Bab 42 - Jauh?

2.4K 150 5
                                    

"Akhirnya ujian semester selesai juga..." keluh Rendy dengan leganya. Ia merentangkan tangan seakan baru saja terbebas dari tali tambang yang mengikat tubuhnya. "Gila... Empat hari ini kepala gue bener bener mondok nggak ketulung." lanjutnya dengan suara lelah di lebih-lebihkan.

Rio memutar bola matanya dengan malas mendengar celotehan Rendy. Empat hari ini mereka memang dibuat bertempur dengan ujian yang bahkan soalnya itu sebanding dengan soal SBMPTN. Katanya ini trik sekolah untuk melatih muridnya sejak awal untuk persiapan nanti.

"Kali ini gue setuju sama lo Ren," Nial membenarkan, "Kepala gue bener bener di bikin pusing."

"Alah..., bilang aja lo pusing gara-gara Nana yang sensian akhir-akhir ini." Rendy mengatakannya dengan nada yang sangat menjengkelkan dan mengejek. Cowok itu bahkan meneringai merendahkan Nial. "Gue tebak, kalian bertengkar ya?"

"Tau dari mana lo?! " Nial melebarkan matanya kagum karena Rendy mengetahui masalah percintaannya dan Nana dalam fase pertengkaran.

Rendy kini menampilkan senyum misteriusnya. "Gue punya informan sendiri."

Nial mencibir. "Gaya lo." cowok itu kini mengaduk-aduk jus mangga nya dengan sedotan. Setelah itu meminumnya setengah.

"Lo sendiri gimana Ren?" Nial memulai melanjutkan percakapan dengan Rendy. Ya, hanya dengan Rendy. Karena, walaupun ia ingin mengobrol dengan Rio yang juga berada di meja kantin yang sama dengan mereka, tapi Pikiran Rio jelas melayang entah kemana. Bertanya pada Rio pun percuma, kau tak akan mendapatkan feedback darinya.

"Gimana apanya maksud lo? " Rio bertanya balik dengan polosnya.

"Ye, lo pikirin aja sendiri." jawab Nial dengan gemas. Namun kemudian ia menghela napas karna Rendy hanya menyengir bodoh di hadapannya. "Lo kan baru-baru jadian nih sama Anna, pasti tuh hubungan masih anget-angetnya kan?" Lanjut Nial bertanya dengan penasaran yang terlihat jelas di matanya.

"Anget-anget tai ayam maksud lo?" cibir Rendy.

"Serah lo deh Ren, Serah."

Rendy kembali terkekeh dengan kerasnya merasa gembira karena bisa membuat Nial tambah gondok dengan kelakuannya, matanya terlihat sipit, jangan lupa lesung pipit di kedua pipinya menambah kesan cute untuk dirinya. Hal itu tentu saja menyita perhatian beberapa siswi yang ikut makan siang di kantin.

Mumpung ini adalah kejadian yang jarang bagi mereka melihat ketiga cowok populer dengan wajah yang ganteng maksimal pake banget itu kini berkumpul bersama tanpa adanya Anna maupun Nana yang menemani mereka. Jangan lupakan juga Lizzy yang sesekali ikut nimbrung.

Istilah lainnya, ketiga cowok itu lagi kosong.

"Gue sama Lilyanna masih adem aja kok. Nggak ada konflik. Apalagi sikapnya Lilyanna selalu manis banget tanpa di kasih gula." kata Rendy dengan lebaynya.

Nial menganggukkan kepalanya, kemudian menyeringai jail. "Kalian berdua udah ciuman, kan?"

Byur...

"Damn it!!" Nial segera mengambil tissu dan mengelap wajahnya segera, "Rio apaan sih lo, main nyembur muka gue aja!!" tatapan Nial terlihat kaget dan kesal secara bersamaan.

Terang saja, Rio yang tadinya diam-diam bagai patung tiba-tiba malah menyemprot wajah Nial dengan air mineral yang berada dalam mulut cowok itu. Iyuhh

Rendy sendiri malah menertawakan nasib Nial yang malang dengan tawa yang sangat keras dan menyebalkan. Rendy benar-benar teman yang pengertian. Poor Nial.

Rio mengusap bibirnya dengan tangan. Setelah itu malah balik menatap kesal pada Nial. Salah cowok itu sendiri yang dengan santainya menyebut kata ciuman. Kata yang membuat kepala Rio kembali tergiang pada kejadian 4 hari yang lalu. Di mana malam itu ia dan Lizzy sedang di konser dan mereka..., arghh Rio bahkan sulit untuk mengatakannya.

Hello Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang