Bab 3

661 47 7
                                    

Kaemon terbangun dengan mimpi buruk yang selalu ia alami. Namun, sepertinya ada yang sedikit berbeda sekarang.

"Ah, mimpi ini lagi. Tapi kenapa ada sesosok yang aku kenal tapi tak ku ketahui ?" gumam Kae sambil melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya.

Ia memang sedikit gelisah sejak bertemu dengan Aaron. Ia ingin menemuinya lagi. Tapi ia tak tahu harus kemana.

"Bodoh, seharusnya kemarin aku meminta nomor telepon atau kartu namanya." Kaemon mulai bermonolog dengan melakukan pekerjaan rutinitasnya.

"Aaarrghhh aku tak tahan. Siapa sebenarnya dia. Padahal aku baru sekali bertemu dengannya. Tapi kenapa aku sudah menggilainya seperti ini." teriak Kae dengan mengibas - ibaskan (?) sapu yang dipegangnya.

"Hah, lebih baik aku cepat mandi dan langsung pergi bekerja. Akan aku tanyakan pada Huan nanti."

Kae langsung menghilang dibalik pintu ruangan kecil yang bersebelahan dengan dapur mininya.

.
.
.

"Huan !!" seru Kae saat melihat sahabatnya tiba di tempat kerja mereka. Dan langsung memeluknya.

"Kkhae...ahkku...ttak...bbisssaahh...bbeerrnapass..." Huan memukul lemah punggung orang yang memeluknya dengan terlalu erat sekali (pemborosan kata ini -_- )

"Oops maaf Huan." ujar Kae seraya melepaskan pelukannya. Dan ia hanya tertawa tak berdosa melihat sahabatnya terbatuk - batuk akibat ulahnya.

"Tumben kau memelukku. Ada apa ?" ucap Huan setelah mengatur napasnya.

"Huan... Kau tahu dimana kita bisa bertemu dengan malaikat tampan lagi ?" rengek Kae. Ia hanya akan menujukkan sikap manjanya ini pada sahabatnya dan seseorang yang dulu pernah istimewa dihatinya. Jika didepan orang lain, Kae akan bersikap tenang. Karena ia tak mau orang lain mengetahui kelemahannya.

"Huh, malaikat tampan ?" Huan terlihat bingung dengan ucapan Kae. "Maksudmu siapa Kae ?"

"Oh ayolah Huan, kau tak mungkin melupakan lelaki sempurna yang kemarin kita temui di cafe Alcander kan ?"

Setelah mendengarkan Kae, Huan tersenyum. Namun, bukan senyum bersahabat. Ia ingin menggoda sahabatnya. Sudah lama ia tak menggodanya.

"Oh, apa yang kau maksud Brian Archelaus ? Ya, dia memang malaikat tampan, lelaku yang sempurna."

"Hah !!! Bukan dia bodoh. Kenapa harus dia. Dia itu hanya bajingan brengsek yang harusnya di lenyapkan dari dunia ini dan dilempar ke sebuah tong sampah yang penuh dengan ulat belitung dan serangga menjijikan lainnya. Lalu disiram dengan air kotoran bekas memandikan hewan ternak..."

Huan menutup mulut sahabatnya dengan tangannya. Karena ia tahu Kae tak akan berhenti dengan imajinasinya sebelum ia puas. Ini yang ada Huan yang merasa jengkel. Bukan Kae.

"Kae, jika kau bisa berimajinasi seburuk itu kenapa kau mau dengan..."

"Hei, kalian ini cepatlah bekerja. Jangan bergosip terus. Ini masih pagi." gertak seorang lelaki tambun dengan kepala botak memotong ucapan Huan.

Kae dan Huan yang tersentak langsung berlari ke tempat kerja mereka. Kae pergi ke tempat etalase yang dipenuhi dengan bermacam - macam jenis jam tangan lelaki untuk membersihkan kaca etalase. Sedangkan Huan langsung pergi ke tempat berbagai jenis topi yang seperti tertempel di dinding.

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang