17

1.7K 150 30
                                    

Dan pada akhirnya Gilang memutuskan untuk-



























Meninggalkan tempat tersebut dan pergi keacara ulang tahun Lita.

Ia bukannya kejam, hanya saja hati kecilnya tak bisa menyaksikan kerapuhan Nindi secara langsung dalam keadaan begini.

Jujur saja, hatinya sakit. Sangat tersiksa berada dalam belenggu dilema hati. Namun apa daya ia belum bisa melepas Lita dan masih mengataskan segalakan hal yang mengenai mantan kekasihnya tersebut.

Maafin gue nin, maaf. Maaf buat semua rasa sakit lo tanggung sendiri, maaf. Sumpah demi apa pun, gue minta maaf -Gilang.

Gak bisa. Gue gak bisa menanggung luka sepihak, gue gak kuat. Tuhan, luka macam apa lagi yang saat ini dia kasih buat gue? Kenapa semakin hari semakin sakit? Haruskah gue berhenti sampai disini, tapi gimana sama semua perjuangan gue? Kenapa disaat gue berhasil dapetin lo, lo justru menghancurkan gue secara perlahan? Kenapa? Kenapa harus gue Lang? -Nindi.





***



C

inta. Sebuah kata yang mengandung bermacam makna. Menyimpan sejuta cerita menyakitan dibalik kebahagiaannya. Ternyata benar ada, namun memilukan.

Katakanlah Nindi adalah orang terbodoh sepanjang masa, bertahan hanya karna sebuah kata yang bahkan masih tabu maknanya yaitu cinta.

Apakah benar cinta itu indah?

Apakah benar cinta itu membawa kebahagiaan?

Benarkah semua omong kosong itu nyata?

Lalu, bagaimana dengan Nindi?

Ia bahkan tak merasakan keindahan cinta.

Ia bahkan tak tau apa cinta benar-benar membawa kebahagiaan,

Karna pada akhirnya cinta lah yang menjatuhkannya dalam jurang kehancuran.

Dengan patah hati yang terbesar yang pernah ia lalui.

Dengan derai air mata yang senantiasa menghiasi pipinya.

Dengan sebuah sayatan yang semakin lebar menghujam hatinya.

Jadi, apakah benar cinta itu nyata dengan kebahagian?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Hai. " sapa Gilang dengan begitu canggung. Ia tak bodoh dan tidak juga pura-pura tidak tau, raut wajah orang yang ada dihadapannya menggambarkan dengan jelas guratan kekecewaan yang nyata didepan matanya.

" Hai. " balasnya dengan suara yang parau.

" J-jadi ada apa lo. Eh, maksudnya kamu. Kenapa kamu ngajak ketemuan disini? " tanya Gilang yang seketika gugup.

Do You Think It Makes Sense?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang