Ch 24 - Seperti Keluarga

512 77 16
                                    

Karena terlalu terobsesi dengan cahaya terang, seseorang mengabaikan kegelapan yang masih tersembunyi~

Kebahagiaan yang berlebihan, akan tergantikan dengan penderitaan tak berkesudahan~

Jangan terlalu rakus, Gadis Kecil~
Dongeng pangeranmu akan segera berakhir~

-Leonita Yolanda-

.
.
.

Pagi itu, Lucy bangun dengan wajah kusut. Matanya masih sedikit bengkak, rambutnya acak-acakan. Dan yang paling penting, tubuhnya sangat lelah. Berlari dari sekolah ke rumah Natsu yang  jaraknya tidak bisa dibilang dekat, membuat Lucy benar-benar merasakan tulangnya remuk. Belum lagi tangisan dan rasa takutnya yang terus menghantuinya sepanjang malam, membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Gadis itu beringsut duduk, merasakan cahaya matahari yang menerobos jendela besar kamar Natsu. Lucy menarik sebuah ponsel yang terletak di atas nakas samping tempat tidur, melirik jam dan seketika membelalak ketika melihat bahwa saat ini sudah pukul sembilan pagi.

Malu.

Gadis itu benar-benar malu. Dia menempati kamar Natsu, tidur di atas tempat tidur lelaki itu, dan bangun kesiangan. Lucy merasakan wajahnya memerah, dia benar-benar merepotkan Natsu. Entah dimana lelaki itu tidur semalam, pasti Natsu berpikir tentang betapa merepotkannya Lucy, pikirnya muram. Sayup-sayup gadis itu mendengar suara dari luar pintu kamar, sepertinya suara berasal dari lantai bawah. Seperti suara dua orang yang tengah berdebat, membuat gadis itu penasaran.

Baru saja akan melangkah membuka pintu kamar, Lucy segera berbalik lagi dan berjalan kearah kamar mandi ketika menyadari penampilannya yang kusut.

Semalam dia menggunakan sepasang kaus abu-abu kebesaran milik Natsu. Lelaki itu bilang pakaian itu sudah lama tidak digunakannya, melihat Lucy dengan seragam sekolahnya yang compang-camping membuat lelaki itu meringis dan memberikan pakaian miliknya. Beruntung Lucy selalu memakai celana pendek dibalik rok sekolahnya, jadi dia tidak perlu repot-repot harus menggunakan celana Natsu yang juga kebesaran. Pakaian nya saja sudah menutupi setengah paha.

Menyadari penampilannya, Lucy merona.

.

.

"Kupas ini."

Nashi, gadis itu menyerahkan dua buah kentang ukuran sedang pada Natsu. Mereka tengah sibuk berdebat hal-hal tentang memasak di dapur. Diakhir pekan, mereka memang selalu seribut ini. Bibi Haru yang bekerja dirumah keluarga Dragneel, hanya bekerja sampai hari jumat, setiap akhir pekan Bibi Haru diberi waktu libur. Karena menurut peraturan keluarga Dragneel, khusus akhir pekan yang memiliki tugas memasak adalah Nyonya rumah.

Namun karena si Nyonya dan Tuan pemilik rumah masih sibuk dengan pekerjaan mereka di luar, maka kedua anaknya lah yang sibuk mengurusi urusan makanan di dapur. Apalagi semalam mereka kedatangan seorang tamu yang tengah ditimpa masalah, begitu Nashi menyebutnya.

"Cuci yang bersih, lalu potong dadu, harus sama besar." Perintahnya pada Natsu yang tengah merengut merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sang Adik. Namun tetap melakukan apa yang si bungsu perintahkan, sadar kemampuannya soal memasak tidak sebaik si bungsu. Meskipun usianya bisa di bilang masih terlalu kecil, namun adiknya memang pandai memasak. Meskipun kadang tidak seenak buatan sang Ibu.

Nashi berjalan kearah kulkas, memerika bahan makanan yang ada. Dia mengeluarkan sepotong dada ayam yang sudah bersih tentu saja dan mengambil pisau untuk memotong.

My WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang