Prolog

2.5K 162 15
                                    

Disclaimer : Hiro Mashima-sensei.

Pairing : Natsu D, Lucy H.
Genre : Romance, Friendship.
Rated : T

.
.

Cerita ini murni buatan saya, semua chara adalah milik Hiro-sensei ^^

.
.

Yosh ! Happy Reading Minna-san ^^

.
.
.

Perlahan-lahan aku terbangun

Sekilas aku selalu berpikir

Setiap saat aku berharap

Untuk bisa menjangkaumu

Tak mampu mengambil jarak "sedikit lebih"

Jalan di depanku selalu tertutup

Setiap kali aku ingin bertemu di hari kita tak bisa bertemu

Detak jantungku yang kuat berubah menjadi menyakitkan

( Dream - My Will )

Lantunan musik itu menjadi satu-satunya suara yang mengisi sebuah ruangan kecil dengan nuansa putih tersebut. Kamar kecil yang hanya diisi sebuah meja dengan bermacam-macam buku terletak rapi diatasnya. Sebuah ranjang yang hanya mampu menampung satu orang terletak disudut ruangan disamping meja. Si pemilik kamar, gadis cantik dengan surai pirang panjang yang kini tengah mendengarkan lantunan lagu dari Handphone sederhananya.

Ia berdiri di samping jendela kecil kamarnya yang menghadap kearah jalanan. Mata bulannya menatap jauh kedepan.

Sekarang baru jam lima pagi, dan ia sudah bangun hanya untuk sekedar menatap jauh keluar jendela yang tak satupun ada orang berlalu lalang dijalanan sana. Mematikan musik, iapun berbalik dan memulai kegiatan paginya dengan membersihkan rumah kecil yang hanya dihuni oleh dirinya sendiri.

Tak sampai sepuluh menit, kegiatan bersih-bersihnya sudah selesai. Tersenyum puas dengan hasil pekerjaannya. Ia kemudian kembali ke kamar untuk mengambil handuk dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap menyambut kegiatan sehari-hari.

Oh ya, perkenalkan. Gadis pirang itu bernama Lucy. Orang-orang hanya mengenalnya sebagai Lucy. Tak ada yang tahu dari keluarga mana ia berasal ataupun Marga apa yang disandangnya.

Setelah selesai dengan ritual pagi harinya, Lucy kini sudah mengenakan kemeja putih yang dilapisi cardigan bewarna kuning pucat, dan juga rok lipit sebatas lutut. Memang terkesan culun, tapi begitulah penampilannya dengan pakaian sekolah.

Menarik napas dalam-dalam, Lucy menatap pantulan dirinya didalam cermin. Ia diam melihat gadis pirang yang menatapnya balik, lalu berujar dengan semangat "Yosh! Aku akan melewati hari ini seperti biasa. Semangat Lucy!" Ucap nya menyemangati dirinya sendiri.

.
.
.

*****
.
.
.

Sekarang baru jam 7, dan pelajaran pertama akan dimulai pukul 8. Tapi memang Lucy yang pada dasarnya seorang murid teladan, setiap menit sangatlah berharga untuknya.

Melangkah memasuki kelas, Lucy mendapati suasana kelas yang kosong. Tapi memang inilah tujuan Lucy, kelas yang kosong berarti Surga sementara untuknya. Setelah duduk dikursinya, tepat diurutan paling belakang yang juga berada disamping jendela yang menghadap lurus kearah lapangan basket, Lucy mengeluarkan sebuah buku bersampul ungu cerah dari dalam tasnya, novel. Membuka bagian yang sudah ia tandai, Lucy pun larut dalam kegiatannya.

Hanya sekitar empat puluh lima menit Lucy merasa tenang dalam kegiatan membacanya, ia dikejutkan dengan suara pintu yang dibuka sekeras mungkin. Melihat kearah pintu, Lucy melihat dua orang gadis seumuran dengannya melangkah dengan angkuh menuju tepat kearah Lucy. Lucy diam, Surga sementaranya terusik. Menutup Novel yang tadi dibacanya, Lucy menatap ragu-ragu kearah dua gadis cantik yang kini berdiri menjulang disamping Lucy.

"Selamat pagi, Kyouka-san. Seilah-san." Sapa Lucy pelan. Lucy meremas kedua tangan yang kini berada diatas pangkuannya.

"Membaca seperti biasanya ya, Lucy-chan." Ucap seorang yang Lucy kenal dengan nama Kyouka. Seilah yang berdiri disamping Kyouka hanya menampilkan senyum manis yang dalam mata Lucy tak ada bedanya dengan senyum malaikat maut.

Lucy hanya diam tak menjawab. Ia menunduk berusaha agar tak bertatapan dengan dua gadis angkuh dihadapannya.

"Ngomong-ngomong Lucy-chan, sudah dengar belum tentang Natsu yang kini sudah resmi berpacaran dengan Nala?"

Ucapan Seilah membuat Lucy langsung mengangkat kepalanya, dan reaksi Lucy barusan sukses mengundang tawa mengejek dari Kyouka dan Seilah.

"Sudah kuduga Kau tak tahu apa-apa. Cintamu tak akan pernah terbalas Lucy yang malang, kasian sekali Kau."

Lucy kembali menundukkan kepalanya. Ia syok tentu saja. Mengingat sudah hampir tiga tahun ini ia menyimpan rasa pada teman setingkat nya yang berambut sakura tersebut. Dapat Lucy rasakan sedikit nyeri didadanya, ia merasa lemah. Tak berani sedikitpun melihat kearah dua orang didepannya yang kini nampak puas dengan reaksi Lucy.

Puk puk.

Seilah menepuk kepala Lucy berpura-pura merasa simpati.

"Tak apa, orang sepertimu memang tak layak dengan Natsu. Suatu saat akan ada lelaki yang cocok denganmu. Jangan sedih ya, Lucy-chan." Ucapnya diiringi dengan tawa mengejek yang nampak sekali sangat puas.

Lucy hanya diam. Perasaan yang sudah tiga tahun ia simpan kini terasa sia-sia. Lagipula, mana mungkin juga Natsu membalas perasaannya. Sedangkan disamping lelaki itu selalu ada gadis manis yang setia menemaninya.

Nala Ergane. Gadis cantik berambut hitam panjang, mata yang sama kelamnya dengan surai malam yang dimilikinya. Kulit putih bersih dan tubuh langsing impian semua lelaki. Gadis mana yang tidak iri dengan kesempurnaan seorang Nala Ergane?

Dan Lucy merupakan satu dari sekian banyak gadis yang iri itu.

Iri. Tentu saja, semua gadis juga iri melihat kedekatan Natsu dan Nala, termasuk Lucy yang tak ada apa-apanya.

Seperti inilah kehidupan Lucy. Tak ada teman, tak ada sahabat, tak ada orang yang akan menghiburnya ketika ia sedang patah hati seperti ini.

Memilih diam dan terus menunduk, ia meratapi kehidupannya di SMA. Tak pernah punya teman, selalu menjadi objek bullian.

Oh, seandainya ada seorang dewi yang akan menawarkan pada Lucy sebuah keajaiban. Maka dengan pasti Lucy akan meminta untuk dibuatkan dunia dimana hanya ada dia dan juga kebahagiaan.

Ya, hanya Lucy dan kebahagiaan.

Tidak seperti ini, dunia dimana hanya ada Lucy dan juga penderitaan, tanpa teman. Oh, Lucy yang malang.

Nampaknya kebahagiaan tidak ingin hidup berdampingan bersama Lucy.

.

.

TBC

.

.

Arigatou Gozaimasu~

Salam ♡
Leonita Yolanda

My WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang