Bab 11

412 28 0
                                    

"Apa yang kau lakukan wanita jalang ?" teriak seorang lelaki dengan aura iblis yang kuat. Ia berjalan menghampiri Nancy dan langsung menghempaskan tubuhnya ke dinding.

"Ouchh, apa yang kau lakukan padaku Demi ? Aku hanya sedang menikmati masa lalu kami. Kenapa kau malah menyakitiku bukanya dia." cecar Nancy dan menunjuk ke arah Kae dengan penuh kemarahan.

"Diam kau wanita jalang ! Siapa yang menyuruhmu untuk menyentuhnya hah ?" Demitrio kembali menarik tubuh Nancy hanya untuk dibanting ke dinding di sisi lainnya.

"De-Demi kenapa kau menyakiti wanitamu heh ?" Nancy mencoba berdiri. Ia berjalan pelan menghampiri Demitrio.

"Diam disitu jangan mendekat. Kau bukan lagi wanitaku. Urusanku denganmu selesai. Sekarang urusanku dengan adikmu."

"Apa yang kau maksud ? Kau bilang kau mencintaiku Demi ?"

"Hah mencintaimu ? Bermimpilah dasar wanita jalang. Kau tahu betul maksudku. Sekarang enyahlah dari hadapanku atau kau akan mati." Demitrio kembali melangkah menghampiri Kae yang sedang memggigil ketakutan. Ia menyembunyikan wajahnya diantara lututnya yang ditekuk.

"Ini semua gara - gara kau. Kenapa kau selalu menghancurkan kebahagiaanku dasar lelaki hina." Nancy berteriak marah serta berlari kearah tempat Kae dengan pisau yang siap ia tancapkan pada tubuh Kae. Tapi sebelum Nanncy dapat menyentuh Kae, Demitrio menghempaskan kembali tubuh Nancy. Kali ini dengan kekuatannya.

"Sudah kubilang enyah dari hadapanku. Kau mau mati heh ? Akan kuberi jika itu maumu wanita jalang." ucap Demitrio dan berjalan mendekati tubuh Nancy yang meringkuk kesakitan.

Demitrio mengambil pisau yang ada di tangan Nancy. Ia  membelai wajah Nancy dengan pisau itu.

"Kau sebenarnya cukup cantik, tapi kau tak semenggairahkan adikmu. Dan lagi, kau murahan." ucap Demitrio diiringi dengan gerakakan tangannya yang menancapkan pisau itu ke jantung Nancy.

Terdengar teriakan pilu dan darah yang mulai merembes keluar.

Demitrio mengelap tangannya yang terkena darah kebaju Nancy yang kini tak bernyawa lagi. Ia kembali menghampiri Kae yang sepertinya tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

"Tolong jangan sakiti aku, aku mohon kak jangan." gumam Kae dengan air mata yang masih mengalir saat Demitrio menyentuh tubuhnya.

"Hei, aku tak akan menyakitimu. Aku melindungimu. Lihat dia sudah tak bisa bergerak lagi. Dia tak akan bisa menyakitimu lagi." ucap Demitrio dengan menegakkan tubuh Kae. Ia tersenyum menenangkan. Ia membelai lembut rambut Kae.

Kae mengangkat wajahnya untuk memandang siapa penyelamatnya. Ia melihat Demitrio tersenyum ramah. Dan saat itu ia sadar dari ketakutannya.

"Oh tidak ! Apa yang kau lakukan disini ?"

"Sepertinya kau sudah sadar."

"Dimana Nancy ?" Kae melihat keseluruh ruangan. Dan pandangannya berhenti saat melihat tubuh yang tergeletak tak bergerak dengan darah yang mengotori baju bagian dadanya.

Kae menatap horor mayat tersebut. Ia menutup mulutnya saat ia kembali memandang lelaki di depannya. Kali ini ia pasti akan mati.

