Hari terus berganti, detik demi detik telah terlewati dengan begitu cepat namun kenapa cinta ini masih melekat dihati ini? Kenapa rasa sakit masih saja bisa gue rasain?
Hari ini seperti biasa Nindi menjalani rutinitasnya dengan baik namun kali ini ia mulai sedikit jarang menstalker Gilang. Kalau bukan karna disibukkan oleh tugas dari sang dosen, ia pasti sudah menyibukkan diri dengan kebiasannya.
" Ah, tugas sialan! Kenapa rumit banget sih ihhhh!! " keluh Nindi yang sedang duduk ditaman belakang kampus sambil membolak balikan beberapa buku dengan ukuran yang tebal.
" Hai Nin. " sapa Diana yang langsung duduk disampingnya.
" Hm.. " sahut sang pemilik nama yang kini sibuk menggaris bawahi beberapa kosa kata yang rumit dengan stabilo.
" Tugas apa sih? " tanya Diana.
" Biasa sejarah. " jawab Nindi tanpa mengalihkan pandandangan.
Semenjak kedatangan Diana, suasana ditaman tak mendakan adanya percakapan diantara kedua sahabat tersebut. Hingga suara dering telvon milik Diana memecah keheningan.
" Halo. "
" ... "
" Apa? "
" ... "
" Terserah lah. "
" ... "
" Hm. "
Diana menghela nafas dengan kasar sambil memasukan hand phone nya kedalam tas.
" Siapa Na? " tanya Nindi sambil menutup buku ensiklopedia.
" Bokap. " jawab Diana singkat.
Mendapat respon singkat, Nindi menghentikan acara membaca bukunya dan mengalihkan pandangannya kearah sahabatnya yang sepertinya sedang dalam mood buruk.
" Kenapa? " tanya Nindi sambil menepuk bahu Diana, ia pun menoleh kearah Nindi sambil memasang senyum yang dipaksakan.
" Bokap gue batal pulang lagi Nin. Padahal minggu kemaren bilang hari ini dia bakal pulang dan ngajak gue makan diluar. Tapi nyatanya dia alasan lagi. " jawab Diana sambil menunduk.
" Hei, bukan alasan. Mungkin aja bokap lo memang ada kerjaan mendadak jadi dia gak bisa pulang hari ini. Kan masih ada hari besok, mungkin aja bokap lo bakal pulang besok atau lusa. " kata Nindi menenangkan.
" Ini bukan sekali atau dua kali Nin. Dia sering bilang bakalan pulang tapi gak pernah jadi. Sebenernya dia nganggep gue anak gak sih? Apa salahnya luangin waktu sehari, jangan sehari deh sejam aja bareng gue. " keluh Diana yang masih menunduk.
" Na. Terkadang ada banyak alasan yang kita gak tau dari bohong nya orang tua. Lo sabar aja ya. " ucap Nindi sambil memeluk sahabatnya.
" Ini udah yang ke 6 bulan Nin bokap gue gak pulang semenjak kematian nyokap gue. Dia pikir dengan ngiriminin gue duit setiap minggu ke kartu atm gue bisa gantiin rasa sepi yang gue rasain dirumah? Tiap hari gue sendiri dan cuma ditemin sama pembantu gue, trus apa gue salah kalo gue marah dia boongin gue lagi dengan alasan meeting sama rekan bisnis nya? Gue cuma pengen ketemu bokap gue Nin, sebentar juga gapapa. " kata Diana panjang lebar sambil menangis di bahu Nindi.
" Gue tau Na gimana perasaan lo. Tapi kita juga gak bisa ngelakuin apa apa kan, kita cuma bisa nunggu. Biar waktu yang bakal mempertemukan lo sama bokap lo. " jawab Nindi sambil mengusap usap punggungnya bermaksud memberikan kenyamanan dan bisa bikin Diana diam.
" Gue kangen sama bokap gue Nin. Gue ngerasa gak punya orang tua semenjak nyokap gue meninggal. Bokap gue seolah hilang ditelan bumi. Gue....gue cuma pengen liat bokap sebentar aja. " kata Diana yang makin terisak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Think It Makes Sense?
De TodoApa yang lo rasain saat lo akhirnya pacaran sama cowok yang udah bertahun-tahun lo sukai? Bahagia? Hahaha omong kosong macam apa itu, nyatanya gue cuma dijadiin alat buat dia biar bisa balikan lagi sama mantannya. Gimana rasanya saat ketulusan dibal...