13. pacar baru?

2.6K 118 6
                                    

Author p.o.v.

"Jo mau makan apa nanti?" Dea melihat-lihat cafe yang ada di bandara melalu ponselnya.

"Apa aja, kamu mau makan apa emang? sekalian juga ajak temen kamu." kata Jo sambil menyetir.

"Ngga tau juga, bingung." Balas Dea.
"Jo." Dea tiba-tiba memanggil.

"Nanti juga kamu tau sayang, jangan panggil-panggil terus, aku lagi fokus nyetir. Ga akan di kasih tau jawabannya juga." Sejak kemarin Jo bilang pada Dea untuk mengosongkan jadwalnya dan jadwal Dea selama seminggu kedepan, dia jadi sangat penasaran, dan dari tadi pagi Dea menanyakan hal yang sama tanpa berhenti pada Jo, untung Jo sabar mengahadapi Dea yang mengalami kepo akut. Dia sampai hafal setiap Dea manggil namanya, Dia pasti mau menanyakan hal yang sama lagi, lagi dan lagi.

"Ish, kasih tau dikit aja." Mohon Dea.

"kalo di kasih tau ga seru dong." kata Jo yang masih fokus melihat ke depan.

"Bentar lagi nyampe, mending siap-siap dari pada cemberut terus." kata Jo membujuk Dea.

"Udah siap." kata Dea kembali cemberut.

"Mau di cium ya?" Jo yang di kursi kemudi memalikan mukanya pada Dea.

"Nyetir nya yang bener nanti nabrak liat ke pinggir aja." Dea melihat sinis pada Jo.

"Makin gemes deh." Jo mencapit bibir Dea yang monyong dengan tangan kirinya, tangan kanannya tetap memegang kendali mobil.

"Sakit tau." Dea mukul-mukul lengan Jo.

"JO DEPAN!!" Dea berteriak sangat kencang di dalam mobil membuat Jo menoleh dengan cepat kedepan dan secara bersamaan Jo menginjak rem.

"Astaga Dea. Ngagetin aja." Jantung Jo mendadak berdebar sangat cepat.
"Aku kira ada apa ya ampun, taunya cuma lampu merah." Gerutu Jo, dan sekarang Jo yang cemberut.

"Makanya liat nya kedepan jangan gangguin aku terus." Lidah Dea memelet.

"Au ah. Udah sampe nih." Jo memarkirkan mobilnya.

"Jo tunggu. Kenapa kamu yang marah sekarang?!" Dea mengejar Jo yang sudah cukup jauh tadi. Jo berhenti di tempat lalu merangkul bahu Dea yang baru saja tiba di tempat Ia berdiri.

"Mana bisa aku marah sama kamu. Tapi nanti-nanti ga usah teriak sekenceng itu ya." Jo mengacak rambut Dea.

"Jo jadi berantakan kan, nyebelin ih" Dea merapikan rambutnya kembali.

"Ga papa berantakan, tetep cantik kok." Jo kembali mengacak rambut Dea.

"Eh itu temen aku." Dea menunjuk ke arah Andre berada.

"Eh.. Mana? Yang mana sih? Cewe atau cowo?" tanya Jo sambil celingak-celinguk mencari arah tunjukan dari Dea.

"Cowo, itu. ANDRE." Dea melambaikan tangannya ke udara. Sedangkan Andre yang merasa di terpanggil mencari arah asal suara yang memanggilnya, dan setelah menemukan siapa yang memanggilnya Andre langsung menghampiri Jo dan Dea.

"Hai. Miss you." Dea menerima pelukan kencangnya dari Andre.

"Jangan lupa yang kemaren." Andre berbisik di telinga Dea dengan sangat pelan.

"Ga lupa, sans aja." balas Dea berbisik juga.

"Ekhemm." Suara dehaman membuat Dea melepas pelukannya dengan Andre.

"Kenalin Jo, ini Andre dan Andre ini Jo." Dea memperkenalkan keduanya.

"Andre." Andre mengulurkan tangannya, dan Jo membalas mengulurkan tangannya, lalu mereka berjabat tangan.

My Choosey BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang