Author p.o.v.
"saya mau memberi tau kamu hal penting, sebelumnya saya minta maaf karena mendadak. Saya butuh sekretaris disana, ada meeting di luar negeri jadi kamu akan ikut dengan saya ke sana sekitar 1 minggu." katanya serius.
"Baik Pak, saya akan memberi tahu lebih lanjutnya besok, kalau sampai saya tidak bisa bagaimana?"
"Saya tidak akan pergi tanpa kamu karena saya tidak bisa mengerjakannya sendiri tanpa ada yang mendampingi saya. Jadi mohon kerja samanya."
"Baik Pak, kapan waktu keberangkatannya?" tanya dea.
"Lusa."
"Baik Pak, akan saya usahakan, kalau begitu saya izin keluar."
"Ya silahkan." katanya langsung mengalihkan arah pandangnya ke laptop lagi.
°^°
'Pulang aja kali ya udah jam pulang kantor juga' Dea berkata dalam hati dan langsung berjalan ke tempat parkir
"Andrea. Kamu pulang bareng saya saja." semua yang ada di dekat Dea dan Pak Jonathan mengalihkan pandangannya sesaat pada sumber suara, karena ucapan Pak Jonathan yang cukup keras.
"Eh? Makasih Pak atas tawaranya tapi, saya kebetulan bawa mobil." tolak Dea halus.
"Ga apa-apa tinggalin aja." 'et dah ni orang gampang banget ya ngomongnya.. mobil gue di kemanain nanti?' pikiran Dea bersuara.
"Nanti supir saya yang akan mengantarkan mobil kamu ke rumah kamu dengan selamat tanpa lecet sedikitpun..." jawaban Pak Jonathan seakan menjawab apa yang Dea pikirkan.
"Tapi pak,--"
"Ga ada tapi-tapian ayo ikut saya." Pak Jonathan menarik paksa tangan Dea. 'Dasar pemaksa' Dea membatin lagi.
"Aduh, Pak! Pelan-pelan ga liat apa saya pake highheels? " ketus Dea tanpa mengurangi rasa hormat, tapi sayang tak digubris oleh Pak Jonathan karena buktinya tetap menarik tangan Dea menuju mobilnya tanpa mengurangi kecepatan.
-
"Pak mau kemana sih?"
"Nganter kamu pulang lah.. Oh iya kalo bukan jam kantor atau cuma berdua, panggil nama saja." Pak Jonathan bicara saat keduanya sudah di dalam mobil.
"Ya udah aku panggil Jo aja.. emang tau rumah saya yang mana?"
"Oh jadi kamu mau pulang langsung? Ngga mau makan dulu?" Jo menjawab tanpa kehilangan konsentrasi mengemudinya.
"Iyah mau pulang langsung, mama papa saya sudah menunggu saya di rumah.."
"Anak mami dasar." Jo mengejek Dea dengan tersenyum geli. 'Bisa senyum juga nih orang?' tanpa disadari Dea ikut tersenyum.
"Terserah" kata Dea sambil memalingkan wajah ke arah jalanan.
"Gitu aja marah, sorry sorry, jangan marah ya... Jadi rumah kamu di mana?" Jo terkikik geli 'ternyata ini sisi lain dadi seorang Jonathan, si boss segala perfect.'
"Di komplek Istana Regency blok b2 nomer 22."
"Oh, berarti kita 1 arah dong, tapi saya lebih jauh."
"Oh ya? Beneran?" tanya Dea pura-pura semangat.
"Iyaaa." Jo mengangguk antusias
"Beneran, saya ga nanya." Dea tersenyum puas ketika Jo memasang wajahnya yang datar.
"Bales dendam nih ceritanya?"
"Engga, emang bener kan saya ga nanya?" kata Dea sambil tertawa karena melihat mimik muka Jo yang di buat buat selucu mungkin tapi malah mirip monyet.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Choosey Boy
RandomBayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu. ~ Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...