Dea p.o.v.
"Memang ada pekerjaan disini, itu semua udah beres di hari pertama kita sampe. Hanya itu sebenarnya, tidak ada lagi yang perlu dikerjakan. Sisa harinya memang ada rencana lain. salah satunya menjadikan mu sebagai orang yang penting dalam hidup saya." Jo terus menatapku.
"Oh ya?" Dea tertawa karna mengingat percakapan dengan maminya beberapa waktu lalu.
"Waktu itu kan saya minta di kosongin jadwal selama 1 minggu. Ini alasannya, sekalian refreshing sih memang Bulan ini jadwal meeting nya ga terlalu banyak, jadi saat pulang nanti ga terlalu numpuk kerjaannya." ucap Jo.
"Kalo gitu ngapain ngajak saya kesini? Kalo mau nembak kan bisa di Indonesia aja kenapa harus jauh-jauh kesini?"
"PD banget.. Emang siapa yang mau nembak kamu?"
Muka Dea memerah sedetik kemudian.. "oke kita putus.."
"galak amat sih buu.. Jadi tambah suka deh." goda Jo.
"gini-gini kalau tetep di Indonesia, belum tentu ada waktu luang, tau sendiri kan sibuknya ngantor kaya apa.""Sebenernya bukan terlalu sibuk menurut saya, kamu terluhat cuek tapi cerewet dan kaku pada karyawan kantor dan semuanya harus perfect, jadi apa yang ngga sempurna di mata kamu pasti di kerjain sendiri. Makanya kamu selalu sibuk." ucap Dea.
"apapun yang mereka pikirkan tentang sikap aku, itu ga masalah buat aku aku ga mau pusing untuk masalah sepele kaya gitu, kalau mereka ga bisa terima mereka akan mundur tanpa harus dikeluarkan. Siapa sih yang ga mau lebih baik, aku tidak menuntut sempurna, tapi kalau dengan aku turun tangan bisa lebih baik, kenapa tidak?" Jo menarik nafas.
"BTW... kita ganti panggilan kita, jangan saya-kamu, aku-kamu, lo-gue. Kan kita udah berstatus walau karna permainan gila itu. Ada ide?" Jo melanjutkan dan mengalihkan pembicaraan
"kan tadi aku udah bilang putus. Bwleee" Dea menjulurkan lidahnya puas.
"itu beneran? Kan aku cuma bercandaa De."
"Da-De, Da-De, emang gue dede lu ape?" ujar Dea jutek
"sorry pleasee.." Jo memohon.
"permintaan maaf di tolak."
"ntar di beliin coklat 1 kulkas dehh."
"permintaan maaf diterima."
"yes!! Jangan marah lagi dong..."
"ga."
"soo, panggilan kita berubah yaa?" Jo merajuk.
"No way! Geli dengernya." Dea memasang muka jijik.
"Ga saat di kantor, cuman saat kita duaan aja, supaya kita lebih deket gitu." Jo bernego dengan Dea.
"Ngga ah Jo, ga pernah selama pacaran gue punya panggilan kaya gitu." kekeh Dea.
"Please?" Jo mengeluarkan puppy eyesnya.
"Jangan ngeluarin puppy eyes, puppy eyes lah bukan luluh yang ada pengen nonjok muka lu....
"jahat. Gapapa dihina. Asal boleh ganti panggilan kita berdua."
"Serah lah serah. Aneh kamu mah, biasanya cewe yang minta kaya gini, ini mah malah cowonya. " akhirnya Dea ngalah sambil ngomel.
"Yey. Honey sama bae aja ya." Jo mengabaikan ucapan Dea.
"Ga ada yang lebih geli di dengernya?" cibir Dea.
"Ya udah mimi sama pipi aja." usul Jo lagi.
"Astaga. Apalagi yang kaya gitu! Opsi pertama aja udah fix ga usah cari yang lebih geli!" Dea menggelengkan kepalanya cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/79990005-288-k661715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choosey Boy
De TodoBayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu. ~ Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...