14

1.7K 118 17
                                    

" Maafin gue Nin... " satu kalimat yang terdengar di indra pendengar Nindi membuatnya menegang seketika dan suara itu, suara yang amat Nindi hafal. Dia adalah......






































Gilang.

Untuk apa Gilang bersusah payah berlari hanya untuk meminta maaf pada Nindi? Bukan kah sia sia saja? Apa sebuah kata maaf dapat mengembalikan hati yang telah hancur menjadi utuh kembali? Tentu saja tidak.

Sesuatu yang sudah rusak tidak akan sama lagi seperti semua, sama halnya dengan hati.

Hati merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang sangat sensitif, dan apabila disakiti sulit untuk disembuhkan karena tak akan ada obatnya.

Hanya rasa ikhlas lah yang bisa menyembuhkan sakit hati, tapi pertanyaan nya adalah apa seseorang mampu mengikhlaskan sesuatu yang sudah menyakitinya? Tidak, kan. Kalau pun bisa hanya beberapa orang saja yang mampu.

Dan apakah Nindi termasuk orang yang tidak bisa mengikhlaskan atau dia mudah merela kan?

Dengan gerakan ragu, Nindi membalikan badannya menghadap Gilang yang kini menatapnya bersalah.

" Maafin gue, Nin.. " ucap Gilang yang mengulangi nya lagi.

Dengan senyuman yang dipaksakan, Nindi tersenyum tulus dan menghapus air matanya kasar.

" Maaf buat apa? Lo kan gak punya salah. " jawab Nindi yang masih mempertahankan senyumannya walaupun terasa menyakitkan.

" Gue tau gue banyak bikin salah sama l- "

" Jangan bilang maaf Lang, karna lo gak pernah salah dimata gue. Justru gue yang harusnya minta maaf sama lo. Gue- "

Greb

Nindi menghentikan perkataannya saat tiba tiba Gilang berjalan kearahnya dan langsung memeluknya erat.

Seketika sistem kerja tubuhnya berhenti dan jantungnya berpacu dengan cepat, bahkan tubuhnya sudah seperti jelly yang tak bertulang.

Rasa bahagia pun muncul dihatinya, meletup letup seperti kembang api dan bergejolak dengan indahnya.

Tuhan.. Apakah seperti ini rasanya bahagia saat orang yang kita sayang memeluk kita dengan erat? Gue harap ada cinta juga dihati itu. Ya, semoga saja. Walaupun kemungkinan kecil, tapi gue gak pernah bosen berdoa ada cinta yang juga tumbuh dihati nya itu.

Dengan ragu, tangan Nindi bergerak kearah pinggang Gilang dan melingkarkan lengannya disana.

Sebuah senyumana tulus tercipta diwajahnya, dan Nindi membalas pelukan itu tak kalah erat.

*Gilang pov*

Apa orang kaya gue pantes dapetin cinta tulus dari lo yang bahkan gak pernah minta kepastian dari gue?

Berkali kali gue kecewain lo dan berkali kali juga tanpa dendam lo maafin gue.

Lo terlalu baik buat gue Nin, gue gak bisa terus terusan nyakitin lo. Tapi gimana pun juga, hati dan cinta gue masih buat Lita.

Gue harap seiring berjalannya waktu lo bisa singkirin Lita dari hati gue, warnai hari hari gue dengan cinta tulus lo dan bantu gue buat jatuh cinta sama lo. Karna gak mungkin selamanya kita begini.

Dan gue gak bisa lebih lama lagi buat nyakitin lo, maafin gue dan bantu gue bangkit dari masa lalu ini. Karna gue yakin, cuma lo yang bisa bantu gue.

*Gilang pov end*

Bagaimana akhirnya kalau suatu hubungan didasari atas kebohongan atau keterpaksaan? Pasti tak ada cinta murni yang tumbuh mekar dalam hati.

Do You Think It Makes Sense?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang