7. ToD

4.9K 219 9
                                    

Dea p.o.v.

"Bangun. Bangun udah siang juga. Masih selimutan aja. Gimana mau jadi bos yang baik buat karyawannya kalo bangun aja siang." gue membuka gorden, seketika cahaya matahari pagi masuk menyilaukan ruangan.

"Arghhh.. Silau Dea. Jam berapa ini?" Jo menggeliat di tempat tidurnya.

"Jam setengah 6."

"astaga masih pagi." omel Jo

"Saya mau jalan-jalan di sekitar hotel dulu ya." kataku menghiraukan ucaoan Jo.

"Tunggu, ikut." Jo langsung loncat dari kasur dan berlari ke kamar mandi. Tak lama ada suara air yang mengalir.

"Cepetan. Keburu matahari nya di atas." teriak ku. Tak ada jawaban setelahnya.

'tumben kan gue bangun pagi? Biasa juga bangun pagi kok, cuma weekend doang yang overdosis.'
10 menit menunggu Jo yang sudah rapi dengan kaos v neck nya yang berwarna putih dengan perpaduan celana jogger hitamnya, dengan Wangi khasnya percampuran mint dengan aroma nya yang khas menyeruak di hidungku. Rambutnya yang masih sedikit basah membuatku terpaku dengan ketampanannya. Tanpa sadar sedari tadi aku memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujubg kaki.

"Udah Puas liat nya?" tanyanya dengan alis yabg terangkat satu. Rasanya peredaran darah gue tiba-tiba teredar deras hanya di bagian kepala gue yang menimbulkan wajah merah. Mau di taro mana muka gue ketawan ngeliatin dia.

"Ayo berangkat." Jo yang sudah ada di depan pintu dan memberi jalan untukku keluar.

"Apa rencanamu pergi ke luar Dea?" kami yang berada lobby hotel.

"Just walk, rutinitas pagi-pagi sebelum pergi bekerja." memang setiap pagi olahraga kecil kan baik untuk kesehatan.

"Rajin ya. Kok di kantor ga rajin sih?!" terdengar sindiran pedasnya.

"Yang penting tugas yang harus di kerjain selesai kan? Sisa waktu nya buat nyantai.. Uppsss. keceplosan." otomatis tangan kanan Dea menutup mulut.

"Eeehh kamu mah. Gapapa sih selama pekerjaan udah beres dan data yang harus saya tanda tangani udah di serahkan pada saya, itu tak masalah." 'oke berarti udah selesai boleh dong makan di cafe sebelah kantor. Hahaha..'
"Mau beli makanan di luar atau di hotel?" sambungnya.

"Di hotel aja. Kan disediain breakfast. Jalan nya 15 menit lagi ya."

"Ya"

°^°

Kami berada di kamar sedang sibuk dengan Ponsel masing-masing. Setelah jalan pagi tadi kami kembali ke hotel dan sarapan disana. Kami makan sambil ngobrol tentang apa saja keseharian kami biasanya, apapun.. yang tak penting sekalipun kamu bicarakan. Sesudah selesai makan kembali ke kamar tanpa mengganti pakaian gue langsung duduk di sofa dan memainkan game yang ada di ponsel, Jo entahlah, sepertinya lagi ngurus kerjaan di kantor.

"Dea main yu." Jo meletakkan telepon genggamnya ke atas meja depan sofa.

"Elah kaya anak kecil aja. Tapi boleh deh main apa? Gabut ga ada kerjaan." gue yang juga naruh ponsel di atas meja, tepat sebelah yang punya Jo.
"ToD gimana? Biar gue lebih ngenal bos gue yang banyak ngatur, ga suka di bantah, agak-" Dea lupa sekarang dia berhadapan dengan siapa, dan tak sengaja menyebutkan sifat-sifat Jo di kantor, Dea melihat mata Jo yang melihat sinis pada Dea.
"Hehe.. Maaf tapi emang seperti itu yang saya tau.. So?" Dea tersenyum bersalah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya udah. Di mulai dari saya yang nanya. Truth or Dare?"

"Eh licik. Truth ah." 'takut nya kalau dere bakalan di Kasih yang macem-macan repot.'

My Choosey BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang