Author p.o.v.
Waktu menunjukan pukul 2 siang.
Dea membentangkan kedua tangannya sambil menarik nafas dalam-dalam setelah mereka didepan pintu keluar pesawat, Jo yang mengetahui apa yang terjadi selanjutnya sudah siap-siap menutup telinganya. "WELCOME IN SWISS!"
Terikan Dea barusan membuat orang-orang di sekitar mereka melirik ke arah mereka ke arah Dea tepatnya, dan tak jauh dari mereka ada seorang ibu yang sedang menggendong bayinya sambil menyusui si bayi dengan tenang, tetapi karena dasyatnya teriakan Dea membuat dede bayi yang lagi minum susu itu terkejut sampai menangis dengan kencang. Si ibu dengan cepat mengayun-ayunkan kekanan-kekiri bayinya agar tidur kembali."Liat kan? Bayi aja menolak suara kamu." Jo menunjuk dengan dagunya kepada ibu dan bayinya dari tempat mereka.
"Jahat." Kata Dea cengengesan
"Jo, ke hotelnya naik apa?" Sambung Dea."Ntar ada supir yang jemput, sekarang makan dulu yu?" Jo berjalan mendekati salah satu restoran cepat saji.
"Jo perut kamu dari apa sih? Kenapa ga kenyang-kenyang?" Dea kesel, karena selama perjalanan dalam pesawat Jo ga berhenti makan.
"Ya ya ya ya?" Jo merajuk pada Dea.
"Engga ah Jo nanti kamu kekenyangan."
"Eh supirnya udah dateng tuh." Dea menunjuk orang yang sedang mengangkat karton dengan tulisan 'Mr. Andrew'"Mr. Andrew kamu kan?" Tanya Dea memastikan.
"Iyah, Nyonya Andrew." Jo membalas dengan kekehan
"Belum jadi nyonya keles." Dea memutar bola matanya malas.
"Belum berarti akan." Jo berkata dengan senyum pep*odent.
"Jo, jadi itu nama kamu bukan?" Dea bertanya sekali lagi pada Jo.
"Iya bener, ayo.." Jo membawa koper miliknya dan milik Dea.
"Mr. Andrew?" Supir itu bertanya.
"Iya. Benar."
"Mari masuk. Barangnya akan saya taruh di bagasi." supir itu membukakan pintu mobil untuk Dea dan juga Jo lalu memasukan koper mereka ke bagasi mobil.
"Jo kamu nyewa mobil di sini?" Dea berbisik pada Jo.
"Iya, kenapa?"
"Oh. Engga cuma nanya."
"Nanti seudah nyampe hotel lanjut tidur yah. Pagi nya nanti kita jalan-jalan gimana?" usul Jo.
"Boleh tuh, oh ya jadi pisah kamar?" tanya Dea tiba-tiba.
"emang kenapa?" Jo balik bertanya pada Dea.
"Engga. Ga papa." Dea yang di tanya balik memalingkan wajahnya setelah Jo menatap mukanya penuh selidik.
"Pengen sekamar ya sama aku?" Jo menggoda Dea dengan kata-katanya.
"Apa sih udah ah." Pipi Dea menghangat.
"Siapa yang mulai ayo?" Jo mencolek dagu Dea.
"Jo udah ah." pipi Dea semakin memanas.
"Bilang aja mau, nanti aku aturin." Jo memainkan alisnya menggoda Dea.
"Ga. Ngga usah." Dea menjawab dengan cepat tanpa melihat muka Jo.
"Ahh. Yang bener?" Jo terus menggoda Dea.
"Udah Jo, aku masih ngantuk pengen tidur." Dea menyenderkan kepalanya ke kaca.
"Kenapa ga di sini?" Jo menepuk-nepuk bahunya.
"Engga nanti digodain terus." Dea menenggelamkan wajahnya di antara senderan mobil dengan kaca.
"Engga, aku ga akan godain kamu, udah sini." Jo menarik tubuh Dea agar mendekat padanya lalu menyandarkan kepala Dea pada bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Choosey Boy
De TodoBayangkan jika punya atasan yang banyak maunya, ga sabaran,cerewet, perfeksionis. Orang yang selalu berada di sampingnya untuk membantunya pasti sangat sabar dengan karakter seperti itu. ~ Jonathan Gerald Andrew, CEO tampan, sexy, perfect, mapan, k...