"Hei, kau tak perlu setakut itu padaku. Aku tak akan menyakitimu. Aku hanya ingin melakukan satu hal denganmu." ucap Demitrio dengan membelai wajah Kae.

Demitrio memegang kedua pipi Kae agar Kae menatap matanya.

Saat tatapan Kae bertemu dengan mata Demitrio yang sudah berubah merah kelam. Rentetan memori masa lalunya terputar di hadapannya. Dan semua itu berhenti dimana ia pertama kali bertemu dengan Aaron. Dilanjutkan dengan penculikkan dan penyelamatan oleh Aaron. Semuanya tiba - tiba menghilang dan hanya ada kegelapan yang ada saat ini.

Kae ambruk ke depan yang langsung ditangkan Demitrio yang tersenyum penuh kemenangan.

"Kali ini kau benar - benar akan menderita dark hunter sialan." ucap Demitrio dengan membelai punggung Kae. Ia menoleh ke arah Marvin yang sejak tadi hanya diam menonton. "Ahh, aku hampir melupakanmu Marvin. Aku tahu kau tergoda dengan tubuh ini. Seharusnya aku menghukummu juga yang membiarkan wanita jalang itu berbuat sesuka hatinya. Tapi kali ini kau beruntung aku masih membutuhkanmu untuk mengembalikan lelaki ini ke tempatnya."

Marvin yang sedari tadi sedikit tegang kini merasa lega. Ia mungkin memang iblis yang kuat. Tapi lelaki didepannya bukan tandingannya selama lelaki ini memegang tahta tersebut.

"Tapi ingat jangan berani - berani mencumbunya. Atau kau akan terima akibatnya." sambung Demitrio yang meletakan tubuh Kae.

Demitrio meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan kemenangan yang ia tunggu - tunggu. Hanya tinggal satu langkah lagi untuk menghancurkan mereka.

.
.
.

"

Aku sudah menemukan tempatnya." ucap lelaki di depan mereka.

"Dimana ?" tanya Aaron tak sabar.

"Dia sudah diantar kembali ke tempatnya."

"Maksudmu apartemen Kae ?" tanya Huan. Ia sedikit tak mengerti dengan ucapan lelaki didepannya. Lelaki tersebut hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kalau begitu ayo cepat pergi. Akan kuhajar siapapun yang berani menyentuh Kae." geram Aaron sambil langsung berdiri. Saat ia akan melangkah gerakannya terhenti oleh perkataan lelaki di depannya.

"Kuharap kau tak kecewa dengan apa yang terjadi padanya. Jika dia benar - benar mencintaimu dia akan kembali padamu apapun yang terjadi."

Mereka tak paham apa yang dikatakan oleh peramal tersebut. Saat akan bertanya peramal tersebut telah menghilang. Begitu juga tempat mereka yang semula berada dalam sebuah ruangan kini berubah menjadi di tengah hutan. Dikelilingi pohon - pohon besar.

"Pikirkan itu nanti. Sekarang kita harus secepatnya menemui Kae." ucap Huan menyadarkan mereka semua. Sepertinya kali ini Huan sedang dalam kondisi terbaik hingga ia tak mengalami kebodohan sementara yang setiap kali menyerangnya saat keadaan tiba - tiba berubah.

Mereka bertiga mengangguk lalu segera melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut.

Kali ini mereka tak membutuhkan waktu yang lama. Karena mereka bisa mengeluarkan sedikit kekuatan mereka. Mereka yakin Kae baik - baik saja jika ia sudah kembali ke apartemennya.

Aaron yang paling awal melangkah saat mereka sampai di depan pintu apartemen Kae. Ia langsung membuka pintu yang tak terkunci tersebut. Dan langsung melangkah masuk untuk segera menemui Kae.

"Kae !" ucap Aaron pelan dan langsung memeluk Kar dengan erat. Ia lega Kae tak terluka, meski ada bekas goresan tipis di pipinya.

"Siapa kau ?"

To be continued

A/n : ...

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang