18

1.6K 143 30
                                    

Kalau memang cinta tak bisa bersama seperti bagaimana mestinya, melepaskannya adalah pilihan terbaik.Cinta yang didasari tanpa kasih sayang tak akan pernah berjalan baik, justru seiring berjalannya waktu akan semakin menyakiti satu sama lain.

Setiap orang tentu tak mau kan terikat suatu hubungan tanpa didasari oleh cinta, bagaimana kalau justru kita yang diperalat agar seseorang yang kamu cintai kembali bersatu dengan mantan kekasihnya itu? Menyakitkan, bukan.

Apakah sekarang Nindi mulai sadar akan kebodohannya selama ini?

Setelah mengutarakan perasaannya terhadap sang kekasih atau sekarang bisa disebut 'mantan' kekasih nya, ah tidak. Bukan kah disini hanya Nindi yang menganggap Gilang kekasihnya? Jadi, bisa disimpulkan bahwa ini hubungan sepihak.

Nindi, gadis tersebut kini sedang terduduk didalam taksi. Ia menangis ntah untuk apa. Hubungannya atau perjuangannya? Semua nya tak jauh beda. Sama sama hancur.

Bukankah ini yang akan ia rasakan pada akhirnya, kenapa hatinya seolah berkata bahwa ini belum berakhir?

Apa yang baru aja gue lakuin? Kenapa gue bodoh banget ngelepasin Gilang gitu aja buat Lita? Jadi beginikah akhirnya? Yang mengagumi hanya bisa merasakan sakit setiap saat hanya karna mengikhlaskan apa yang gak bisa gue genggam erat?


" Mba, sudah sampai. " ucap supir taksi tersebut menyadarkan Nindi dari dunianya.

" Ah, iya. Ini pak, ambil aja kembaliannya. " jawab Nindi sambil membuka pintu mobil.

" Terimakasih mba. " ucap sang supir yang hanya dibalas dengan senyuman tipis oleh Nindi.

Nindi terdiam ditempat setelah taksi tersebut berlalu, kakinya seolah kaku untuk digerakan saat matanya menangkap sosok yang baru saja ia temui.

Air mata nya pun kembali menetes tanpa bisa ditahan.

Mata indah yang selalu memancarkan keindahan itu kini memerah akibat menangis.

Tubuhnya semakin susah digerakan saat sepasang tangan menariknya kedalam sebuah pelukan yang erat dan menyesakan untuk keduanya.

" Aku minta maaf soal Lita dan juga tentang kita. "

Nindi memejamkan matanya saat mendengar suara tersebut yang terdengar menyesal.

" Buat apa kamu minta maaf soal kita? Itu kedengeran kaya kita emang gak seharusnya mengikat suatu hubungan. " sahut Nindi.

" Nindi, aku gak- "

" Apa hubungan ini sebuah kesalahan? " tanya Nindi sambil melepas pelukannya dan tersenyum miris yang terlihat sangat menyedihkan.

" Apa hubungan kita ini gak pernah berarti? " ucap Nindi lagi.

Gilang menarik nafas dengan kasar, ia harus menjelaskan semua ini. Dia tidak boleh melukai Nindi lebih dalam lagi.

Tapi pada dasarnya, Nindi sudah sangat terluka.

" Kamu terlalu baik Nin, buat aku. "

"Dari mananya aku keliatan terlalu baik? Aku pengen kamu jujur Lang. Saat kamu minta aku jadi pacar kamu, aku selalu bilang aku sayang kamu setiap saat. Tapi, you never once said 'I love you too' . Aku pikir kamu sayang aku, tapi sekalipun kamu gak pernah ngucapin kalimat sederhana itu! Semua yang kamu lakuin ke aku itu palsu dan gak ada satu pun yang tulus. Aku udah tau, kamu pasti bakal ninggalin aku setelah Lita ngasih perhatian lagi ke kamu.  Kalau aku jadi kamu, aku bakalan bilang dengan lantang kalo aku sayang kamu dan aku gak akan pernah ninggalin kamu apapun alasannya! "

Nafas nindi memburu, ia sama sekali tidak menyangka ia bisa dengan lancar mengucapkan semua yang mengganjal di hatinya.

Lengannya menepis kasar tangan Gilang yang terulur menyentuh pipinya yang basah, ia menangis lagi. Kini wajah manisnya terlihat datar, nafasnya memang memburu, namun tidak ada isakan. Walau begitu air mata perlahan turun membelai pipinya.

" Apa sekarang kamu benci aku ?" Gilang bertanya pada akhirnya saat kedua mata mereka bertemu. Nindi menundukan kepalanya.

" Seandainya aku bisa. " jawab Nindi lirih.

" Kamu marah sama aku? " tanya Gilang.

" Lebih tepatnya, kecewa mungkin. "

Dan isakan pertama keluar setelah Nindi menyelesaikan kalimatnya. Sungguh, sesak didadanya tak bisa lagi ditahan atau pun disembunyikan.

" Aku mohon, kalo kamu masih sayang dia.  Tinggalin aku Lang. "

Nindi menatap Gilang dengan tatapan yang begitu menyakitkan di mata gilang.
Nindi yang biasa tersenyum manis kini terlihat begitu rapuh.

" Aku masih sayang dia, Nin. "

Hancur sudah pertahanannya yang sedari tadi goyah. Nindi benar benar menangisi nasibnya, bahunya bergetar hebat dan ia sungguh ingin memusnahkan Gilang yang masih menatapnya lekat. Nindi membenci dirinya yang tidak bisa melakukan semua itu, ia tidak bisa memukul atau memaki Gilang yang amat sangat dicintainya itu.

" Apa kamu masih sayang sama aku? " tanya Gilang dengan suara pelan.

Nindi mendongakkan kepalanya, berusaha menahan dadanya yang begitu sesak dan menyiksa. Rasanya sakit sekali. Sebelum mengatakan apa yang ingin ia sampaikan, Nindi tersebum hambar.

" Aku itu manusia paling bodoh, Lang. Aku mohon bantu aku membencimu. " senyum menyedihkan terukir kembali di wajahnya, matanya memerah dengan pipinya yang kini basah oleh air mata.

Nindi mengambis nafas dalam

" Because I couldn't love you more. "

Gilang pun dengan gerakan cepat memeluk erat tubuh yang bergerak dengan tangis yang sudah tidak bisa ditahan Nindi.

" Nindi... " nada bicaranya bergetar. Gilang hanya tidak menyangka Nindi mencintainya sebesar dan setulus ini.
" Maafin aku Nin, maaf. " ucap Gilang berulang kali.

See? Cinta itu tak selamanya indah.Cinta juga menyakitkan, apalagi ketika perasaanmu hanya bertepuk sebelah tangan. Bahkan kehadiranmu hanya di anggap angin berlalu.

Miris bukan? Kenyataannya tidak  selamanya cinta itu indah seperti dinegeri dongeng.




Haiii semuaaaa lama gak update hehheh😂😂 maaf ya lama nunggu ehh updatenya dikit.

Semoga ini gak mengecewakan kalian semua yang udah nunggu part 18 😂

Mau next nya cepet? Vomment yang banyak ya guys laffyuuuuu😘

- Intnrgl -

Do You Think It Makes Sense?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang