pemberian bibinya kepadanya.
Selembar kertas Zee masukkan ke dalam kotak agak rapuh itu. Sebuah surat yang ia tujukan untuk Ace. Sebuah surat yang berisi pengungkapan perasaan Zee setelah sekian lama. Sebuah surat yang berisi permintaan maaf Zee. Sebuah surat yang berisi ungkapan bahagia Zee karena pernah berada di tengah-tengah keluarga Thurman, kecuali Nyonya Ivoni. Dan ungkapan rasa cinta Zee kepada Ace meskipun itu tidak akan pernah terbalas.
Di dalam surat itu juga ada kalimat Zee yang mengatakan tentang kehamilannya, ia bahkan menyertakan hasil USG-nya ke dalam kotak agak rapuh itu. Bukan, bukan kotaknya yang rapuh, hanya saja warna dari kotak itu yang menunjukkan seolah-olah kotak itu rapuh. Tapi kotak itu sebenarnya cukup kuat. Zee sudah beberapa kali mengetuk kotak itu. Ia akan memberikan kotak itu kepada Ace ketika mereka bertemu nanti malam.
Tiba-tiba pintu kamar Zee diketuk oleh seseorang. Zee kemudian berdiri dan membuka pintu kamarnya. Tanpa diduga, anak-anaknya berdiri di depan pintu dengan keadaan sedih. Jeff yang menundukkan kepalanya dan tidak mau menatap Zee saat ini dengan Ash yang meneteskan air matanya. Zee segera mempersilahkan mereka masuk ke dalam kamarnya sebelum dilihat oleh orang lain. Ia membiarkan Jeff dan Ash duduk di atas ranjangnya, well mungkin sekarang sudah menjadi bekas ranjangnya. Sebuah ranjang yang sangat nyaman untuk ukuran seorang pembantu sepertinya.
"Kenapa Tuan dan Non−" ucapan Zee terpotong begitu Ash langsung melompat masuk ke dalam pelukannya. Alasan kenapa Jeff terus menundukkan kepalanya adalah karena matanya sedang berkaca-kaca saat ini. Matanya sedikit memerah, Jeff pasti baru saja menangis. Sedangkan Ash, matanya bahkan terlihat lebih parah. Mata Ash terlihat bangkak, mungkin karena menangis semalaman. "Aku selalu merasa kenapa ada yang aneh saat Papa bicara sama kami. Dan aku menyadarinya sekarang, tapi bodohnya aku kenapa baru menyadarinya sekarang." Jeff terlihat frustasi saat ini, ia pasti sedang memarahi dirinya sendiri. Zee agaknya mengerti dengan apa yang Jeff katakan tadi.
"Papa terlalu sopan sama kami. Karena kami yang mulai nyaman dengan Papa, makanya kami tidak menyadari panggilan Papa kepada kami." Jeff melanjutkan apa yang ia katakan tadi. Ia kemudian mengusap matanya yang sudah mengeluarkan beberapa tetes air mata itu. "Papa, untuk kali ini saja. Tolong jangan berbicara terlalu formal kepada kami."
Zee mengangkat Ash dan duduk di sebelah Jeff. Ia kemudian menarik Jeff untuk masuk ke dalam pelukannya bersama dengan Ash. Gadis kecil itu bahkan kelihatannya tidak bisa berhenti dari tangisannya. Jeff segera membalas pelukan Zee di tubuhnya. Ia jadi ikut menangis bersama dengan Ash. Percuma saja ia menahan tangisnya sebelum mengetuk pintu tadi. Semuanya tidak berguna, di hadapan Zee tangisannya langsung keluar begitu saja tanpa bisa ditahan. "Iya Sayang, maafkan Papa."
Mungkin hampir setengah jam Zee berusaha untuk menenangkan Jeff dan Ash. Tangannya bahkan terasa sangat pegal karena harus menahan bobot tubuh Ash dan Jeff. Mereka kelihatan sangat imut jika seperti ini. Jeff dan Ash mengusap mata mereka yang sudah dibanjiri oleh jejak-jejak air mata. Jeff mengamati tas Zee yang ada di sudut ruangan. Tadinya yang tenang, ia kini merasa sedih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Claw
RomanceSebuah kisah yang menceritakan seorang mafia berdarah dingin, Dominique Thurman (35), yang menjalin sebuah hubungan terlarang dengan tukang kebun barunya, Zuriel Portman(17). Jadi, bagaimana kisah kelanjutan Dom dan Zee? Saturday, January 21/2017 09...