" Mungkin aja gue salah liat. Buktinya sekarang Lita lagi nyemangatin Gilang dari podium bawah. "
Sekarang Nindi sudah ada dilapangan basket memperhatikan Gilang yang sedang berlatih dan ditemani suara teriakan teriakan dari yang lainnya.
Nindi secara diam diam pun mengeluarkan kamera nya dan memotret sesosok yang sedang mendrible bola. Nindi tersenyum melihat hasil gambarnya yang bagus. Dia pun memotret beberapa kali Gilang yang ada dilapangan, bahkan saat Lita memberikan minum ke Gilang dari pinggir lapangan Nindi tetap memotretnya.
Namun saat melihat hasilnya, ia tersenyum miris sambil menzoom foto tersebut. Disitu Gilang terlihat begitu bahagia dengan senyumannya yang lebar.
" Kapan gue bisa disana, jadi orang yang selalu lo nanti, jadi orang yang pertama lo datengin dan menjadi alasan dibalik senyuman itu. Kapan waktu nya buat gue? Gue harap gue punya keberanian buat mengunggapkannya. Ya, gue harap. "
Setelah latihan selesai, Nindi berdiam diri dikursi penonton sambil melihat Lita yang sedang mengelap keringat Gilang dan Gilang yang sedang meminum airnya.
Air matanya jatuh saat mendengar Gilang berteriak ditengah lapangan " Aku sayang kamu Litaaaa.. " ambil mengangkat Lita dan berputar putar.
Lihatlah, betapa bahagianya mereka tanpa sadar masih ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.Mereka tak pernah tau. Disela sela mereka berdua selalu ada orang yang menahan sakit sendirian. Ya, itu adalah Nindi. Gadis bodoh yang mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih dan menyimpan sakit secara diam.
Untuk kesekian kalinya, siapa pun tolong sadarkan Nindi dari dunia nya! Kenapa ia masih disitu sedangkan matanya sudah panas bahkan hatinya sudah hancur berkeping keping? Ya Tuhan, apa ini semua karna cinta? Apa cinta benar benar membutakannya?
***
Sore ini Nindi memutuskan untuk pulang dan tak mengikuti sang pujaan seperti yang sudah terjadwal.
Ntah kenapa hari ini ia merasa lelah dan muak dengan sakit yang biasa ia rasakan, rasanya sungguh menyesakan. Apa anak ini baru menyadari nya? Syukurlah. Biarkan hatimu senang kali ini.
Terkadang kita harus belajar mengikhlaskan apa yang memang bukan untuk kita, tapi bagaimana dengan Nindi? Ia sama sekali tak bisa walau hanya mengikhlaskan Gilang untuk Lita. Ia tak bisa berhenti mencintai Gilang padahal ia sering tersenyum miris melihat betapa Gilang menyayangi Lita. Ia tak bisa melepas apa yang sudah melekat dihatinya.
Setelah mandi, ia mengenakan sweter berwarna peach yang kebesaran ditubuh mungilnya dan dipadukan dengan celana jeans panjang. Kenapa ia terlihat rapi? Itu karna ia akan pergi berjalan jalan menggunakan sepedanya untuk ke taman. Ia butuh udara segar, jadi biarlah ia bersenang senang sejenak.
" Loh mamah dirumah? " tanya Nindi saat melihat ibunya sedang melihat lihat majalah diruang tamu.
" Mamah pusing dikantor terus. Loh katanya kamu pulang malem? " jawab ibunya yang bertanya balik.
Nindi menguncir rambutnya asal dan memakai sepatu adidas berwarna putih, lalu berjalan kearah ibunya.
" Aku lupa hari ini gak ada kegiatan mah. " jawabnya sambil memperhatikan majalah majalah yang berserakan diatas meja.
" Trus rapi gini mau kemana emang? Mau jalan ya sama cowonya? " tebak sang ibu sambil mencolek colek dagu anak semata wayangnya.
" Jalan sama sepeda mah bukan cowo. Ah, ya. Sepeda aku dimana ya mah? Aku mau jalan jalan ke taman. " tanya Nindi sambil membuka salah satu majalah fashion yang didalamnya terdapat karya dari ibunya. Bukan hanya satu atau dua halaman saja yang menampilkan desain karya ibunya tapi satu majalah itu isinya desain dari ibunya. Sebenarnya ibunya sedang apa membolak balik setiap halaman yang ada di majalahnya ya?
" Mah? " panggil Nindi sambil meletakan kembali majalah yang ia buka tadi diatas meja.
" Ya? Kenapa sayang? " tanya sang ibu yang sepertinya baru sadar.
" Aishh. Tadi aku ngomong gak denger emangnya? Sepeda aku dimana? " tanya Nindi dengan wajah sebal.
" Maaf sayang, mamah lagi pusing nyari baju desain yang mamah buat waktu buat acara pemilihan model tema alam. Sudah 10 majalah mamah bolak balik, tapi gak ketemu juga. Aduhh mamah pusing. " kata ibunya sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja.
" Emangnya buat apa sih mah? Itu kan edisi bulan lalu? " tanya Nindi yang begitu penasaran.
" Ini bukan soal edisi bulan lalu atau acara yang udah lewat sayang. Masalah nya desain itu mau mamah jadiin bahan presentasi ke manajement artist yang udah langganan sama mamah. Pihak mereka mau bikin video clip dengan tema alam dan baju edisi bulan lalu. Mending kamu bantu mamah deh ya, jalan jalan pake sepedanya kapan kapan aja. " keluh sang ibu sambil menatap anaknya dengan berbinar.
" Aku udah rapi gini mah. Aku kan mau cari udara segar, tadi aja aku gak usah pulang kalo ujung ujung nya suruh bantuin mamah gini. " keluh Nindi sambil menggerutu namun gadis imut itu tetap membantu ibunya.
Tak ada jalan jalan dan tak ada istirahat buat gadis imut itu. Setelah berhasil menemukan majalah edisi bulan lalu dengan tema alam, Nindi dipaksa ikut oleh ibunya ke kantornya untuk mempersiapkan beberapa baju yang sudah dipesan.
Setidaknya ia mempunyai kegiatan positif kan selain mengikuti Gilang?
Maaf ya lama updatenya dan ini masih pendek, ancur banget sumpah-_-
Aku usahain update cepet karna senin besok mau Ukk, jadi sebelum bertempur sama pelajaran aku sempetin update dulu walaupun pendek hehehe tapi aku janji part 3 nanti pasti panjang ko dan bakal masuk ke konfik awal dulu.Akj banyak omong ya(?) Yaudah... jangan lupa vommentnya ya readers^^ laffyuu♡♡♡
- Intnrgl -
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Think It Makes Sense?
RandomApa yang lo rasain saat lo akhirnya pacaran sama cowok yang udah bertahun-tahun lo sukai? Bahagia? Hahaha omong kosong macam apa itu, nyatanya gue cuma dijadiin alat buat dia biar bisa balikan lagi sama mantannya. Gimana rasanya saat ketulusan dibal...