"oh my God." Satu kalimat itu keluar dari mulut Dea saat sampai di tempat acara berlangsung.
"Kenapa honey?" Jo dengan muka khawatir bertanya pada Dea.
"Bagus banget gedungnya." Dea menikmati pemandangan di depan matanya.
"Realy?" Jo tersenyum senang.
"Yes. Lumayan jauh tempatnya, tapi bagus banget pemandangannya.
"Mau keliling sebentar?" Tawar Jo.
"Mau bangett.. tapi acaranya gimana?"
"5 menit aja." Jo menarik rangan Dea.
"Woahh." kata itu terus keluar dari bibir Dea.
"Kerenn. Aku pengen punya rumah seperti di tempat ini. Pemandangan nya.. lampu-lampu rumah penduduk keliatan dari sini.. aku suka banget." Dea membentangkan tangannya, memejamkan matanya dan menghirup udara malam, sedangkan Jo menikmati pemandangan paling indah di depannya, wajah Dea.
"Ini rumah kita honey." Jo masih terus memperhatikan wajah cantik Dea.
"Bercanda kamu bang." Dea masih melakukan aktivitasnya tanpa membuka matanya.
"Aku ga bohong. Ini rumah untuk masa depan kita." Jo mengatakannya dengan tenang, sedangkan Dea membuka matanya perlahan dan memandang dalam mata Jo mencari kebohongan dalam manik matanya, tapi hasilnya tidak ada kebohongan sedikit pun, hanya ada pancaran mata tulus yang keluar dari mata Jo.
"Jo."
"Apa sayang?" Jo belum bosan melihat wajah cantik Dea.
"Jo."
"Apa cantik?" Jo bingung karena Dea hanya memanggil namanya saja.
"Jo."
"Sekali lagi manggil, aku cium kamu sekarang juga."
"Joo." Sekali lagi Dea memanggil namanya.
"Kamu yang memaksa." Jo meraih tengkuk Dea dan menciumnya dalam. Langit bertabur bintang, cahaya-cahaya lampu yang menjadi saksi betapa dalamnya cinta mereka.
"Jo," Dea bersuara dalam lumatan mereka, tetapi Jo memperdalam ciuman mereka.
"Jo. Acaranya udah mulai." Dea berbicara saat bibir mereka berpisah.
"I love you." Jo membuka suara setelah beberapa saat terdiam. Jo mengecup bibir Dea sekali lagi dan mereka berjalan memasuki gedung.
Para tamu sudah heboh dengan lawan bicaranya masing-masing, sampai sebuah suara menghentikan aktivitas mereka. Seorang MC dengan suara yang terdengar sampai ujung ruangan membuat mata semua orang tertuju pada sumber suara.
Jo dan Dea berdiri berdampingan di ambang pintu. Dan mereka tidak berjalan lebih dalam lagi untuk mengikuti acara.
"Jo, kamu di panggil." Dea menyadarkan Jo yang sedari tadi melihat wajah Dea tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ganggu aja ah.." alis Jo menyatu merasa kesal karena aktivitasnya terganggu. Tapi detik itu juga Jo melangkah menjauh dari Dea, merubah wajahnya menjadi cool menghampiri MC di atas panggung.
"Sambutlah CEO tampan kita dengan tepuk tangan meriah. Inilah Jonathan Gerald Andrew." seluruh penjuru ruangan bertepuk tangan meriah menyambut datangnya Jo ke atas panggung.
Jo mengambil microphone dari tangan MC dan mulai memberi kata sambutan. "Selamat malam semua." Ruangan yang mendadak menjadi hening saat Jo memasuki panggung.
"Malam." para tamu menjawab bersautan.
"Saya mengucapkan banyak terimakasih untuk kehadiran saudara/i di tempat ini untuk memperingati hari jadi perusahaan ini, saya juga mengucapkan terimakasih atas kerjasama kalian selama ini, kalau bukan karena kalian perusahaan ini tidak ada apa-apanya, Dan untuk semua pendukung-pendukung setia saya yang selalu menyemangati saya, untuk Daddy, mommy, dan tunangan saya. semoga dengan adanya acara ini saudara/i sekalian menjadi lebih akrab dari sama lain. Terimakasih." Para karyawan perempuan yang mendengar bahwa Jo sudah memiliki tunangan menjadi heboh seketika. Sebenarnya hampir semua karyawan mengetahui kedekatan CEO dan sekretarisnya beberapa bulan ini tetapi secara mendadak mereka tidak terlihat bersama lagi di minggu-minggu ini, mereka menjadi ragu siapa calon istri CEO mereka yang sebenarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/79990005-288-k661715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choosey Boy
De TodoBayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu. ~ Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...