Bab 2 - Awal baru, Kota baru, Takdir baru

6.4K 694 153
                                    

Jakarta - Indonesia

"Rio, kita duluan yah!"

Pria yang dipanggil namanya menatap datar dan mengangguk samar pada teman-teman yang kini meninggalkan lapangan indoor tersebut.

Lapangan yang tadinya ramai karena diisi untuk latihan basket dan beberapa siswi yang menjadi suporter dadakan sekarang hanya menyisakan Rio dan seorang gadis yang tetap setia duduk manis di kursi penonton.

Gadis yang sejak tadi memperhatikan permainan dari awal walau sebenarnya dia tidak paham gerakan-gerakan yang diteriakkan pemain basket itu sendiri.

Gadis ini memang buruk di bidang olahraga, apalagi olahraga yang dikapteni oleh Rio sendiri yaitu basket. Akan tetapi, gadis itu tetap menunggu sampai selesainya sesi latihan. Hal yang membuat hati Rio menghangat akan kepedulian dari gadis ini. Entah gadis ini sadar ataukah tidak.

"Capek, Al?"

Rio yang ditanya seperti itu hanya berguman tidak jelas. Dan saat Rio sudah berada di dekatnya, gadis tersebut menyodorkan botol mineral berisi air untuknya, dan langsung diterima dengan suka cita.

Setelah meneguk dan menyisahkan setengah botol mineral tersebut, cowok itupun mengambil duduk disamping gadis itu dan menyimpan kembali botol mineral di sebelahnya lagi.

"Sorry banget An, latihannya lama."

Anna menggeleng pelan. "Gak papa kok, Al."

Sebenarnya nama cowok ini Altario, teman-temannya yang lain tentu saja memanggilnya Rio. Tapi, hanya Anna yang memanggilnya Al. Mulanya karena panggilan Al itu keren, dan memang faktanya cowok ini sangat keren. Makanya dia memanggilnya Al.

Rio sendiri tidak mempermasalahkan panggilan itu. Bahkan dia menyukainya. Karena baginya, itu adalah panggilan spesial untuknya dari Anna. Karena baginya, Anna adalah cinta pertamanya sampai sekarang. Dan karena baginya, apapun akan ia lakukan demi Anna.

Rio dan Anna memang sudah saling mengenal sejak mereka masih kecil. Saat usia masing-masing 5 tahun. Itu juga karena mereka adalah tetangga. Kebetulan yang sangat manis. Dan entah sejak kapan perasaan aneh itu muncul di hati Rio ketika ia bersama gadis di sampingnya ini.

Walaupun Rio sadar bagaimana perasaannya terhadap gadis ini, Rio tak pernah mengungkapkan perasaannya. Itu karena ada semacam dinding penghalang untuknya. Apalagi Rio pun tahu gadis ini hanya menganggapnya tak lebih dari seorang teman masa kecil. Yah, Rio hanya orang yang mencintai dalam diam.

"Yaudah, aku ganti baju dulu yah!"

Gadis itu hanya tersenyum mengangguk.

Lima belas menit kemudian Rio kembali. Tidak lagi menggunakan baju basketnya, kali ini dia hanya memakai kaos hitam polos dilengkapi celana panjang motif merah kotak dengan garis biru yang tak lain adalah karakter dari seragam sekolahnya.

Berbeda dari seragam sekolah SMA yang pada umumnya putih abu-abu, SMA Venus memiliki ciri khas tersendiri dalam seragam.

Langkah Rio terhenti saat pandangannya terkunci pada Anna yang duduk di kursi penonton. Gadis yang menunggunya sedari tadi. Saat ini Anna sedang asik memainkan smartphone di tangan mungilnya.

Sesekali menggerakkan jemarinya dengan senyum yang tak pernah luntur di bibirnya. Walau tangannya sudah berhenti bergerak pada benda persegi itu tapi pandangannya seakan tak lepas begitu saja.

Seperti menunggu sesuatu dari handphone tersebut dan begitu handphone tersebut berbunyi pertanda adanya pesan masuk, Anna kembali menggerakkan jarinya. Pandangannya berbinar cerah senyumnya mengembang menambah kecantikan pada wajahnya.

Hello Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang