Bab 8 - Sesederhana itu

3.8K 312 46
                                    

***

"Nih, es krim rasa vanilla, khusus untuk seorang Lilyanna."

Anna tertawa kecil sambil menerima es krim yang disodorkan Rendy untuknya. "Thanks ya, Dy."

Rendy mengangguk kemudian mengambil duduk di sebelah Anna. Sekarang ini mereka sedang berada di sebuah taman kota yang ramai, menikmati pemandangan bunga-bunga yang ternyata telah bermekaran. Awalnya Anna menolak untuk singgah, tapi saat diberitahu jika Rendy akan meneraktirnya es krim vanilla, ia pun menjadi antusias.

Tidak diragukan memang, seorang Lilyanna adalah maniak rasa vanilla. Jika kebanyakan seorang gadis lebih menyukai cokelat, Anna justru berbeda. Ia akan biasa saja jika ada orang memberinya cokelat, tapi jika orang itu memberinya sesuatu yang berhubungan dengan rasa vanilla, maka Anna akan senang hati menerimanya.

Rendy menatap geli Anna yang sedari tadi asik menikmati es krimnya antusias. Anna terlihat seperti anak kecil jika memasang ekspresi seperti itu. Anna yang merasa diperhatikan oleh Rendy kemudian menoleh, dan tepat sesuai presepsinya. Rendy benar-benar sedang memandangnya. Tapi bukannya mengalihkan pandangan, Rendy malah tetap menatapnya lekat. Hal yang mengakibatkan jantung Anna berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Anna merasa jika wajahnya memanas, iapun memegang pipinya dengan salah satu tangannya yang sedang bebas. Walau Anna telah mengalihkan pandangannya, tapi ia dapat merasakan kalau Rendy masih memperhatikannya lekat-lekat.

"Kenapa sih, Dy? Cara makan aku belepotan yah?"

Rendy mendengus geli, walau belum mengalihkan pandangannya pada Anna. "Nggak kok, cara makan kamu rapi."

"Terus, kenapa?" Anna kembali bertanya sambil masih menunduk dengan memegang pipinya. Tak berani menatap Rendy.

Rendy tak menjawab, ia malah tiba-tiba saja menarik tangan Anna yang sedari tadi menutupi pipi gadis itu, Anna tersentak ketika pandangan keduanya bertemu. Kemudian Rendy menatapnya lembut masih dengan menggenggam pergelangan tangan Anna yang terdapat gelang pemberiannya di sana.

"Udah aku duga, gelang ini bakal cocok di tangan kamu."

Gila! Gila! Gila!! Wajah Anna sekarang benar-benar memanas, bahkan sangat panas. Padahal Rio juga pernah mengatakan hal yang sama. Tapi, mengapa jika Rendy yang mengatakannya terasa berbeda? Seperti ada perasaan geli yang menyenangkan serta menggetarkan dalam dirinya. Bahkan saat ini Anna tidak bisa berbuat apa-apa saat menyadari jantungnya berdebar sangat cepat, seperti ingin meloncat keluar saja.

"Waktu aku ngeliat gelang ini, entah mengapa aku jadi keingat sama kamu. Aku bahkan berpikir. 'Wah! Kayaknya ini bakal cocok untuk kamu.' Gimana? Kamu suka?" tanya Rendy yang kemudian melepas pergelangan tangan Anna.

Anna tersenyum mengangguk. "He em. Gelangnya lucu. Aku suka."

Aku suka. Aku suka sama kamu, Dy. batin Anna

Rendy pun tersenyum lebar menatap Anna. "Aku juga suka."

Anna tersentak, tapi kemudian kembali tersenyum senang. Walau ia tahu pernyataan suka Rendy bukan ditujukan padanya, melainkan pada gelang yang ia pakai tapi ia tetap merasa bahagia. Yah. Hari ini ia bahagia hanya karena Rendy di sampingnya. Hanya karena Rendy mengatakan kata suka walau dalam artian yang lain. Sesederhana itu.

***

"Aku juga merindukanmu Chloe"

....

"Hah!! Yang benar saja?! sepertinya kau terlalu banyak menonton drama korea, mana ada pertemuanku dengan Rendy itu takdir."

....

"Sebenarnya kau hanya ingin menyindirku karena salah mengambil koper waktu di bandara kan?"

Hello Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang