Bab 2

750 51 1
                                    

"Hooh, kau ingin memilikinya. Ambil saja dia hanya sampah bekas bagiku. Dan asal kau tahu aku bisa saja mengambilnya darimu. Karena dia masih milikku. Dia hanya mencintaiku. Iya kan Kae ?"

Brian dengan sombongnya menarik tubuh Kaemon dari pelukan Aaron. Ia merasa sangat percaya diri jika Kaemon tetap mencintai dan memujanya seperti dulu. Ia lupa jika kehidupan orang bisa berputar seperti roda. Dan itu ditunjukkan Kaemon saat ini.

"Lepaskan !" Kaemon mengucapkannya dengan nada yang menakutkan hingga Brian reflek melepaskan cengkramannya di tubuh Kaemon.

Aaron segera menarik Kaemon kembali ke pelukannya dan meninggalkan Brian. Namun sebelum ia benar - benar berlalu dari hadapan Brian ia membisikkan sesuatu yang membuat Brian membelalakan matanya.

'Jika aku tahu kau masih mengganggu Kae, kau akan berhadapan denganku sang dark alastair'

.
.
.

"Kae, kau tak apa ?" Huan begitu khawatir saat Kae bertemu dengan lelaki yang pernah menyakiti hati Kae.

"Um, aku tak apa Huan. Aaron membantuku tadi." jawab Kae dengan senyum. Ia mendongak sedikit untuk menatap Aaron yang lebih tinggi satu kepala darinya.

"Terima kasih Aaron. Aku tak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tak ada di sampingku tadi." ucap Kae dengan senyum tulus.

'Deg

Aaron merasakan debaran jantungnya yang berubah langsung cepat dan keras saat melihat senyum Kae. Ia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Seperti dadanya teraliri air yang dingin namun sejuk. Dan seperti ada benang yang menarik kedua ujung bibirnya untuk selalu tersenyum.

"A-ah sama - sama Kae. A-aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa." Aaron langsung melesat pergi meninggalkan kedua laki - laki yang bingung dengan kelakuannya.

'Bodoh. Apa yang aku lakukan ? Dan kenapa aku bisa tergagap tadi. Aku seorang dark alastair pantang untuk memperlihatkan ketakutanku ataupun kelemahanku.' rutuk Aaron di sepanjang jalan menuju tempat yang tak sembarang orang mengetahuinya.

.
.
.

"Sial, kenapa Kae bisa bersama dengan seorang dark alastair ?" umpat Brian.

Brian yang sedari tadi hanya mengumpat tak jelas. Ia benar - benar kesal saat tahu mantan partner sexnya menolaknya dengan keangkuhan yang dulu tak dimiliki lelaki kecil tersebut.

Jujur, Brian terpesona dengan Kae yang berubah menjelma menjadi lelaki manis dan menggairahkan setelah 5 tahun lamanya tak bertemu.

"Apapun yang terjadi kau tetap milikku Kae. Persetan dengan dark alastair hina tersebut. Aku yang seorang light alastair lebih berkuasa di sini."

Senyum culas muncul diwajah rupawan Brian. Ia seperti seorang iblis yang sedang kelaparan sekarang.

.
.
.

Erekhteion, tempat para dark alastair bertemu dengan sesama anggota yang lain. Tempat yang cocok untuk mereka yang harus menyembunyikan identitasnya.

Tempat itu tak terlihat untuk manusia biasa. Tempat yang terselubungi kabut tebal dan hutan lebat yang mengerikan. Namun, tidak untuk Aaron.

Ia dengan mudahnya melewati hutan tersebut. Berdiri di depan gerbang bangunan tua yang sepertinya telah ditelantarkan.

"Aaron !" seru seseorang dari dalam gerbang tersebut.

"Hai Naeem." Aaron menanggapinya datar. Ia melanjutkan langkahnya memasuki gerbang dan melewati lahan kosong yang cukup luas.

Wajahnya datar tak menampilkan ekspresi apapun. Namun, tidak dengan hatinya. Ia masih merasa gelisah setelah pertemuannya dengan lelaki manis tadi.

Saat Aaron akan membuka pintu, seseorang dari dalam telah membuka pintu itu terlebih dahulu.

"Oh Aaron." lelaki bertubuh tegap dengan tinggi dua meter lebih menjulang di depan Aaron.

'Oh shit, kenapa aku harus bertemu dengan orang ini. Aku masih belum siap orang lain tahu keadaan hatiku saat ini.'

"Aku tahu apa yang kau pikirkan Aaron." ucap lelaki tinggi itu dengan seringaian. Dan itu membuat Aaron mengumpat secara langsung. Tidak dalam hati lagi.

"Jadi, lelaki seperti apa yang telah membuat Aaron seorang dark alastair terkejam ini menjadi risau, heh."

"Aku tak perlu menjelaskannya padamu Meshach. Ku yakin kau lebih tahu dari pada aku yang telah bertemu dengannya." Aaron sungguh ingin melenyapkan lelaki di hadapannya jika ia tak ingat siapa lelaki ini sebenarnya.

Ya, Meshach Reynand sang pemimpin dark alastair yang bisa membaca hati setiap orang. Mau orang berbohong seperti apapun di depannya itu tak akan berpengaruh padanya.

"Tapi bukankah lebih mengasyikan jika aku tahu dari ucapanmu secara langsung Aaron." ucap Meshach yang masih dengan seringaiannya. Dia memang seorang pemimpin. Tapi sifatnya sungguh jauh dari jabatannya. Ia lebih senang menggoda anggotanya atau mempermainkan mereka.

Aaron hanya menghela napasnya secara kasar. Ia sedang tak ingin bermain - main dengan orang menyebalkan. Ia mengacuhkan ucapan pemimpinnya dan melenggang pergi.

Namun, sebelum ia benar - benar masuk lebih dalam Meshach mengatakan hal yang membuatnya menegang.

"Setiap orang yang menarik perhatian para dark alastair akan menyandang baumu selama kau masih mengincarnya. Terutama untuk para dark alastair tingkat atas. Dan kuharap kau tak melupakan hal tersebut dan berakhir penyesalan untukmu." Meshach menghela napas sejenak untuk mengambil jeda.
"Aaron, kau tahu siapa dirimu. Dan apa yang akan terjadi padamu dan orang yang berharga untukmu. Demitrio masih dendam padamu."

Sial, Aaron melupakan lelaki gila yang selalu mengincarnya. Dia harus segera menyelesaikan misinya dan menghampiri Kaemon sebelum semua terlambat.

To be continued

A/n : saya kembali lagi dengan cerita yang gak tahu ada yang baca apa gak.
Tapi saya berharap ada yang baca karya saya. Yang saya tahu gaje dan amburadul dan sejenisnya.
Berharap ada yg mengkritik ataupun memberi saran. Karena saya yakin cerita saya banyak banget kurangnya.

See you next chapter minna ^ ^

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang