20

1.9K 131 26
                                    

"GUE. BENCI. BANGET. SAMA. LO. GILANG!"

Seketika Gilang terdiam. Ia berharap ia salah dengar.

"G-gue gak salah denger kan Nin?" tanya Gilang dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Gue benci lo Lang, apa masih kurang jelas juga?!" tanya Nindi sambil mendorong Gilang menjauh.

"Nin, lo-"

"Please Lang, jangan buat gue ngomong ketiga kalinya. Gue yakin pendengeran lo masih baik kan." ucap Nindi pelan sambil menelungkupkan kepalanya diatas kedua kalinya dengan tangan yang ia gunakan untuk menyembunyikan wajahnya.

"Nin... " panggil Gilang sambil mengusap kelapa Nindi pelan, bahkan teramat pelan.

"Selama ini kan gue gak tau perjuangan lo, harusnya lo bilang." lanjut Gilang yang masih mengusap kepalanya nya dengan sayang.

"Karna gak semua perjuangan harus ditunjukin. Kalo semua perjuangan harus ditunjukin, apa lo mau sama gue? Gak kan? Jadi, mau gue tunjukin atau enggak jawabannya tetep sama. Lo gak bakal milih gue."

"Maafin gue, gue nyesel sekarang. Orang yang dulu gue anggap gak penting yang gue sia siain dulu, nyatanya sekarang jadi orang yang paling gue sayang dan gue cinta." jawab Gilang menyesal.

"Gue disini yang salah, gue yang jatuh sama lo diawal. Padahal gue tau lo lagi ngejar yang lain." sahut Nindi pelan namun masih terdengar oleh Gilang.

"Dulu lo kan yang dateng ngobatin luka dihati gue, sekarang kanapa lo yang bikin lukanya nambah parah?" tanya Gilang.

"Itu dulu. Dulu sebelum lo patahin hati gue, apa yang bisa lo banggain dari matahin hati gue berkali kali?" jawab Nindi sambil menatap tepat dimata Gilang.

"Matahin hati lo berkali kali? Kesalahan gue adalah ketika gue matahin hati cewe yang sayang sama gue dan sekarang gue mau memperbaiki semuanya. Please, forgive me." kata Gilang sambil menggenggam tangan Nindi erat.

"Emang dengan maafin lo bakal balikin hati gue seperti semula? Lo gak bisa mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Lo harus pilih salah satu atau sakitin aja keduanya!" bentak Nindi sambil menepis tangan Gilang dan air mata yang kini mengaliri kedua pipi nya.

"Gue gak bisa pilih lo atau pun Lita, karna lo dan Lita sama sama orang yang berarti dalam hidup gue. Lita punya pengaruh besar pada masa lalu gue dan lo punya pengaruh besar buat masa depan gue, please jangan bahas masa lalu gue lagi karna masalalu bukan buat diperdebatkan." kata Gilang yang berusaha tenang.

"Oke. Gue maafin lo, tapi buat sekarang biarin gue sendiri dulu tanpa lo. Biarin gue kejebak dulu sama kenangan kita, karna mungkin kenangan merupakan rencana Tuhan buat gue belajar dari masa lalu. Biar gue gak kejebak disatu lubang yang sama." jawab Nindi yang masih sesenggukan dan enggan menatap Gilang.

"Please, Nin. Gue pengen nebus semua kesalahan gue. Gue bener bener sayang sama lo, sorry. Bisa gak kita ngulang dari awal lagi? Gue gak mau kehilangan lo." pinta Gilang dengan wajah yang sudah frustasi.

"Kehilangan kata lo? Apa arti kehilangan buat lo?" tanya Nindi yang kini menatap Gilang sendu.

"Kehilangan menurut gue adalah disaat gue menyesali masa lalu gue dan gue mau memperbaiki semuanya, tapi orang yang gue sayang malah pergi ninggalin gue." jawab Gilang menyakinkan.

"Tapi kehilangan itu bukan tentang ditinggalkan atau meninggalkan, tapi merelakan.Cukup, Lang. Gue beneran gak bisa buat saat ini, biarin hati gue istirahat dulu. Gue cape.Cape ketika gue terus berlari mengejar harapan yang lo kasih ke gue, cape membangun semua dongeng impian gue yang nyatanya udah lo hancurin dengan sikap lo yang seakan menganggap gue sebagai pelarian lo-

Do You Think It Makes Sense?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang