Author p.o.v.
"Tuh kan Jo, baru aja dateng bareng kamu, udah ada yang ngerespon alay, apa lagi mereka tau kalo aku pacar kamu? Bisa di goreng hidup-hidup aku." Dea mengadu apa yang terjadi padanya barusan. Dea menduduki sofa di samping meja Jo sambil memakai heelsnya.
"Emang ada apa?" tanya Jo penasaran.
"Angel, bagian pemasaran diliat dari name tagnya, biasa lah, untung aku udah siap dengan semua kemungkinan yang terjadi." Dea tersenyum bangga, tapi perih dilubuk hatinya.
"Kenapa ga manggil aku aja?" Mata Jo membola setelah mendengar penjelasan Dea.
"Terlalu lama kalau manggil kamu dulu nanti keburu diterkam sama mba-mba itu." balas Dea terkekeh dengan perkataannya sendiri.
"Aku pecat dia sekarang." Jo bangkit dengan mata yang berapi-api.
"Jangan! Biarin aja, mau liat apa rencana dia selanjutnya." Dea tersenyum miring.
"Nanti kamu di apa-apain sama dia gimana?" Kata Jo khawatir dengan Dea.
"Santai aja, ga akan berani dia sama aku mah." gampang Dea.
"Tau dari mana dia ga akan berani macem-macem sama kamu?" Jo bangun dari kursi nya dan menghampiri sofa di dekatnya.
"Dea, beneran, kalau sampe kamu lecet, bahkan serikit pun karena dia, aku akan hancurin hidup dia." Jo membalas dengan mimik muka yang serius."Lebay ah, biasa aja lah." Dea mencoba mencairkan suasana yang tegang lagi.
"Mulai sekarang, kamu anter jemput sama aku ga ada penolakan, titik." Dea mulai menyesal menceritakannya pada Jo.
"Jo, apaan sih.. Trus papi beliin mobil buat aku masa cuma buat pajangan garasi?" tolak Dea, masa cuma gara-gara hal sepele ini Jo jadi over protective gini? Batin Dea.
"Jual aja."
"Enteng banget ngomongnya boy, Jo aku paling ga suka sama cowo yang over protective kaya gini tau. Serasa di penjara. Lagian aku itu udah bisa jaga diri jadi ga usah khawatir." Dea mulai panas.
"Terserah kamu lah, tapi yang pasti aku ga akan tinggal diem, kalo dia bertindak sampe kamu sampe kenapa-napa." balas Jo menjadi tidak peduli.
"Hm." Dea yang malas menanggapi Jo.
"Dea, aku punya ide." Jo memecah keheningan yang terjadi sesaat.
"Apa? Jangan yang macem-macem idenya." curiga Dea.
"Gimana kalo saat ulang tahun perusahaan, kita sekalian tunangan aja?"
"Jo! Aku bilang kan jangan yang aneh-aneh ya." balas Dea tak acuh.
"Dea, kamu masih ragu sama aku? Cuma kamu satu-satunya yang pernah jadi pacar aku." Jo berkata dengan yakin.
"Pernah kan? Belom tentu selamanya." balas Dea.
"Apa maksud kamu? Kamu punya rencana cari yang lain?" Jo memasang muka ga suka.
"Engga, maksud aku kan emang ga selamanya kita pacaran, ada saatnya kita menuju jenjang yang lebih serius." Dea tersenyum tulus, di ikuti oleh Jo yang juga tersenyum.
"Kode nih? Kamu udah cukup umur, aku juga, kalo di tunda-tunda banyak pengganggu malah nanti milih yang ga tepat kan." Jo yang kembali merajuk pada Dea.
"Tapi kan kita baru satu bulan lebih, ntar mami papi aku curiga yang engga-engga." Dea tetap tidak setuju dengan usul Jo.
"Itu lebih bagus lah." balas Jo semangat.
"Hah? Lagi sengklek otak lu?" Sarkas Dea.
"Enak aja, kan kalo curiga makin di suruh cepet kawin." balas Jo dengan semangat lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Choosey Boy
RastgeleBayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu. ~ Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...