Ch 16 - Apa Kau Benar Mencintaiku?

532 76 11
                                    

Lucy menatap datar halaman rumah kecilnya yang kini berbau basah akibat hujan deras yang tidak kunjung berhenti. Ini sudah dua jam Lucy menunggu, dan terpaksa melewatkan pelajaran pertama akibat tidak bisa melangkah karena hujan yang tidak reda sedikitpun. Melirik jam tangan, Lucy masih sempat mengikuti jam pelajaran kedua jika ia berangkat saat ini juga, namun dengan datar Lucy kembali menatap hujan yang turun dengan derasnya.

Lucy menghela napas, akhirnya kepalanya melirik ke arah garasi mobil, dimana mobil mewahnya terparkir. Lucy benar-benar tidak ingin menggunakan nya. Alasan pertama, orang-orang akan menatapnya, Lucy benci menjadi pusat perhatian. Kedua, Lucy memang tidak suka berkendara ke sekolah, karena ia lebih menyukai jalan kaki ataupun menggunakan kendaraan umum. Namun sekali lagi, hujan ini benar-benar menahan langkahnya.

Dan akhirnya gadis itu memilih melangkah menuju mobilnya terparkir.

.

.

Tidak seperti dugaan Lucy tadi, beruntung ketika ia sampai di tempat parkir nyaris tidak ada orang disana, hari ini dia beruntung tidak ada tatapan aneh yang akan menghantuinya karena mendadak membawa mobil mewah ke sekolah. Tentu saja, karena selama ini Lucy hanya dikenal sebagai murid beasiswa dengan kehidupan biasa-biasa saja.

Gadis itu melangkah dan akan mulai berjalan memasuki gedung sekolah, namun ia harus melewati hujan yang cukup deras untuk sampai di gedung besar tersebut, memang tidak terlalu jauh, tapi jika hujannya sederas ini tetap saja dia akan basah. Seharusnya dia membeli payung.

"Lucy!"

Lucy menoleh ketika mendengar suaranya dipanggil dengan keras diantara derasnya hujan, ia tersenyum senang ketika mendapati Juvia yang berjarak beberapa meter darinya tengah melambai-lambaikan tangan. Gadis berambut biru bergelombang itu berjalan kearah Lucy dengan payung ditangan kirinya.

"Kau tidak bawa payung?" Tanya Juvia ketika berada disamping Lucy, dan dijawab dengan gelengan dan senyum atau cengiran dari Lucy.

Juvia menoleh ke belakang dan menatap mobil mewah dimana ia melihat Lucy baru saja turun dari sana.

"Ini pertama kali nya Juvia melihatmu membawa mobil." Ia manatap Lucy.

Lucy tersenyum kaku, "Um.. Aku lebih suka jalan kaki, atau naik kendaraan umum."

Awalnya Lucy menduga Juvia akan bertanya macam-macam, namun nyata nya gadis itu tidak terlalu peduli dan justru mengangguk seolah paham maksud Lucy. Juvia menarik tangan Lucy dan membawa gadis itu melangkah disampingnya, Lucy tersenyum senang. Ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang mau berbagi payung dengannya dan berjalan bersama menuju gedung sekolah.

Juvia melipat payungnya ketika mereka sampai didekat loker, kemudian meletakkan payung itu pada bagian bawah loker dan segera mengambil buku cetak yang akan ia gunakan. Lucy melakukan hal yang sama, menarik keluar sebuah buku dengan sampul merah.

Juvia tampak masih sibuk dengan urusannya diloker, namun ia membuka suara.

"Lucy, apa kau tidak ingin menceritakan sesuatu pada Juvia?"

Lucy menoleh dengan tatapan bingung. "Eh?"

Juvia menutup loker, "apa kau menganggap Juvia temanmu?" tanya Juvia dengan wajah serius. Tidak ada lagi wajah ceria yang Lucy lihat, kini Juvia seperti tengah... mengintrogasinya?

Lucy tertegun, ia akan mengucapkan sesuatu namun Juvia langsung memotong, "Kita punya jam perlajaran yang sama lagi. Ayo masuk!." Tanpa aba-aba gadis itu langsung menarik tangan Lucy dan membawa gadis itu menuju ruang kelas mereka.

Lucy menatap punggung Juvia bingung, namun gadis itu seolah tidak memberi Lucy kesempatan untuk bertanya. Akhirnya Lucy diam dan hanya menurut ketika tangannya ditarik sepanjang koridor menuju ruang kelas mereka sekarang. Mungkin Lucy akan menanyakannya nanti.

My WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang