Bab 5 - Ini kebetulan atau Takdir?

4.3K 531 108
                                    

Jangan sungkan beri saran dan kritik yaa^^

.

.

Sudah 10 menit sejak Rio dan Anna duduk di teras rumah Anna dan tak ada satu percakapan pun yang mereka keluarkan. Bahkan untuk sekedar menyapa pun, mereka tidak lakukan. Rio mencoba bersikap sesantai mungkin walau sebenarnya dalam hati ia nampak kikuk dengan keadaan secanggung ini.

Karena sejatinya Rio memang seorang yang irit bicara, sedangkan Anna... jangan di tanya. Gadis ini termasuk dalam tipe gadis pemalu untuk memulai awal percakapan dengan orang lain. Walau kadang jika bersama Rio, Anna lah yang selalu memulai duluan.

"Hmm ..., Al?" Anna memulai percakapan mereka dengan sedikit canggung.

Sedangkan Rio yang masih belum mendapatkan kalimat yang pas hanya bisa berguman

"Hn?"

Anna tertunduk menggeleng.

15 menit terlewati setelah percakapan singkat tak berarti dalam keduanya. Rio merutuki dirinya sendiri karena menyiakan waktu yang terlalu lama ia gunakan hanya untuk diam. Padahal Anna tadi telah memulai percakapan duluan. Tapi dasar Rio saja yang cuek.

"Udah malem. Aku masuk dulu yah, Al," putus Anna dalam keheningan.

Rio yang melihat Anna sudah berdiri dari duduknya, lantas memanggil kembali.

"Anna ...."

Anna refleks berbalik walau kali ini gadis tersebut hanya diam menunggu Rio melanjutkan kalimatnya.

"Maaf ...." Hanya satu kata. Dan Rio berharap kata itu sudah bisa mewakili semuanya.

"Maaf?"

Rio mendengus pelan, kenapa Anna mesti lemot kayak gini sih? "Iya, aku minta maaf."

"Memang kamu salah apa?" Anna bertanya dengan polos

Rio menyerit bingung menjelaskan. "Itu, anu ...."

"Iya?"

Rio mendesah panjang. "Kemarin ... Maaf udah bentak kamu waktu di bandara."

Anna mengangguk mengerti. Gadis itu terdiam, kemudian menatap Rio lembut "Seharusnya aku yang minta maaf."

Kembali keheningan tercipta. Rio tak tahu harus menimpali perkataan Anna seperti apa. Dia bingung sendiri mengapa Anna juga meminta maaf. Sampai ia mendengar suara tawa dari Anna.

Anna tertawa kecil. "Kita lucu yah, Al. Saling merasa bersalah, tapi nggak mau minta maaf duluan."

Rio tersenyum tipis. "He em. Kita lucu."

Anna pun kembali duduk di samping Rio. Gadis itu kemudian memandang langit malam dari teras rumahnya, hal itu juga diikuti oleh Rio, saat menatap langit yang menampakkan beberapa bintang, saat melihat bintang, Rio kembali teringat akan gelang yang ia rebutkan tadi bersama gadis aneh di toko tersebut.

Rio pun memasukkan tangannya ke saku jaket, sampai tangannya menemukan benda yang ia simpan di sana, Rio menggenggamnya erat. Belum ia keluarkan, Rio kembali menatap Anna yang masih fokus menatap langit.

"An ...," Rio berlirih

Anna menoleh. "Iya, Al?"

Belum sempat Rio mengatakan tujuannya, matanya menangkap benda berkilauan yang ada di lengan kanan Anna. Benda berkilauan itu sebuah gelang, dan Rio tak pernah melihat benda itu sebelumnya.

"Gelang kamu ... cantik," ucap Rio tanpa sadar.

Tatapan Rio masih tertuju pada gelang yang terlihat cocok di tangan Anna. Gelang yang terlihat menunjukkan keperibadian sang pemakai. Gelang yang terlihat pas di tangan Anna. Tapi, entah mengapa perasaannya tidak enak.

Hello Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang