Bab 5

516 37 0
                                    

Kae mengerjapkan matanya. Berharap dapat segera melihat dengan jelas. Namun yang terlihat hanya gelap. Kae langsung bangun dengan panik. Tapi ia segera mengerang saat pening mendera kepalanya.

'Huan !'

Kae mencoba meraba - raba apapun disekitarnya. Berharap menemukan sahabatnya atau petunjuk dimana ia berada.

Tak perlu waktu lama. Hanya dalam sekejap Kae menyentuh sebuah lengan yang ukurannya tak jauh dengam miliknya. Ia yakin itu lengan Huan.

"Huan bangunlah. Bangunlah." ucap Kae dengan menarik - narik lengan Huan.

"5 menit lagi Kae." gumam Huan. Ia sepertinya tak dibius untuk pingsan. Melainkan untuk tidur. Apa bedanya ?

"Bangunlah. Kita dalam masalah Huan." ucap Kae sekali lagi dengan menarik lengan Huan lebih kuat dari sebelumnya.

Merasa tak mendapat respon dari Huan. Kae mencubit keras lengan Huan.

"Aw ! Sakit Kae. Kau ap-" belum selesai Huan berbicara Kae sudah menutup mulut Huan. Meski sedikit meleset ke hidung Huan.

"Sstt, kau jangan berisik Huan. Nanti mereka datang lagi."

"Mereka ? Mereka siapa Kae ? Dan ini kenapa gelap sekali ? Apa mati lampu di apartemenmu ?" tanya Huan.

Kae menepok jidatnya. Ia lupa kalau Huan saat bangun tidur pasti jadi bodoh. Dan melupakan hal yang telah terjadi sebelum ia tertidur.

"Tidak Huan. Ini bukan di apartemenku." jawab Kae. Ia hanya pasrah menunggu sahabatnya ini mengingat sendiri apa yang terjadi sebelumnya.

"Apa ini di tempatku ? Tapi kurasa bukan. Tempat tidurku tak sesempit ini. Dan ini keras sekali. Ohh bukankan kita di gudang toko. Pantas saja gelap." Huan masih belum sadar ternyata.

Kae hanya diam saja. Ia menghitung dalam hati 1...2...3

"Kae di-" belum sempat teriakan Huan selesai Kae kembali menutup mulutnya. Kali ini tak meleset. Karena ia telah mempersiapkan dulu sebelum Huan berteriak karena kesadarannya yang lambat.

"Sudah kubilang jangan teriak !" gertak Kae lirih. Huan mengangguk - anggukan kepalanya dan menyentuh tangan Kae untuk melepaskan bungkamannya.

"Aku lupa. Jadi kita sekarang ada dimana ?" kata Huan yang sekarang lebih lirih.

"Aki tak tahu Huan. Sebaiknya kita periksa tempat ini. Siapa tahu ada jalan keluar."

"Tapi kan gelap. Bagaimana bisa Kae ?" Huan bingung sekaligus panik sekarang.

Kae langsung memegang tangan Huan. "Kalau kita tak bisa melihat, kita masih bisa mendengar dan merasakan bukan ?" ujar Kae seraya menarik Huan untuk turun dari tempat keras tadi.

Huan mengangguk - angguk setuju. Meski Kae tak dapat melihatnya. Mereka berdua tetap berpegangan tangan dan mulai menuruni ranjang kecil tadi.

Kae dan Huan berjalan perlahan dengan satu tangan yang tetap bertautan dan tangan lain mencoba meraih apapun yang ada di depannya.

"Ini dindingnya !" seru Kae pelan. Huan yang berada disampingnya mencoba meraih ke depan. Berjaga - jaga agar tak menabrak benda apapun.

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang