Bayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu.
~
Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...
"Jo ini Bagus ga?" Dea kembali keluar dengan sabar dari fiting room setelah berkali-kali keluar masuk.
"Jangan yang itu! Terlalu pendek, pahanya kemana-mana, ganti." komentar Jo setelah Dea berada di hadapannya.
"Jo yang ini gimana?" Dea memejamkan mata lelah dan kembali berdiri di depan Jo setelah kembali keluar dari fiting room.
"Ga! Punggungnya terbuka." Dea menggerutu dalam hati.
"Jo?" Jo memandang Dea sebentar.
"No! Liat! dadanya rendah banget!" argh... Batin Dea berteriak.
"Jo ini?" Dea sudah bosan keluar masuk ruangan itu hampir 1 jam, karena pada dasarnya Dea kurang suka berbelanja tidak seperti wanita lain yang menjadikan mall rumah kedua bagi pecintanya.
"Bagus, tapi.... Ada yang lebih terbuka lagi ga?"
"Heh?" sekarang Dea kesal bercampur bingung.
"Cari yang lain....." Jo melebarkan matanya.
"Eh. Iya iya iya." dengan cepat Dea mencari baju lagi dan mengganti dengan pilihannya.
"Jo?" Dea keluar dengan balutan dress yang di pilihnya.
"Bisa cari yang bener ga sih?" Jo berbicara dengan tenang dan itu membuat Dea menggeram kesal.
"Kamu kek yang cari! Dari tadi cuman duduk! Aku bulak-balik ganti dress, emang ga susah apa gantinya!!" Dea duduk di sebelah Jo sedikit kasar.
"Aduuhh kamu ini bikin aku gemes aja." Jo mencubit pipi Dea.
"Tau ah." Dea menepis tangan Jo dari pipinya dengan muka kesal.
"Long dress ga papa kan?" Tanya Jo memastikan keinginan Dea.
"Serah cape aku. Ini lah itu lah." Dea berbisik di akhir kalimatnya.
"Ayo ikut aku." Jo menarik lengan Dea, dengan sedikit terpaksa Dea mengikuti Jo.
"Ini kan Bagus. Kenapa ga milih ini?" Jo dengan cepat memilih.
"Kamu ga liat ini dada nya terbuka! Bagus apanya? Tadi bilang apa? Lupa hah?" pecah sudah marah Dea pada Jo.
"Eh? Engga aku ga lupa.. Udah cobain aja sana."
"Hmm." Dea berdeham, sudah malas bicara dengan Jo.
"Jo." Dea keluar dari ruang fiting kembali.
Jo meluruskan pandangannya pada Dea, melihat Dea yang sangat 'indah' dengan dress-nya, kepala dan mata Jo mendadak tak bisa digerakan dari pandangan yang Ia lihat saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Dress yang di pake Dea)
"Heh! Liat apa lu!" Dea menghampiri Jo lalu dengan cepat memukul kepala Jo agak keras. Jo meringis kesakitan.