Bab 45 - Dulu Dan Sekarang

2.5K 165 18
                                    

Flasback

3 jam sebelum kecelakaan Alvaro

Nomor yang anda tujuh tidak dapat dihubungi--klik!

Lizzy menghempaskan dirinya di bangku taman di sekolah. Sudah berkali-kali ia menghubungi Alvaro, tapi ponsel lelaki itu selalu beralih ke operator.

Ck! Apakah Alvaro lupa kalau hari ini hari apa?!

Tidak! Alvaro tidak mungkin lupa. Kalaupun benar Alvaro lupa, Lizzy tak akan segan untuk membakar sepatu futsal kesayangan Alvaro nanti.

Lizzy kembali menekan ponselnya, mencari nomor lain yang bisa menenangkan hatinya saat ini. Ia merasa bersyukur, setidaknya nomor itu aktif. Namun, rasa syukurnya itu harus lenyap saat tahu teleponnya tak di angkat sama sekali.

"Ck, ada apa sih dengan kedua orang ini?" ucap Lizzy dengan gusar. Apalagi saat ini ada seseorang yang sedari tadi mengamatinya itu terus menampilkan seringai puas.

"Kenapa? Alvaro tak mengangkat ponselnya? Dan ponsel Emily juga begitu?" setelah mengetahui pernyataannya benar. Gadis yang sedari tadi di samping Lizzy tertawa mengejek.

Gadis itu--Megan melilit rambut ikalnya dengan sikap yang sangat menyebalkan di mata Lizzy. "Sudahlah Ellie sayang..., percaya padaku. Mereka sedang bersama sekarang."

Lizzy menoleh dengan kesal, "Jangan asal bicara. Apa kau punya bukti jika mereka sedang bersama?"

Megan tertawa mengejek, menatap Lizzy dengan raut prihatin yang dibuat-buat. "Lalu, kalau kau tak percaya padaku... Kenapa kau terlihat risau saat pacar dan sahabatmu-tercinta itu tak mengangkat telponmu?"

Lizzy menggertakkan giginya. Ia harus sabar. Sabar dan sabar. Menghadapi perempuan ular di sebelahnya ini memang harus sabar. Jika tidak, ia bisa dipatok nanti. "Itu karena aku memang tidak percaya padamu. Makanya aku menelpon mereka."

"Ah...,kau kedengaran ragu." Megan mengambil duduk di samping Lizzy. Menyilangkan kakinya seanggung mungkin.  "Mau kuberi tahu satu rahasia?"

Melihat Lizzy menoleh padanya, Megan semakin tersenyum lebar. "Sepertinya pacar dan sahabat tercintamu itu tak memberi tahukannya padamu."

"Aku tak akan terpengaruh dengan omonganmu Megan--"

"Apa kau tau kalau Emily dan Alvaro adalah sepasang kekasih saat Junior high School dulu?"

Melihat Lizzy yang menampilkan ekspresi terkejut benar-benar membuat Megan puas. "Kau tak tahu, kan?"

"Sedah kubilang, aku tak akan semudah itu mempercayai omongan mu!" sentak Lizzy dengan jengkel.

Megan berdiri dari duduknya, memberikan selembar note pada Lizzy. "Kau ingin kebenaran, datanglah ke alamat itu."

Tidak! Lizzy tak boleh kalut. Ia tak boleh termakan omongan Megan yang mengatakan hal yang tidak-tidak pada orang yang ia cintai.

Megan adalah orang yang tidak menyukai hubungan Lizzy dan Alvaro. Megan selalu memberikan tatapan benci padanya. Jadi, ini pasti hanya akal-akalan Megan saja untuk merusak hubungannya dengan Alvaro.

Lizzy sangat tahu betul jika Alvaro begitu menyukainya, begitu memujanya. Alvaro selalu memberikannya tatapan cinta padanya.

Dan lagi Emily... Gadis itu adalah sahabat baiknya. Emily sudah seperti saudara baginya. Bahkan Emily sendirilah yang mengenalkan Lizzy dengan Alvaro. Emily lah yang mencomblangkan mereka. Emily... Menyayanginya.

Hello Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang