Bab 18

357 24 2
                                    

"Hai Ache."

"Berhentilah memanggilku dengan nama itu Demitrio. Atau harus kupanggil kau Danish." geram Aaron pada Demitrio atau lebih tepatnya pada Danish.

"Demitrio sudah lama mati di tanganku Ache. Aku Danish kekasihmu." ucap Danish dengan santai.

"Apa yang terjadi padamu Danish ? Kenapa kau masih bisa hidup hingga sekarang tanpa menua sedikitpun ?"

"Aku ? Aku menjual jiwaku pada iblis untuk menemukanmu. Untuk membalas mereka yang telah menghancurkanmu Ache. Tapi saat ku tahu kau berpaling ke Ares aku murka. Dan yah aku jadi seorang alastor sekarang."

"Kau salah satu dari mereka yang menghancurkanku Danish." ucap Aaron tajam.

Danish membeku saat mendengarnya. Ia memang tak bisa menampik jika dulu karena dialah Aaron tersiksa.

"Tapi kau tahu kan Ache. Aku dibohongi." bela Danish.

"Dan harusnya kau lebih dari tahu jika aku tak mungkin melakukan pencurian itu."

Danish menggigit bibirnya. Ia memang menyesal dulu. Benar-benar menyesal. Ia terlalu shock dan kalut saat satu-satunya benda yang mengingatkannya pada sang mendiang ibunya hilang dan ada pada Aaron. Ia dengan mudahnya memaki Aaron tanpa mau mendengar pembelaannya. Dan saat ia tahu kebenarannya ia terlambat. Aaron telah hancur dan lenyap.

"Maka dari itu aku rela memberikan apapun asal bisa menebus kesalahanku dulu. Dan bisa bersamamu lagi Ache."

Aaron menghela napasnya untuk mengurangi rasa nyeri di dadanya.

"Semuanya sudah tak lagi sama Danish. Sekarang dan dulu berbeda. Aku tak lagi mencintaimu. Di hatiku kini hanya ada satu nama. Seorang lelaki mungil yang teramat manis dan rapuh." ucap Aaron yang kini suaranya sedikit melembut.

Tapi berbeda dengan Danish saat mendengarnya. Ia langsung marah dan menarik rambut berantakan Aaron.

"Tidak. Kau hanya milikku Ache. Bukan yang lain." geram Danish dan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Aaron. Ia mulai melumatnya dengan kasar. Sedang Aaron hanya diam tak merespon. Ia tak mungkin bisa menghindari ataupun mengelaknya.

Danish mendecih saat ia lelah dengan usahanya untuk membangkitkan gairah Aaron. Aaron sama sekali tak merespon ciumannya meski ia telah mencumbunya dengan panas dan membelai setiap tempat sensitive Aaron.

Aaron benar-benar keras kepala.

"Akan kupastikan jika kau hanya jadi milikku Ache."

Setelah mengatakan hal itu Danish meninggalkan Aaron sendiri. Untuk merasakan rasa sakit di dadanya yang semakin menjadi.

.
.
.

"Apa tidak ada cara lain lagi ?" Kae memandang sang ketua dark alastair dengan pandangan putus asa. Yang dipandang hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku tak akan sanggup melakukannya, Meshach." ucap Kae lirih.

"Kau lebih sanggup melihatnya menderita dalam kegelapan, kehilangan seluruh jiwanya ?"

Kae menggigit bibir bawahnya dan menggeleng.

"Jadi kau tahu apa yang harus kau lakukan, Kae."

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang